Bertahun-tahun sebelum hari ini, saat aku sedang duduk di antara mereka dan mendengarkan sahabatku mempresentasikan hasil kerja keras kami, aku teringat hari pertama masa SMA ku dimulai.
***
"Bekalnya sudah dibawa?" Tanya ibu ku untuk kesekian kalinya.
"Sudah buuu." Jawabku malas.
"Diba, kita di sini cuma sampai kontrak kerja bapak selesai. Setelah itu kita balik ke Indonesia lagi." Kata ibu sambil membersihkan piring di atas meja makan.
"Iya bu, tapi tetap aja enak di Indonesia. Ada nenek, ada kakek, ada kakak, ada temen-temen, sekolahnya pake seragam, rapi." Keluh ku.
"Eh sudah, kamu ini. Segala sesuatu itu harusnya disyukuri, toh bapak kontraknya cuma tiga tahun. Sudah, habisi cepat sarapannya terus bapak antar ke sekolah, nanti kamu telat." Tegur bapak yang memaksaku untuk berhenti mengeluh. 3 gigitan terakhir, dan aku selesai.
"Bu, Diba berangkat dulu." Kata ku sambil mencium tangan ibu, lalu menyusul bapak yang sudah berada di dalam mobil usangnya.
Tiga, empat, lima belokan kami lewati hingga terlihat bangunan mewah berwarna putih di ujung jalan.
"Pak, itu sekolah Diba?"
"He,em. Gimana? Kamu suka?"
"Kok bagus? Apa gak mahal pak?" Tanya ku, mengingat keadaan ekonomi keluarga kami yang sedang tidak stabil.
"Uang itu bisa dicari, yang penting kamu bisa sekolah kaya anak-anak lain. Sayang dong kalau pinter tapi gak dikembangkan." Jelas bapak sambil menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Seketika aku langsung memeluknya, "Makasih pakkkkkkkkk".
"Hahaha, iya-iya. Sudah sana masuk, entar telat loh."
Aku langsung melompat keluar mobil, tidak sabar dengan hal apa saja yang akan ku jumpai di dalam. "Diba, bapak jemput jam dua siang. Okay?" Teriak bapak dari dalam mobil, aku hanya mengacungkan jempol sambil berlari ke arah sekolah baru ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masochist (gxg)
RomanceTidak peduli apa yang telah dia katakan padaku. Tidak peduli apa yang telah dia lakukan padaku. Yang ku tahu hanyalah, aku menginginkannya terus begitu. Aku, tidak ingin dia berhenti. [Cerita Lanjutan dari Is It a Wrong Love]