[11] Bersama Arga

3.9K 484 21
                                    

Illyana merebahkan tubuhnya di kasur ia baru saja sampai rumah setelah setengah jam yang lalu pulang dari rumah Ali. Ingatannya kembali terputar pada kejadian di rumah Ali tadi. Illyana salat? Bahkan dirinya sendiri pun merasa tidak percaya dengan apa yang ia lakukan. Disaat Aisya selalu mengajak dan menyuruhnya salat hati Illyana sama sekali tak pernah tergerak untuk melakukannya. Tapi beberapa jam yang lalu ketika Ali dan Zahwa mengajaknya untuk salat bersama ada perasaan berbeda yang Illyana rasakan, ia ikhlas melakukan salat bahkan hatinya terasa tenang saat kembali bersujud pada Sang Khalik.

Dering ponsel menyentak Illyana dari lamunan, perempuan itu segera menerima panggilan dari Itte. "Apaan?" tanyanya.

"Gue jemput ya." Suara Itte terdengar dari seberang sana.

"Kemana?" tanya Illyana, padahal tanpa bertanya pun ia sudah tahu kemana Itte akan membawanya.

"Tempat biasa lah emang kemana lagi coba."

Illyana diam ada rasa ragu dalam dirinya untuk menerima ajakan Itte.

"Gue jemput sekarang ya." Itte kembali bersuara.

"Iya." Illyana menjawab malas, tetapi ia tetap mengiyakan. Perempuan itu segera bersiap-siap untuk menunggu Itte.

Lima belas menit kemudian ia keluar dari kamar, perempuan itu menatap malas pada Aisya yang seolah sedang menunggunya.

"Ada Itte di depan," ujar Aisya.

"Hmm." Illyana hanya bergumam.

"Kalian mau ke club?"

"Enggak usah kepo kenapa sih," ketus Illyana.

"Mama kira kamu mulai berubah tapi ternyata enggak." Aisya berujar pelan tetapi mampu didengar Illyana.

"Berubah? Di kira gue power ranger kali ya berubah. Dasar bego lo."

"Astagfirullah Illyana. Mama kira setelah salat tadi kamu akan--

"Salat itu enggak ada pengaruh apa-apa tahu enggak sih buat gue." Illyana memotong ucapan Aisya lalu berjalan cepat meninggalkan perempuan itu.

Ditempatnya berpijak, Aisya menatap nanar sang putri. Ia hanya mampu mendoakan agar secepatnya Illyana diberi hidayah untuk berubah.

"Lama banget sih lo," ujar Itte ketika Illyana datang.

"Biasa tuh, Mak tiri gue ribet."

"Tahu lah gue, eh tumben lo pakai baju kayak gini biasa juga baju lo sexsoy." Itte berkomentar ketika melihat penampilan Illyana yang menggunakan kemeja lengan panjang berpadu dengan celana jeans.

"Sekali-kali lah pakai baju kayak gini," balas Illyana.

"Yaudah yuk, udah ditungguin sama anak-anak."

***

Suara musik memekikan telinga, bau alkohol di mana-mana serta suara-suara aneh lainnya menyambut kedatangan Illyana dan Itte di tempat ini.

"Datang juga lo berdua." Lenna menghampiri dua sahabatnya.

"Kok paha mulusmu enggak diumbar sih Neng?" tanya Gio seraya mencolek dagu Illyana.

"Jangan colek-colek." Illyana melotot ke arah Gio, lelaki itu membalas dengan senyuman tak bersalah.

Disaat Itte beserta yang lainnya berjoget menikmati setiap alunan musik, Illyana memilih duduk di salah satu kursi yang berada di pojokan. Tempat duduk favoritnya kala ia malas untuk ikut berjoget bersama teman-temennya.

"Sendiri aja Ly?" Seorang lelaki menempatkan diri di samping Illyana.

"Sama temen-temen gue yang lain kok." Illyana menatap sekilas ke arah Arga. Iya, lelaki itu adalah mantan kekasih Illyana.

"Minum Ly." Arga menyodorkan minuman yang ia bawa pada Illyana.

"Enggak," ujar Illyana seraya mengeser posisi duduknya agar tak merapat dengan Arga.

"Masa ke sini lo enggak minum sih?"

"Emangnya kenapa sih?" Illyana mulai kesal, Arga terlalu basa-basi. Ia tidak suka.

"Enggak apa-apa, minum dong Ly sedikit aja." Arga masih mencoba untuk membujuk.

"Kok lo maksa?" Illyana berdiri dari duduknya namun detik berikutnya ia kembali duduk karena tangannya ditarik oleh Arga.

"Temenin gue disini ya," pinta Arga dengan wajah mamelas.

Illyana memilih menuruti permintaan Arga, lagi pula ia malas untuk berpindah tempat. Tak ada salahnya bukan duduk berdua sama mantan?

Arga dan Illyana sama-sama memilih diam. Sampai akhirnya Arga buka suara. "Lo enggak haus Ly?"

"Sedikit."

"Nih, minum."

Illyana meraih segelas minuman yang ada dalam genggaman Arga membuat lelaki itu tersenyum. "Dari tadi kek," ujarnya diiringi kekehan.

"Lo ke sini bawa mobil sendiri?" tanya Arga ketika Illyana meletakkan minuman yang sudah ia tegus setengahnya ke meja.

"Bareng Itte." Illyana menjawab singkat. Perempuan itu memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing. "Kok gue pusing ya?"

"Gue anterin pulang ya." Arga menawarkan diri.

"Enggak usah, gue bareng Itte aja."

Arga mencari-cari sosok Itte, ternyata perempuan itu sedang asyik bersama teman-temennya yang lain. Sama sekali tak memperhatikan ke arah Illyana. "Itte lagi asyik tuh, mana mau pulang, gue anterin aja ya."

Setelah berpikir sejenak, akhirnya Illyana mengiyakan. Perempuan itu berdiri di bantu Arga, ia benar-benar merasa pusing.  Setelah sampai ke parkiran lelaki itu membuka pintu mobilnya lalu mendudukan Illyana di samping kursi kemudi. Arga menatap wajah Illyana, perempuan itu terlihat sangat pusing dengan mata yang terpejam dan kening sedikit mengerut. Arga tersenyum licik seraya menyingkirkan helaian rambut Illyana yang menutupi sebagian wajahnya.

***

Ali baru saja keluar dari indomaret untuk membelikan Zahwa cemilan. Gerakan tangan Ali yang ingin membuka pintu mobil terhenti ketika menangkap sosok yang ia kenali keluar dari mobil yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

Matanya menyipit mencoba memastikan bahwa yang ia lihat adalah Arga dan Illyana. Penglihatan Ali sama sekali tidak salah, ia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Mengapa Illyana dipapah oleh Arga memasuki hotel?

"Hotel?" Ali menggumam. Lelaki itu mencoba tidak peduli, ia membuka pintu mobil dan masuk kedalam. Namun hanya beberapa detik ia duduk, Ali kembali membuka pintu mobil dan keluar. Hatinya tidak tenang, ia khawatir pada Illyana.

Sajadah Cinta Illyana | Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang