[20] Ada Apa?

3.6K 468 26
                                    

Selesai salat zuhur, Illyana tidak langsung kembali ke kelas. Perempuan itu berdiam diri di dalam musala dengan mata yang terpejam mendengarkan lantunan ayat suci Al-Quran yang dilafalkan oleh seorang lelaki dibalik tirai pembatas. Hatinya merasa tenang, tenteram luar biasa ketika mendengar suara merdu itu.

Illyana membuka mata ketika suara lelaki itu sudah tidak terdengar. Perempuan itu memutuskan untuk keluar dari musala.

"Itte enggak masuk lagi ya?"

Illyana menoleh ketika mendapati Ali sedang duduk sambil memakai sepatu.

"Iya, itu anak susah benget dihubungin. Dua hari yang lalu dia angkat telepon dari gue. Dia bilang dia baik-baik aja, cuma lagi males aja masuk sekolah," jelas Illyana.

"Lo sama sekali enggak ketemu sama dia?"

"Belum, rencananya pulang sekolah gue mau ke rumahnya Li. Perasaan gue enggak enak, gue khawatir. Soalnya enggak biasanya dia kayak gini, sama temen-temen gue yang lain juga dia enggak ngumpul."

"Gue boleh ikut enggak?"

Illyana menggangguk. "Boleh." Perempuan itu berdiri dari duduknya lalu disusul Ali setelahnya. Mereka berdua berjalan beriringan menuju kelas, tidak ada obrolan karena keduanya sibuk meredam degup jantung yang sama-sama bermasalah.

***

"Lo bawa mobil?" tanya Illyana ketika mereka sampai di parkiran.

Ali mengangguk "Kita kesananya sendiri-sendiri aja. Lo pimpin jalan," ujar Ali.

"Oke, tapi nanti mampir dulu ke toko kue. Gue mau beliin kue kesukaan Itte."

Ali hanya mengangguk mengiyakan. Lelaki itu melajukan mobilnya setelah Illyana melajukan mobil lebih dulu.

"Mau ikut atau tunggu di sini?" tanya Illyana ketika sampai di depan toko kue.

"Tunggu aja deh, enggak lama 'kan?"

"Cuma bentar kok." Illyana memasuki toko sedangkan Ali hanya menunggu di luar.

Illyana membeli cheesecake, kue kesukaan sahabatnya. Perempuan itu bergegas pergi setelah membayar kue yang ia beli. Namun di pintu masuk Illyana bertemu dengan David.

"Illyana?"

"Hei." Illyana tersenyum ramah. David tak berkedip menatapnya. Perempuan itu terkekeh. "Biasa aja Bang liatinnya."

"Lo cantik sumpah," ujar David.

"Heh dari dulu kali," balas Illyana.

"Gue kangen sama lo Ly, udah lama kita enggak ketemu." David merentangkan tangannya bersiap memeluk Illyana

"Stop Dav!" Illyan mengangkat tangannya ke udara agar David tidak mendekat padanya.

"Gue bukan lagi cewek yang bisa seenaknya lo peluk," jelas Illyana lembut.

"Oke, gue ngerti. Lo mau kemana?"

"Mau ke rumah Itte."

"Gue ikut. Itu anak enggak kelihatan batang hidungnya akhir-akhir ini."

"Yaudah ayo."

Illyana dan David berjalan beriringan keluar toko.

"Lo mau beli kue juga Dav?"

"Tadinya iya, mau beli kue titipan mama. Tapi nanti aja lah balik dari rumah Itte."

Ali menatap Illyana yang sedang berjalan ke arahnya bersama dengan seorang lelaki.

"Kenalin, dia temen gue Dav," ujar Illyana ketika berada di hadapan Ali.

Ali tersenyum sambil mengulurkan tangannya. "Ali," ujarnya.

Sajadah Cinta Illyana | Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang