Dylan hilang. Sudah seminggu aku tidak melihatnya, dan dia tidak mengabariku. Telepon dan sms ku tidak dihiraukannya, orang-orangnya tidak mengizinkanku masuk ke dalam rumahnya, dan aku tidak memiliki keberanian yang cukup untuk meminta Bapak dan Ibu untuk menanyakan keberadaan Dylan kepada Mr. McKenzy. Mr. Potter, guru konseling kami, ikut mencari Dylan karena ia tiba-tiba saja menghilang. Aku tidak bisa menemukannya dimana pun. Di sekolah, di club house, di rumahnya.
Terakhir kali, aku mengantarnya pulang sehabis dari rumah Papa. Seperti biasa, dia tidak mengeluarkan banyak suara. Dia bahkan keluar dari mobil tanpa salam perpisahan atau apapun itu. Dan jangan berpikir kalau aku belum mengunjungi rumah Papa untuk mencarinya, Papa juga tidak mengetahui dimana keberadaan Dylan. Dia bahkan tidak memiliki kontak apapun yang bisa digunakannya untuk menghubungi Dylan.
Aku mulai mempertanyakan apakah dia bersungguh-sungguh dengan perkataannya pada malam itu. Karena kini dia hilang, semuanya berjalan seperti biasa. Tidak ada guru yang mencarinya, tidak ada yang mempertanyakan keberadaannya, semua orang-orang di sekelilingku berperilaku layaknya hari biasa. Mungkin itu semua terjadi karena Dylan tidak terlalu berpengaruh di dalam hidup mereka, atau itu semua sengaja dilakukan Dylan karena tidak semua orang dapat memasuki dunianya. Mereka semua berperilaku biasa saja, sama seperti aku sebelum ada Dylan. Aku bahkan tidak menyadari keberadaannya pada saat itu, tidak pernah melihat atau berbicara dengannya sekali pun.
Dylan, tidak tahu kah kamu bahwa kini semuanya berbeda?
Dulu aku tidak pernah memperhatikan seisi kelas kimia, atau sekedar melirik ke arah bangku paling pojok belakang itu, kini aku selalu terfokus pada 1 bangku yang selalu kamu tempati. Dulu juga aku tidak pernah menatap ke bagian atas suatu bangunan sesering ini, karena dulu aku belum tahu betapa kamu suka menyendiri memikirkan bagaimana alam semesta bekerja dari ketinggian. Kini aku lebih suka menonton film-film dokumenter mengenai alam di channel kesukaanmu, karena aku ingin seimbang, aku ingin berada di level yang sama denganmu, agar kamu tidak perlu lagi mencari orang lain untuk diajak berbicara mengenai fakta-fakta sains yang kamu dapat dari film-film itu.
Dylan, kemarin aku membaca majalah yang isinya tentang berbagai macam makanan olahan kentang. Aku tahu kamu suka kentang, aku mau belajar mengolahnya agar kamu tidak hanya memakan kentang yang diolah begitu-gitu saja. Aku juga belajar mengolah teh hijau, aku tahu kamu suka. Kamu tahu kalau aku juga suka kamu? Tidak, aku juga mencintaimu. Apa kamu bersungguh-sungguh dengan perkataanmu malam itu?
Dylan, kamu meninggalkan bekas ciuman di leherku. Tidak terlalu merah, namun aku bisa melihat perbedaan warnanya. Hanya 1, bekas gigitan nyamuk pun lebih merah dibanding bekas ciumanmu. Satu setengah hari, dan bekasnya hilang. Sama seperti kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masochist (gxg)
RomanceTidak peduli apa yang telah dia katakan padaku. Tidak peduli apa yang telah dia lakukan padaku. Yang ku tahu hanyalah, aku menginginkannya terus begitu. Aku, tidak ingin dia berhenti. [Cerita Lanjutan dari Is It a Wrong Love]