Lapangan SMA Nusa Bakti pagi ini telah dipenuhi oleh siswa-siswi kelas XII yang didampingi oleh orang tuanya. Senyuman tercetak manis di bibir mereka. Rasa bahagia menghampiri mereka, namun bahagia itu akan berubah menjadi sedih kala mereka harus berpisah dengan teman-teman ataupun guru yang telah mengajari banyak hal kepada mereka.
Cowok yang menjabat sebagai ketua osis itu tengah sibuk dengan kegiatannya. Tuxedo berwarna hitam dan kemeja putih dengan celana kain yang berwarna senada serta dasi yang menggantung di leher jenjangnya membuat siapa saja terpesona saat melihatnya.
Saat yang lainnya sibuk merias diri, namun Naya tengah sibuk memperhatikan setiap gerak-gerik ketua osis itu. Ia terpesona melihat penampilan cowok itu.
"Ngapain kamu lihatin Eza?" tanya seseorang membuatnya terkejut, ia memalingkan wajahnya seraya menelan salivanya susah payah. Naya salah tingkah karena ketahuan sedang memperhatikan Eza, jujur Naya merasa malu sekaligus takut yang menyelimuti dirinya, pasalnya orang yang menegurnya adalah cewek yang pernah keningnya dicium oleh Eza.
"Emm...." Naya mencari alasan untuk mengelak, namun tak ada satu alasan pun yang ia dapatkan.
"Oiya, aku harus pergi soalnya tadi aku dipanggil sama kak Relli," ucap Naya yang jelas berbohong.
"Aku nggak nyangka kalau kamu bisa bohong. Padahal kamu cewek yang paling benar di kelas."
Naya tidak bisa mengelak lagi jika seperti ini, ia akan merasa bersalah jika berbohong lagi. Naya memejamkan matanya sejenak mencari ketenangan.
"Oke, aku jujur. Emang aku lagi lihatin dia, tapi bukan karena apa-apa. Suer." Jari telunjuk dan jari tengahnya memebentuk huruf V.
"Ngomong gitu aja susah."
Naya bernapas lega, akhirnya Billa si cewek yang memergokinya tengah memperhatikan Eza telah pergi. Namun, Naya bingung mengapa ia bisa berada di sini, apakah ia mendapatkan tugas mengisi acara.
Naya mengenyahkan pikirannya, ia tak mau ambil pusing dengan keberadaan Billa. Kemudian Naya bersiap-siap merias diri agar penempilannya lebih memukau, tak lupa juga melatih suaranya.
Saat Naya sedang sibuk merias wajah, tiba-tiba suara seseorang mengagetkannya, dengan gerakan cepat ia menoleh ke asal suara. Ia begitu terkejut saat melihat cowok tersebut. Naya rasa jantungnya akan copot bila ia tak dapat menetralisir degup jantungnya yang tak karuan.
"Siap-siap bentar lagi acara dimulai."
Naya menelan salivanya susah payah saat mendengar suaranya. Entah mengapa dirinya juga merasa bingung dengan perasaannya.
"Astagfirullah," ucap Naya pelan nyaris terdengar seperti bisikan, tapi mampu didengar oleh cowok yang menyuruhnya untuk bersiap-siap.
"Emangnya aku setan, sampai-sampai buat kamu istigfar?" tanyanya dengan menaikkan alisnya sebelah kiri.
"Em .... maaf, bukan begitu, Za," ujuarnya sehati-hati mungkin.
"Yaudah, buruan," pinta Eza dan langsung mendapat anggukan dari Naya.
Vote and comment guys ....
Lanjut?
Tidak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijaber [SEGERA TERBIT]
SpiritualJika merelakan adalah cara terbaik, maka akan aku lakukan meskipun usahaku tak mendapatkan hasil yang terbaik untuk memilikimu. Jika kamu bukan jodohku, lantas aku bisa apa? Kehendak Allah SWT. tak akan pernah ada yang bisa menolaknya.