Hijaber 5

6.5K 351 2
                                    

Happy Reading ❤

Sepulangnya dari sekolah, Naya ingin mengunjungi rumah Ara dikarenakan ada tugas kelompok. Sebenarnya Naya tidak berdua saja, masih ada beberapa temannya yang akan bergabung untuk mengerjakan tugas.

Rumah Ara sangat sepi, hanya ada pembantu rumah tangga dan Eza saja, hanya saja Eza berada di kamarnya, mungkin untuk beristirahat. Naya bersyukur Eza tidak ada didekatnya saat ini, cowok itu bisa mematikan lawannya hanya melalui tatap matanya dan Naya takut itu.

"Ra, kak Eza mana, kok nggak kelihatan?" tanya gadis yang memakai hijab berwarna hitam. Seingat Naya namanya Aisyah.

"Di kamar mungkin," jawab Ara singkat dengan mengedikkan bahunya.

Kelompok mereka beranggotakan lima orang, dan yang bekerja hanya Naya, Ara, dan Aisyah, sedangkan dua cowok sedang bermain game. Sangat menyebalkan, disaat yang lain sibuk mencari materi, dua cowok itu malah sibuk dengan permainannya, padahal mereka juga akan mendapatkan nilai.

Berkali-kali Naya menegur keduanya, tapi tidak dihiraukan sama sekali, membuat Naya semakin kesal. Satu ide melintas dipikirannya, ia akan mengancam dua cowok itu.

"Kalau kalian nggak mau kerja, yaudah aku nggak mau kerjain juga," ancamnya.

"Ara, Aisyah nggak usah dikerjain lagi. Enak mereka nggak kerjain tapi dapat nilai," sambung Naya dengan emosi yang siap meletup.

Sontak kedua gadis itu menghentikan aktivitasnya. Keadaan menjadi hening. kedua cowok itu juga meletakkan benda pipihnya di atas meja dan langsung mengambil alih pekerjakan Ara dan Aisyah.

"Diancam aja baru mau bergerak!" seru Naya dengan kesal.

"Game-nya seru, Nay," celetuk salah satu cowok dengan kacamata yang bertengger ditulang hidungnya, diketahui bernama Kelvin.

"Benar, Nay. Jadi kita pause deh game-nya," sambung Tio membenarkan ucapan Kelvin.

"Yaudah, Aku, Ara sama Aisyah juga main, jadi tugasnya nggak usah dikerjakan!" tegas Naya dengan raut wajah yang sangat kesal.

"Eh, jangan gitu dong. Ayo kita kerjain bareng-bareng," bujuk Kelvin kepada Naya yang sedang kesal. Sedangkan, Ara dan Aisyah hanya cekikikan melihat Naya memarahi kedua cowok itu.

"Nah, gitu dong, jangan tahunya terima beres tanpa mau kerja keras."

Kelimanya fokus dengan pekerjaan mereka masing-masing, tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang sedang mengintai mereka. Naya yang merasa sedang diperhatikan oleh seseorang segera melihatnya, memastikan apakah hanya perasaannya ataukah memang ada yang memperhatikannya.

Ternyata dugaannya benar, di sana ada seorang cowok berahang tegas sedang melihat ke arahnya. Bukan hanya ke arah Naya, lebih tepatnya ke arahnya dan juga teman-temannya. Ya, orang itu adalah Eza si cowok cuek dan arogan.

Naya menundukkan pandangannya saat sepersekian detik pandangan mereka bertemu. Naya mengucap kalimat istigfar sebanyak-banyaknya di dalam hati, seraya memejamkan mata.

"Nay, kamu kenapa?" tanya Aisyah bingung. Ara, Kelvin dan Tio juga memperhatikan Naya yang sedang memejamkan mata.

"Ngg—nggak papa kok." Naya salah tingkah dan pipinya pun memerah.

Aisyah, Naya, Tio dan Kelvin pamit pulang setelah pekerjaan mereka selesai. Naya akan pulang bersama Aisyah sedangkan Tio bersama dengan Kelvin.

Dari SMP sampai sekarang, Naya dilarang menggunakan kendaran karena belum memiliki Surat Izin Mengemudi. Itu alasan mengapa Naya selalu diantar jemput oleh papanya, tapi tak masalah bagi Naya, ia juga takut terjadi apa-apa di jalan. Trauma saat ia tertabrak pun masih terbayang-bayang sampai saat ini.

Hijaber [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang