Dylana McKenzy adalah seorang bajingan.
Ya, kalian membacanya dengan benar. Dylana McKenzy adalah seorang bajingan.
Hari ini adalah pertama kalinya aku bertemu dengannya dalam beberapa tahun terakhir.
Beberapa hal masih tidak berubah dari nya.
Dia masih tidak memperhatikan orang yang berbicara kepadanya, dia memilih untuk sibuk dengan hand spinner atau apapun itu yang ada di tangannya, tapi ketahuilah di saat dia melakukan hal itu, di saat itu lah dia benar-benar terfokus kepada satu hal. Aku bahkan tidak tahu apakah dia menyadari kehadiranku di sini atau tidak. Jangan bertanya, dia sudah pasti tidak tahu ada berapa jumlah orang di sini, dia tidak mengetahui nama semua orang di ruangan ini walaupun mereka adalah teman sekantornya, bahkan dia mungkin tidak mengetahui nama sekertarisnya sendiri.
Dia memiliki dunianya sendiri, caranya untuk fokus sendiri, aku bahkan sempat berpikir kalau dia memiliki suatu kelainan.
Dia tidak mengeluarkan komentar apapun sedari tadi padahal telingaku sudah meronta ingin mendengar suara khasnya, suara anak kecil yang keluar dari mulut seorang bajingan seperti dia, aku merindukan suara itu. Tapi aku sadar, dia memang seperti itu, dia tidak suka berbicara jika tidak perlu, jika tidak penting atau mendesak, dia tidak akan berbicara kepada orang lain.
Tangan kirinya masih memiliki bekas luka. Luka sepanjang tiga sentimeter. Luka akibat pukulan yang ditujukannya ke wajah Jake meleset dan malah menghasilkan sobekan di punggung tangannya yang tergores oleh gigi taring Jake.
Dia memiliki kesulitan untuk membedakan kanan dan kiri, tapi berkat luka itu kini ia hanya perlu mengecek sebelah tangannya untuk menentukan kanan atau kiri. Entah kelainan apa yang dimilikinya, tapi walaupun ia memiliki bekas luka itu sebagai penanda, terkadang ia masih lupa bagian apa dari tangannya yang memiliki bekas luka tersebut.
Dia gampang terkena flu, entah dia alergi apa, dia tidak pernah memeriksakannya ke dokter. Bukan karena dia membenci atau takut akan dokter dan rumah sakit, hanya saja di dalam pikirannya, dia adalah orang yang lemah jika hanya karena sakit ringan dan dia pergi ke dokter.
Dia memiliki banyak kepribadian dalam dirinya. Dia bisa menjadi sangat hangat dan dingin dalam sekejab, dia bisa menjadi manusia termanis dan terburuk dalam sekejab, dia bisa menjadi seorang penyelamat dan penghancur dalam waktu yang bersamaan. Apakah ada manusia lain di dunia ini seunik Dylana McKenzy? Jika ada, maka aku akan tetap memilih Dylan. Tidak, bukan karena keunikannya. Hanya saja, aku belum pernah menjumpai seseorang seperti dia selama ini.
Setiap dari kita memiliki orang spesial yang memang kita beri kepercayaan, akses, untuk keluar masuk ke dalam kehidupan kita sesuka hatinya. Setiap dari kita memiliki orang spesial yang berhak menghancurkan hati kita sesuka hatinya. Setiap dari kita memiliki orang spesial yang akan tetap kita inginkan untuk terus ada, untuk terus menghancurkan hati kita, tidak peduli sesakit apapun itu, tapi kita menikmati rasa sakitnya setiap detik, dan kita tahu bahwa hanya dialah yang bisa menyembuhkan rasa sakitnya. Dan aku memilih seorang bajingan bernama Dylana McKenzy untuk menjadi orang itu untuk diriku. Aku menyukai pilihanku, kuharap dia menyukai pilihannya.
A/N : gak terlalu suka lagu indo, tapi lagu yang ini deep as hell. Ingat buat laporan pake mesin ketik sampai jari pada kapalan :")
KAMU SEDANG MEMBACA
Masochist (gxg)
Roman d'amourTidak peduli apa yang telah dia katakan padaku. Tidak peduli apa yang telah dia lakukan padaku. Yang ku tahu hanyalah, aku menginginkannya terus begitu. Aku, tidak ingin dia berhenti. [Cerita Lanjutan dari Is It a Wrong Love]