Bonus [1]

5.4K 373 37
                                    

Author POV.

Jungbim menggegam tangan Jungra masuk ke dalam rumah megahnya, ia tersenyum lebar kala keluarganya menyambut dengan sebuah pelukan hangat. Menggiring kekasihnya untuk duduk di salah satu sofa besar di ruang tamu.

"Kalian makin dekat saja meski lewat hubungan jarak jauh." kekeh Jungkook, ikut duduk bersandar sambil memangku buah hati ketiganya dengan aura bahagia.

"Jadi ini dia adik kecilku?" Jungbim melepas halus tautan tangannya dengan Jungra, lalu mendekat kepada sang Daddy yang menggendong bayi mungil di tangan kekarnya.

Jungbim hanya mendengar kabar saja waktu tinggal di luar negeri bahwa Mommy-nya mengandung dan melahirkan adik kecilnya ini. Karena sibuk dengan kuliah dan skripsi agar bisa sidang lebih cepat mau tak mau waktu untuk pulang ke tanah kelahirannya jadi harus ditunda dulu karena hal itu. Lalu sekarang ini, ia sudah benar-benar real lulus dari universitas di Jerman.

"Mom?" Eunha menoleh saat Jungra berbisik di telinga kirinya. Lalu, mengangkat sata alisnya mengkode bertanya ada apa.

"Apa melahirkan itu susah?" bisik Jungra pelan. Ia penasaran, bagaiman bisa Mommy-nya ini kuat melahirkan tiga anak? Ya, meski ia tahu jarak mereka semua jauh-jauhan. Tapi tetep saja rasa penasaran itu pasti ada.

Mamanya di rumah disuruh buat anak lagi saja tidak mau, dan dari itu ia jadi anak tunggal sampai saat ini.

Eunha tersenyum misterius setelah mendengar suara lirih ponakannya yang sebentar lagi akan menjadi menantu di keluarganya.

"Sudah siap hamil, Sayang?" "Umurmu terlihat sudah pas untuk ukuran wanita yang akan menikah." ujar Eunha, sengaja sekali intonasinya sedikit ia tinggikan agar mengundang tatapan ingin tahu dari anak dan suaminya.

Sedangkan Jungra hanya mengerejap bingung, dan setelahnya ia kembali dalam mode sadar.

"Kau sudah siap dengan adanya baby, Sayang?" celetuk Jungbim dengan senyum plumnya.

"Kau mau memberi Daddy dan Mommy cucu, Girl?" Dan ini Jungkook yang sedikit shock.

Pertanyaan sedikit bertubi itu entah kenapa membuat Jungra mendengus kesal. Oh, Ayolah. Dia itu belum lulus sidang dan niat menikah itu belum ada terbesit di otaknya. Dan kini ia hanya bertanya, okay? Bukan ingin memberi keturunan.

"Mommy, i'am just asking..."  Jungra memanyunkan bibir tipisnya.

Jungbim hanya menahan gemasnya agar tidak melumat bibir bak pisau itu.

"Baiklah, ke kamar saja dulu kalau begitu. Mau menyelesaikan masalah rumah tangga yang sedikit melilit.." Jungbim menarik Jungra ke kamarnya, tapi sebelum itu ia membubuhkan ciuman di wajah imut adiknya hingga menggeliat terganggu.

"Dasar anak micin, belum sah sudah main ke kamar dan mengaku masalah rumah tangga pula." ujar Jungkook, lalu menyerahkan si bungsu kepada istrinya.

"Tolong itu ada kaca besar di sana!" seru Eunha, lalu berlalu ke kamar dengan bayi di gendongannya.






°°°








Jungbim sengaja toples di depan Jungra yang hanya menatapnya datar, tidak ada rasa kagum meski perut kekasihnya memiliki roti sobek-sobek.

Yang Jungra inginkan saat ini hanya pulang lalu menyelesaikan skripsinya. Ia ingin merevisi hasil kerjanya seperti kata dosennya di kampus tadi. Berusaha sebisa mungkin untuk sidang tahun depan.

"Sampai saat ini kau belum sidang itu bagaimana ceritanya, hm??" Jungbim menangkap pipi chubby Jungra pelan sambil diunyel-unyel.

"Aku tidak begitu pandai membuat skripsi, dan sekalinya buat skripsi pasti aku langsung dicoret dan ditolak oleh dosen pembimbing."

My Sexy Teacher [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang