♤Kehancuran Hidup Amara dan Satya♤

2.6K 84 3
                                    

            Keesokkan Paginya Sinar menyorot dari sela gorden sebuah Kamar Hotel mengenal dua sepasang manusia yang sedang tertidur.Amara membuka matanya dan memegang kepalanya yang terasa pening.Amara melihat sekelilingnya.Dia bingung dia berada dimana dan Amara merasa pegal di seluruh badannya.Amara semakin terkejut saat dia menoleh melihat Pantulan dirinya di cermin hotel tanpa busana dan Tangan kekal seorang yang melingkar di pinggang Polosnya.Amara menangis dan menoleh melihat Satya yang sama Polosnya dengan Amara.Amara melepaskan tangan Satya dari Pinggangnya.Amara menarik selimut untuk menutupin tubuhnya dan Mengacak rambut panjangnya dengan tangisan.
"Apa yang terjadi kenapa ini bisa terjadi hiks Hiks Hiks" Ucap Amara menangis memeluk Selimutnya.
           Satya terasa terganggu mendengar suara Tangisan.Satya membuka matanya dan Satya memijat keningnya yang terasa pening.Satya terkejut melihat Amara yang menangis dan terbangun dari Posisi baringnya.Satya terkejut melihat Dirinya bertelanjang dada dan Resleting celana Satya terbuka.
Satya melihat sekelilingnya terdapat Pakaian dia dan Amara tergeletak sembarangan di lantai.Satya menjambak rambutnya dan Pikiran mulai karu.Dia berpikir Apa dia sudah melakukan hal itu ke Amara.
"Nggak Mungkin,Ini pasti Mimpi,Bangun Sat dari mimpi lo" Ucap Satya memukul kepalanya dan Berharap semua ini hanya mimpi untuk Satya.
"Ini bukan Mimpi Sat,Kita udah melakukan itu dan mana janji kamu sama Aku Sat,Kalau kamu nggak bakal merusak aku,Tapi kamu udah ambil kehormatan aku yang selama ini Aku jaga,Benar kata Mama cepat atau Lama,Aku akan ikut jejak ibu aku,Aku udah jadi wanita rendahan dan Seorang pelacur untuk kamu,Kamu udah menikmati tubuh aku,Aku udah kotor,Aku benci diri aku" Ucap Amara menangis memukul seluruh tubuhnya.
             Satya menahan kedua tangan Amara yang memukul tubuhnya sendiri.Amara memberontak dan Menangis.
"Cukup Amara,Cukup" Teriak Satya di depan wajah Amara.
          Amara terdiam dan menangis. Satya menarik Amara ke dalam pelukannya.
"Aku nggak tau Kenapa ini bisa terjadi,Aku mohon sama kamu jangan sakitin diri kamu sendiri,Aku yang salah,Aku bajingan aku udah ngerusak kamu,Kamu bukan Pelacur atau Wanita rendahan,Kamu wanita terhormat yang dengan begonya aku menghancurkan masa depan,Seharusnya kamu pukul aku bukan diri kamu sendiri,Maafin aku ya udah Mengingkari janji kita,Maafin aku" Ucap Satya.
           Amara mendorong tubuh Satya dari pelukannya.
"Plak"
            Amara menampar Satya.
Satya terdiam atas tamparan Amara.
"Aku benci sama kamu,Kamu sama kayak cowok lainnya,Aku berpikir kamu beda dari cowok lainnya,Kamu ternyata Sama dengan cowok lainnya,Kamu cuman ingin Nafsu bukan Hati atau Cinta,Aku terlalu bego mempercayai kamu dan Selamat kamu udah mengambil kehormatan aku,Aku benci kamu Satya,Aku benci kamu,Kamu tega mengambil kehormatan aku,Kamu tega" Ucap Amara Memukul Dada Satya sambil menangis.
            Satya hanya diam membiarkan Amara memukulnya tanpa Mempedulikan rasa sesak di jantungnya.Amara berdiri dari tubuh Satya dan Memungut pakaiannya.
Amara hendak membuka selimutnya tapi dia melihat Satya.Satya memalingkan wajahnya untuk tidak melihat tubuhnya walaupun dia sudah menyentuhnya.Amara menangis sambil memakai pakaiannya.Satya meneteskan Air matanya mendengar isak tangis Amara.Amara berdiri dan Baru beberapa langkah Amara berjalan.
"Aw" Ucap Amara Kesakitan di selangkangnya.
             Amara hampir Tumbang Satya menahan tubuh Amara.Amara menatap Satya penuh kekecewaan dan Satya menatap Amara penuh penyesalan.
"Nggak usah sentuh aku,Walaupun kamu udah menyentuh aku,Aku nggak sudi untuk kamu sentuh" Ucap Amara Mendorong Satya dan Satya terjatuh terduduk di kasurnya dengan penyesalan.
             Amara berlari meninggalkan Kamar hotel dengan Tangisan dan Rasa sakit di selangkangnya.Satya memakai Pakaiannya dan Mengejar Amara.Satya menahan Tangan Amara.
"Aku minta maaf sama kamu,Aku mohon jangan tinggalin aku" Ucap Satya Memohon.
"Lepasin Aku Sat,Lepasin" Ucap Amara mendorong Satya.
            Satya terjatuh ke lantai.
       Amara berlari meninggalkan Satya.Satya hendak mengejar Amara tapi tiba tiba Satya merasa sangat sakit di jantungnya.Satya mencekram dada kirinya dan Keringat dingin membasahi wajah Satya.Wajah Satya semakin memucat.
           Beberapa Saat Kemudian.
             Amara sampai di depan rumahnya.Amara berjalan memasukin rumah dengan tangisan yang tiada henti.
"Darimana saja kamu Hah,Abis ngejual diri kamu hah" Ucap Lidya Sinis.
"Amara udah mengabulkan perkataan Mama" Ucap Amara dengan tatapan Kosong.
             Amara berjalan menaikin tangga dengan tertatih tatih.Lidya terkejut mendengar perkataan Amara.
             Beberapa Saat Kemudian.
              Amara sampai di depan kamarnya dan Dia membuka pintu kamarnya.Amara berjalan masuk ke kamarnya.Amara berjalan ke kamar mandi.Amara menyalakan Shower dan Duduk di bawah Shower.
Membiarkan air shower membasahi tubuhnya dan Amara menangis memeluk tubuhnya sendiri.
"Kenapa aku nggak bisa menjaga kehormatan aku,Setelah ibu pergi ninggalin aku,Sekarang kehormatan aku udah hilang,Aku harus gimana,Aku takut" Ucap Amara menjambak rambut panjang sambil menangis.
            Beberapa Saat Kemudian.
       Satya sampai di depan rumah Amara.Tiba tiba hujan turun dengan deras.Satya mencekram dada kirinya yang terasa sakitnya wajahnya semakin memucat.
"Amara,Aku mohon kamu keluar,Amara aku mohon Maafin aku" Teriak Satya.
             Amara keluar dari kamar mandi mendengar teriakan Satya.
Amara membuka golden kamarnya melihat Satya.Amara menangis mengingat Satya sudah mengambil kehormatannya dan Mengecewakan dia.
"Amara aku mohon kamu keluar,Aku nggak tau Kenapa itu bisa terjadi sama kita Amara,Aku nggak tau" Teriak Satya berharap Amara keluar.
            Satya semakin mencekram dada kirinya.Dia semakin merasa sangat sesak dan Sulit bernafas.
"Uhuk Uhuk Uhuk"
             Satya terbatuk batuk dan Membekap mulutnya.Satya terkejut melihat darah di telapak tangannya.
Dia berpikir Apa penyakitnya semakin Parah dan Satya berjalan ke mobilnya.Satya mengemudikan mobilnya.Amara keluar dari kamarnya ke balkon melihat Satya udah nggak ada Amara menangis terduduk dan Mengingat kejadian tadi.
            Beberapa Saat Kemudian.
        Mobil Satya sampai di depan rumahnya.Satya turun dari mobilnya.
Satya berjalan gontai ke rumahnya dan Satya semakin sulit untuk bernafas.
"Mom,Dad" Ucap Satya tersengal sengal.
           Satya terjatuh dan berusaha mengesekkan tubuhnya.Satya terbatuk batuk darah dan Satya mencekram dada kirinya.Nafasnya semakin sesak.
"Mom,Dad" Teriak Satya senggal senggal.
"Mom,Dad" Ucap Satya melemah dan Tergeletak Tak sadarkan diri.
            Beberapa Saat Kemudian.
        Rindu dan Rivan mendorong brangkar Satya bersama Para suster.
Mereka terkejut pas tadi Saat mereka membuka pintu.Mereka melihat Satya tergeletak tak sadarkan diri dengan mulut Satya penuh darah.
Suster memasukkan tubuh Satya ke dalam Ruang UGD.Rindu dan Rivan duduk di kursi tunggu dengan Panik.
           Beberapa Saat Kemudian.
       Dr.Roni keluar dari ruang UGD dengan wajah lesu.Rindu dan Rivan menghampiri Roni.
"Roni ada apa dengan Satya" Tanya Rindu.
"Kerusakkan jantung Satya semakin Parah kan dan Para Dokter menvonis Satya hanya bisa bertahan hidup beberapa bulan saja Mbak,Kecuali Kalau Satya mau Di Operasi atau Tidak perawatan Altenatif di luar negeri,Sambil menunggu pendonor jantung yang benar benar cocok untuk Satya,Perawatan Di luar negeri Sangat terjamin dan Saya yakin Satya bisa bertahan lama di sana sambil menunggu Pendonor Jantung yang Cocok untuk Satya,Tapi Sebaiknya pendonor dari saudara kandung lebih cocok,Karena takutnya tubuh Satya nggak bisa menerima Pendonor lain,Jadi Mbak,Mas harus memilih Antara Sunny dan Satya sebelum keduanya yang pergi,Kami juga Akan memindahkan Sunny ke luar negeri" Ucap Roni.
"Jadi Mbak Akan Kehilangan Satya dan Sunny untuk selamanya kalau Mbak nggak bisa memilih di antara mereka,Kamu Hanya dokter,Roni,Kamu nggak berhak untuk Menvonis Satya hanya hidup beberapa bulan lagi,Karena kamu bukan Tuhan,Ambil Jantung Aku dan Seluruh organ aku Untuk Sunny dan Satya,Aku lebih baik Mati daripada harus kehilangan Kedua malaikat aku" Ucap Rindu menangis.
             Rivan Memeluk Rindu sambil menangis mendengar Kondisi Putranya semakin memburuk.
"Mbak,Tenang Saya tau,Kita hanya Bisa berdoa semoga Ada keajaiban untuk Sunny dan Satya tanpa perlu mengorbankan salah satu di antara mereka" Ucap Roni.
             Rindu hanya bisa menangis di pelukan Roni.
       Sore harinya Rindu dan Rivan berjalan memasukin ruang rawat Satya.Rindu melihat Satya yang sudah sadar dengan Alat infus di tangannya dan Alat oksigen di hidungnya.Juga terpasang Alat medis.Satya begitu lemas dengan wajah pucat dan seperti kehilangan harapan.Mereka berjalan menghampiri Putranya.
"Kamu kenapa sayang" Tanya Rindu.
"Satya cuman mikir Mom,apa Satya masuk surga atau neraka,Karena Satya udah melakukan kesalahan yang sangat Fatal" Ucap Satya dengan tatapan kosongnya mengingat kejadian tadi Pagi.Kejadian kalau dia sudah melakukan hal sekeji itu ke Amara.
"Kamu melakukan apa sayang" Tanya Rindu.
         Satya terdiam menatap Rindu.
Dia bingung apakah dia memberitahukan Rindu tentang kejadian itu.Satya tidak ingin menambah pikiran Rindu.Rindu mengambil botol botol obat Satya.
"Satya nggak mau minum obat Mom,Hidup Satya hanya beberapa bulan kan Mom dan Satya nggak ingin hidup,Karena Kak Sunny akan bangun dan mengantikan posisi Satya untuk menjaga Mom dan Dad" Ucap Satya Lirih.
"Kamu tau darimana Sayang" Tanya Rindu.
"Satya memaksa Dr.Roni untuk cerita kondisi Satya" Ucap Satya.
"Saya itu cuman Prediksi Dokter,Dokter itu nggak bisa mengatur kamu hidupnya berapa lama,Hanya allah yang mengaturnya Sayang,Minum gich obat ya" Ucap Rindu.
"Satya,Nggak mau minum obat Mom,Satya udah capek jantung ini berdetak tapi selalu membuat Satya sakit,Satya ingin jantung ini berhenti berdetak Mom,Mommy dan Daddy kesini mau bujuk Satya kan untuk menerima jantung Kak Sunny,Satya tetap pada keputusan Awal Satya,Satya nggak mau menerima jantung Kak Sunny,Karena Kak Sunny berhak untuk di kasi kesempatan hidup bukan Satya,Satya mengambil kehidupan Kak Sunny,Harusnya Satya yang terbaring Koma bukannya Kak Sunny,Kak Sunny akan bersama Mommy dan Daddy,Satya akan pergi ke tempat yang sangat indah kan Mom" Ucap Satya menangis.
"Cukup Satya,Kamu terlalu banyak bicara,Kamu hanya memikirkan Kak Sunny tanpa memikirkan kondisi kamu,Kamu seharusnya Sadar Kak Sunny menderita Hidup dengan Alat medis,Seharusnya kamu merelakan Kak Sunny untuk pergi dengan tenang tanpa Siksaan alat medis" Bentak Rindu.
"Mommy jahat,Mommy jahat,Karena Mommy selalu maksa Satya untuk hidup dengan jantung Kak Sunny dan Mommy selalu Bilang Kak Sunny nggak ada harapan hidup,Mom kenapa Mommy harus milih Satya,Satya bukan anak yang baik untuk Daddy dan Mommy,Satya cuman anak yang udah buat malu keluarga" Ucap Satya Menangis.
            Tiba Tiba Monitor Jantung menunjukkan garis tak beraturan.
Tiba tiba Satya sulit bernafas merasa kesakitan luar biasa.Rindu dan Rivan panik.Rindu menekan tombol merah.Dr Roni membuka pintu ruang rawat Satya bersama Suster.Rivan menarik Rindu yang menangis melihat kondisi Satya.
          Beberapa Saat Kemudian.
        Roni keluar dari ruang rawat Satya.Rindu dan Rivan menghampiri Roni.
"Roni kenapa kamu memberitahu Satya tentang kondisi ya" Tanya Rindu Marah.
"Mbak,Satya yang selalu menanyai kondisinya ke Roni dan Pada akhirnya Roni cerita semuanya,Cepat atau lama Satya akan tau tentang Kondisinya" Ucap Roni.
"Satya menolak Roni untuk melakukan Operasi" Ucap Rivan.
"Mas,Saya sudah bicara dengan Satya tentang perawatan di luar negeri,Satya mau di pindahkan ke luar negeri tapi Dia bilang Dia masih mau ujian sekolah di sini dan Setelah Ambil amplop kelulusan dia akan berangkat ke luar negeri,Dia suruh saya bilang Sama Mbak untuk ambil Buku pelajarannya karena dia mau belajar untuk ujian Besok" Ucap Roni.
"Emang boleh Satya sekolah lagi atau Perlu Kita suruh guru bikin Satya ujian di rumah sakit" Ucap Rindu.
"Satya bilang Dia nggak mau ujian di rumah sakit,Dia maunya ujian di sekolah dan merasakan kelulusan,Saya sudah mengizinkan Satya untuk sekolah tapi Satya tak boleh terlalu kelelahan" Ucap Roni.
          Rindu dan Rivan terdiam mendengat perkataan Roni.
           Malam Harinya Amara duduk di kursi meja.Amara sedang belajar sambil menangis mengingat Kejadian tadi pagi.
"Kenapa kamu tega melakukan itu ke Aku Sat,Aku pikir kamu pria yang beda dari lainnya ternyata kamu sama,Kamu hanya menginginkan kehormatan aku,Sekarang aku kotor" Ucap Amara meneteskan Air matanya melihat Figura foto dirinya dan Satya.
Rindu hanya bisa menangis di pelukan Roni.
             

            Disisi lain Satya sedang belajar tapi Satya kepikiran Amara dan Satya dari tadi berusaha nelpon Amara tapi Hp Amara tidak aktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

            Disisi lain Satya sedang belajar tapi Satya kepikiran Amara dan Satya dari tadi berusaha nelpon Amara tapi Hp Amara tidak aktif.Satya menangis karena Amara tidak mengangkat telponnya.Satya melihat gelang pemberian Amara.
"Aku ingin mendengar Maaf dari kamu,Sebelum aku pergi selama selamanya ninggalin kamu,Maafin aku Amara,Aku nggak bisa bertanggung jawab atas perbuatan aku ke kamu,Aku nggak mau kamu menikahi pria sekarat Seperti aku,Nanti kalau Kamu menikah Sama aku dan Aku pergi ninggalin kamu,Nanti kamu jadi janda di usia muda kamu gimana,Aku nggak mau itu terjadi sama kamu,Aku cinta sama kamu Cewek Premanku,Aku cinta sama kamu,Aku akan membawa cintaku untuk kamu cewek premanku  pergi bersama aku,Aku ingin kamu bahagia mendapat Pria yang jauh lebih baik dari aku daripada sama Aku Pria yang hidupnya nggak lama lagi,Kamu harus belajar hidup tanpa aku ya Amara,Kamu harus bisa hidup tanpa aku,Kamu harus tau aku nggak pernah menyesal karena kamu hadir dalam hidup aku cewek preman aku,Kamu harus kuat tanpa aku" Ucap Satya mengecup gelang pemberian Amara sambil menangis.
             Rindu hendak membuka pintu ruang rawat Satya tapi dia mendengar perkataan Satya dan Tangisan Satya.Rindu menangis dan terjatuh di lantai dengan tangisan.
"Kenapa Allah beri ujian seberat ini pertama anak sulung aku yang belum tau kapan dia sadar dari komanya,Sekarang anak bungsu yang dalam keadaan sekarang,Kalau bisa tukar nyawa aku ke mereka Ya Allah,Aku nggak ingin kehilangan kedua malaikat aku" Ucap Rindu menangis.
              Rivan melihat itu dia menangis.Dia nggak tau apa salahnya sampai kedua anaknya menderita.
Rivan mengingat Saat dia melihat Sunny kecil dan Satya kecil sedang bermain tanpa beban.Tapi Sekarang dia harus lihat kedua anak mereka yang hidup dengan beban yang begitu berat.Sekarang mereka harus kehilangan Salah satu anak mereka.
Antara Sunny dan Satya.Mereka menyayangi keduanya.

BERSAMBUNG.

                  Vote And Comment.

Cewek Preman ♤END♤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang