Surat itu dari Dylan.
Sampai detik ini aku masih menyimpannya.
Aku menghapal setiap katanya. Bukan sengaja. Itu karena aku membaca suratnya hampir setiap malam selama bertahun-tahun.
78%. Itu artinya hanya 22% keyakinan hatinya padaku.
Dylan, dia tetap tidak terbaca.
Ku pikir aku bisa menolongnya,
Ku pikir aku bisa memulihkannya,
Aku salah.Tidak semua orang menginginkan bantuan, tidak semua orang ingin pulih, dan tidak semua orang dapat dipulihkan.
Bagaimana dengan Dylan?
Dia membutuhkan pertolongan. Tentu dia menginginkan bantuan.
Entah apakah dia ingin dipulihkan atau tidak,
Mungkin hingga saat ini dia masih menyalahkan dirinya atas apa yang sudah terjadi.
Pada saat terakhir kali bertemu dengannya, aku ingin meneriakkan “DYLAN KAMU KENAPA, BERENGSEK?”
Kali ini tidak lagi.
Aku ingin memeluknya hangat. Membisikkan dengan lembut, “Dylan, ini bukan salahmu.”
Kalau saja aku tahu itu adalah hari terakhir kami bertemu, aku akan memberi tahunya bahwa aku tidak pernah menganggapnya remeh.
Bahwa pada beberapa momen, hanya ada dia.
Dylan, jika saja kamu memberiku waktu lebih dan menyadarkanku lebih cepat,
Maka tidak akan ada cerita ini.
Tidak akan ada luka baru yang ku goreskan di hatimu.
Dan tidak akan ada luka yang kau goreskan di hatiku.
Dylan, kita dipertemukan untuk menggores luka.
Aku menyukainya.
Bahkan bila harus hancur raga dan jiwaku, aku mau.
Asal kamu yang memberikanku luka itu.
Hanya kamu yang bisa membuatku merasa seperti ini.
Aku menahan sakitnya selama tahunan, tapi aku menyukainya Dylan.
Aku tidak ingin berhenti.
Aku ingin terus merasakan sensasinya.
Semua ini membuatku kembali ke masa-masa dimana kamu dan aku, dua anak pecinta sains, dibodohi oleh cinta.
An : 3 bagian sudah di update. Sisa 1 lagi, epilog. Saya harap kalian siap (:
KAMU SEDANG MEMBACA
Masochist (gxg)
RomanceTidak peduli apa yang telah dia katakan padaku. Tidak peduli apa yang telah dia lakukan padaku. Yang ku tahu hanyalah, aku menginginkannya terus begitu. Aku, tidak ingin dia berhenti. [Cerita Lanjutan dari Is It a Wrong Love]