16.

7.8K 520 37
                                    

Happy Reading.
Vote Please!
-------------------------

Author Pov

Pagi ini Taehyung dengan keadaan terpaksa meliburkan dirinya karena acara muntah paginya di kamar mandi, padahal berkas pengajuan proposal sangat banyak yang perlu ia tandai tangani. Kepalanya pening, perutnya mual, badannya lemas, suaranya terasa habis dan dari segi jalannya seperti orang mabuk. Jihyo yang mendengar suara muntah Taehyung langsung menjeda acara masaknya di dapur. Kejadian ini sudah terjadi seminggu, bahkan bulan madu mereka harus di undur dulu.

Jihyo mengurut tengkuk Taehyung telaten, sedangkan Taehyung, ia malah gencar memuntahkan isi perutnya. "Maafkan aku, harusnya aku saja yang mengalami ini, Tae."

Taehyung menggeleng sambil meletakkan tangan Jihyo di jidatnya. "Ini sudah menjadi konsekuensinya, Sayang," " Lagi pula ini juga ulahku yang membuatmu hamil."

Jihyo tersenyum sendu lalu mengecup kening Taehyung lama, dan setelahnya mulai menuntun Taehyung menuju ranjang.

Taehyung memperhatikan gerakan istrinya yang mengambil minyak di kotak P3K. Betapa beruntungnya ia memiliki Jihyo? Wanita yang pernah ia caci maki, hina, dan ia kasari kini menjadi pendamping hidupnya.

Mulai sekarang ia harus pandai-pandai bersyukur.

"Duduk di sini, Tae." Jihyo mengintrupsi Taehyung untuk duduk di depannya. Tapi bukannya duduk, ia malah merebahkan kepalanya di paha Jihyo. "Aku ingin di sini, Ma."

Jihyo mengangguk, dengan telaten ia mengusap perut Taehyung dengan minyak angin agar mualnya sedikit reda, lalu pindah ke kepala. Taehyung memejamkan matanya menikmati sensasi setiap pijatan istrinya, sesekali ia mengusap perut Jihyo yang mulai membuncit.

"Tae, tanganmu!" Jihyo kaget saat tangan Taehyung mengusap dada sekalnya. Jujur saja, dada Jihyo semenjak hamil ini sering nyeri, maka dari itu ia melarang Taehyung untuk menyentuh dan sekarang malah diulang lagi.

"Tapi ini keinginan baby untuk menyentuh susumu, Sayang." ujar Taehyung, sambil memperhalus usapannya.

"Baby atau otak mesummu, Kim cabul?!" Taehyung mencebikan bibir bawahnya merajuk. Oh Ayolah, Kim Cabul? Itu terdengar seperti pedofil.

"Dua-duanya," final Taehyung.

"Jangan keras-keras seperti waktu itu, Tae!" tegas Jihyo lalu mencondongkan dadanya pada Taehyung.

Tak sia-sia berakting. Batin Taehyung.

Taehyung tidak membuka baju Jihyo, hanya dari luar baju saja ia mengecup nya dan ditambah sedikit remasan mungkin.

Jihyo meringis ngilu saat tangan suaminya meremat kasar, Taehyung hanya cekikikan dan menduselkan kepalanya ke perut Jihyo.
"Apa Papa menyakiti Mamamu, Sayang?" gumam Taehyung di depan perut Jihyo.

"Tae, perutku keram kau tindih dengan kepalamu." lirih Jihyo, sambil mengusak surai basah Taehyung akibat keringat tadi.

Taehyung mendudukkan dirinya di depan Jihyo, menatap mata abu itu lekat. "Semenjak bertemu dirimu, aku baru pernah merasakan cintai yang sesungguhnya." Jihyo tersenyum mendengarnya.

"Aku cinta pertamamu?" Taehyung mengangguk.

"Dulu banyak yang mengatakan bahwa aku tak pantas bersanding denganmu, kau tau?" Taehyung mengerenyit saat Jihyo berujar seperti itu.

"Siapa yang mengatakan?" Rahang tegas Taehyung terlihat mengeras sambil meremat bahu Jihyo.

"Hey, itu dulu. Bukankah sekarang aku sudah hak paten milikmu? Dan aku wajarkah mereka mengatainya seperti itu karena sifatku yang tidak bisa dikatakan baik." Jihyo membelai rahang tegas Taehyung.

My Sexy Teacher [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang