Bagian tanpa judul 9

5.5K 432 2
                                    

Aku masih memperhatikannya.
Dia masih menunduk sedari tadi, memandangi kertas yang ada di hadapannya. Di tangannya masih memutar sebuah hand spinner.
Kulihat sesekali ia menggigit bibir bawahnya. She's so damn hot, I told you.

Waktu terasa berjalan sangat lama, sedang pikiranku melayang-layang di masa lalu. Masa-masa SMA ku, dimana aku bertemu dengannya.

Pertemuan singkat yang menyisakan banyak memori untuk dikenang. Tentang bagaimana luar biasanya skenario Tuhan dalam mempertemukan aku dan Dylan, dan bagaimana kami berpisah dalam waktu kurang dari 3 tahun.

Aku tidak sabar untuk segera berinteraksi kembali dengannya. Membuatnya mengerti akan hal yang mungkin belum dia pahami hingga detik ini.

Dia, Dylanku adalah seseorang yang cerdas.
Tidak, bukan maksudku melebih-lebihkan tapi memang itulah kenyataannya.

Dia hanya keras kepala. Dia tidak pernah mau mengalah karena begitulah caranya untuk bersenang-senang, menghibur diri, melampiaskan kekesalannya. Terkadang dia menjadi sombong dengan apa yang dia miliki, tapi di sisi lain dia adalah manusia dengan hati malaikat. Tidak usah ku jelaskan, karena aku akan terdengar seperti melebih-lebihkan namun itulah yang sebenarnya. Dia, Dylanku bisa menjadi iblis dan malaikat di saat yang berbeda. Dan aku tidak pernah tahu kapan dia akan menjadi salah satu di antaranya, tidak ada jadwal pasti.

Bahkan terkadang aku membencinya yang seperti itu. Tapi semua orang memiliki sisi positif dan negatifnya sendiri-sendiri, bukan?

Masochist (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang