[5] Menyapa Ali

4.1K 495 8
                                    

“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” [Al-Ahzaab: 56]

***

Setelah menghabiskan mie ayam yang mereka pesan, Illyana dan Itte memutuskan untuk meninggalkan kantin.

"Abis ini pelajaran sejarah males banget gue masuk," ujar Itte, perempuan itu mengucir rambutnya tinggi-tinggi.

"Bilang aja lo mau ngajak gue bolos, enggak usah basa-basi segala," balas Illyana.

Itte tersenyum lebar. "Tau aja lo."

"Tau lah udah hafal gue, seorang Itte mana betah bahas masa lalu yang terangkum dalam pelajaran sejarah."

"Yaudah mending sekarang kita menuju tempat biasa." Itte berucap sok misterius.

"Ayo." Illyana menggandeng tangan kanan Itte, mereka berjalan menuju tempat yang sering mereka datangi ketika malas mengikuti pelajaran.

"Lo duluan deh Te gue mau ke toilet bentar," ujar Illyana ketika ingin menaiki tangga menuju rooftop.

"Gue tunggu di sini deh, enggak pakai lama ya," pesan Itte.

"Iya," ujar Illyana seraya berjalan menuju toilet yang berada di ujung lorong koridor. Perempuan itu menghentikan langkah kakinya ketika melewati toilet yang berada dibarisan pertama.

Penasaran, Illyana menempelkan telinganya pada daun pintu agar bisa mendengar lebih jelas suara apa yang ada di dalam. Seketika perempuan itu bergidik ngeri ketika sadar suara apa yang barusan dia dengar. "Enggak ada tempat lain apa selain toilet? Mau enak kok enggak modal, ke hotel dong!" teriak Illyana setelah itu bergegas memasuki toilet yang lain.

Beberapa menit kemudian Illyana selesai dengan aktivitasnya, perempuan itu merapikan seragam yang agak kusut sampai-sampai ia tak memperhatikan jalan di depannya.

"Aduh, kalau jalan pakai mata dong," kesal Illyana ketika merasakan dahinya sakit akibat menabrak seseorang, bisa dipastikan yang menabraknya adalah seorang lelaki.

"Maaf gue enggak sengaja." Illyana mendongak ketika mendengar suara itu.

"Arga," panggil Illyana pelan, tatapan matanya berubah sendu ketika menatap mata hitam milik lelaki di hadapannya. Tetapi tak bertahan lama tatapan itu berubah sinis seketika.

"Lo enggak apa-apa 'kan?"

Illyana hanya menggeleng. Tidak bisa dibohongi bahwa hatinya sakit ketika teringat perlakuan Arga kepadanya.

"Yaudah gue duluan." Arga berlalu begitu saja meninggalkan Illyana.

"Lo enggak boleh nangis Ly." Illyana terkekeh kecil, ia menengadah agar air mata itu tak mengalir, perempuan itu berusaha menguatkan dirinya sendiri. setelah menarik napas panjang, Illyana melanjutkan langkah untuk menyusul Itte.

"Kok lo ada di sini sih?" Kening Illyana berkerut saat bertemu dengan Itte di koridor.

"Gue kira lu nyasar makanya gue cari." Itte menjawab asal, Illyana membalasnya dengan putaran bola mata.

"Lo kemana aja sih lama benget, berasa lumutan tahu enggak nungguin lo."

"Ish, lebay banget."

"Lo dari mana sih?"

"Toilet Itte Sayang," ujar Illyana seraya mencolek pipi itte.

Itte mengangguk mengerti. "Eh Ly, anak baru yang nolongin lo kemarin tuh," ujar Itte ketika melihat Ali sedang menuju kelas.

"Emangnya kenapa?" Illyana bertanya bingung.

"Gue bingung masa, gue 'kan sempat perhatiin dia. Mulutnya kek komat kamit gitu."

"Hah masa sih?" Pertanyaan Illyana mendapat anggukan dari Itte.

"Gue penasaran," ujar Illyana seraya berjalan menjauh meningalkan Itte.

"Ly mau kemana? tungguin gue!"

"Ali." Panggilan Illyana membuat lelaki itu mengurungkan niatnya untuk memasuki kelas.

"Iya?" tanya Ali.

"Lo Ali 'kan ya?"

Ali mengangguk. "Iya."

Illyana mendongak memperhatikan Ali yang sedang menunduk. "Kata teman gue mulut lo komat-kamit, lo baca apa? Mantra ya?"

Ali tertawa kecil mendengar pertanyaan konyol yang dilontarkan Illyana. "Gue baca salawat bukan mantra."

Illyana mengangguk mengerti. "Oh salawat."

Setelah itu Ali melangkah memasuki kelas karena merasa tidak ada yang penting tentang apa yang ingin dikatakan oleh Illyana.

"Kok enggak ada sih?" tanya Illyana ketika Ali sudah tidak ada lagi.

"Dia udah masuk kelas noh." Telunjuk Itte mengarah pada Ali yang sudah duduk di kursinya.

"Kalian ngapain masih di luar? Masuk sekarang!" Ibu Tata, guru sejarah itu meneriaki Illyana dan Itte.

"Kita--

"Masuk sekarang!" Ibu Tata memotong cepat ucapan Itte. Mau tidak mau perempuan itu mengajak Illyana untuk masuk.

"ini gara-gara lo kita enggak jadi bolos." Itte menyikut pergelangan tangan Illyana.

"Kalau aja lo nggak cari gue, enggak bakalan gini jadinya." Illyana tak mau kalah.

"Kalau aja lo enggak lama gue enggak bakalan cari lo." Itte masih membela diri.

"Berdebatnya tunda dulu, sekarang kalian duduk!" Ibu Tata memelototi dua anak muridnya itu.

Illyana dan Itte menurut, mereka duduk di kursi masing-masing dengan perasaan kesal karena gagal bolos dan harus mengikuti pelajaran sejarah yang pasti akan membuat mereka mengantuk.

Sajadah Cinta Illyana | Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang