Satu bulan telah berlalu, sejak kejadian itu di mana obrolan Ali dan Illyana di gazebo yang pada akhirnya menimbulkan masalah baru. Keduanya tidak lagi akrab seperti dulu, semuanya berubah. Mereka tak ubahnya dua orang yang tidak saling mengenal. Tegur sapa seadaanya saja itu pun kalau sudah tidak ada lagi jalan untuk menghindar. Berkali-kali Ali mencoba mengembalikan keadaan seperti sedia kala tapi itu hanya sia-sia, Illyana terus saja menghindar dan mengangap semuanya telah selesai. Ali pun pasrah saja ia menjalani hari seperti biasa begitu pula dengan Illyana, walau tak bisa dipungkiri mereka merasa ada sesuatu yang hilang.
Satu minggu lagi UNBK akan dilaksanakan. Para murid sudah melakukan berbagai macam persiapan sejak beberapa bulan yang lalu belajar lebih giat lagi, mengikuti les dan yang lainnya. Sibuk. Rasanya stres, capek badan capek pikiran. Begitu pula dengan Illyana dan Ali, mereka berdua memilih untuk fokus menghadapi ujian yang sudah menanti di depan mata. Keduanya mengesampingkan masalah yang ada, tidak ingin memikirkan sesuatu yang sekiranya semakin menambah beban pikiran.
Hari ini para murid kelas 12 sibuk mempersiapkan acara khatam Al-Quran yang akan dilaksanakan besok pagi. Acara ini rutin dilakukan menjelang ujian dan malam ini mereka akan melaksanakan salat hajat.
Siswa siswi yang terpilih mendapat jatah membaca satu surah pendek di juz 30. Illyana dan Ali termasuk di dalamnya. Surah yang dibaca dipilih oleh guru agama, Illyana giliran membaca surah Al-Qadr dan Ali surah Al-Bayyinah.
"Lo dapat surah apa Sya?" tanya Illyana pada Nesya. Perempuan bertubuh tinggi itu adalah teman Illyana setelah Itte tiada.
"Al-Qari'ah, lumayan panjang. Lo mah enak Ly pendek." Nesya memasukkan beberapa helai rambutnya yang keluar dari jilbab. Ia dan Illyana menuju parkiran setelah selesai melaksanakan salat yang dilaksanakan di lapangan. Murid kelas 12 yang lumayan banyak tidak memungkinkan untuk salat di musala.
"Aduh, gimana ya gue deg-degan belum pernah baca Al-Quran depan banyak orang," keluh Illyana.
"Enggak apa-apa, anggap aja ntar lo baca sendiri."
"Enggak bisa dianggap gitu lah."
"Nanti kita latihan dulu. Biar besok enggak salah-salah," ujar Nesya yang diangguki oleh Illyana. Mereka berdua sudah sampai di parkiran.
"Kapan mau latihannya?" tanya Illyana.
Nesya menggaruk kepalanya. "Kapan ya? Udah jam segini." Nesya melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Di mobil lo bisa Ly? Bentaran aja. Ntar gue di jemput sama Abang gue." Illyana mengangguk menyetujui usul Nesya, mereka berdua memasuki mobil Illyana.
"Lo dulu lah," titah Nesya.
Illyana menarik napas lalu mulai membaca surah Al-Qadr.
"Gimana menurut lo?" tanya Illyana setelah selesai membaca surah itu.
"Udah bagus kok Ly, tapi belum apa-apa kok lo udah keliatan gugup sih?"
"Aduh gimana ya, gue deg-degan."
"Ntar lo latihan lagi aja di rumah," ujar Nesya yang diangguki oleh Illyana.
"Yah, Abang gue udah jemput." Nesya melirik ke arah ponselnya yang menyala menampilkan pesan dari Abangnya.
"Yaudah lo latihan sendiri aja," ujar Illyana.
"Kalau gitu gue balik ya Ly." Nesya membuka pintu mobil lalu turun.
"Hati-hati Sya," pesan Illyana. Nesya menganggkat jempolnya sambil tersenyum.
Illyana keluar dari mobil ketika melihat ibu Linda celingak-celinguk seperti mencari seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajadah Cinta Illyana | Sudah Terbit
Spiritual[Follow akun Author terlebih dahulu sebelum membaca] Sajadah Cinta Illyana, Ketika aku bersujud karna cinta-Nya. Genre : Spiritual - teenfiction