Keesokkan Paginya Satya merasa terganggu karena pantulan sinar matahari.Satya membuka kedua matanya dan Dia memegang kepalanya pusing karena Alkohol yang dia minum terlalu banyak.
"Aw pala gue pusing banget" Ucap Satya.
Satya melihat sekeliling kamar yang di tepati dan dia yakin ini bukan kamarnya.
"Gue ada dimana ya,Kenapa gue bisa ada disini" Tanya Satya memijat keningnya yang terasa pusing.
Satya bangun dari posisi baringnya dia terkejut melihat dirinya bertelanjang dada.
"Apa yang gue lakuin" Ucap Satya terkejut.
Satya menurunin kasur itu dan mengambil kaosnya.Satya memakai kaosnya serta jaketnya.Satya memakai sepatunya.Satya berdiri dari kasurnya dan Melihat sekelilingnya.
"Ini bukannya Apartementnya,Kok gue bisa kesini,Siapa yang bawa gue kesini dan apa yang gue lakuin,Akhhh kenapa gue nggak ingat apapun sich" Ucap Satya mencekram Kepalanya Sakit.
Dia teringat dia hampir memperkosa seorang wanita tapi nggak ingat wanita siapa yang telah dia lecehkan.
"Akhh benar benar bajingan lo Sat" Ucap Satya.
"Bibi,Ayo ejar"
Satya terkejut mendengar suara teriakan anak kecil dari luar kamarnya.Satya berjalan mendekati pintu dan Membuka knop pintu.Satya berjalan keluar dari kamar.Tiba tiba ada anak kecil menabrak kakinya.Anak kecil itu terjatuh.
"Hiks Cakit" Ucap Anak Kecil itu Menangis kesakitan.
Satya terkejut melihat Anak kecil itu dan Satya membungkuk di hadapan anak kecil itu.
"Amelia" Ucap Satya.
Amelia berdiri dan Melihat Satya.Amelia melompat kegirangan.
"Papa" Ucap Amelia memeluk Satya.
"Amelia,Kamu kenapa Nak" Ucap Seorang berjalan menghampiri Amelia.
Satya terkejut melihat orang itu adalah Amara.Amara terkejut mengetahui Satya sudah sadar dari pingsannya dan bertemu dengan Amelia.Satya menatap Amara penuh pertanyaan Amara terdiam.
"Mama,Papa" Ucap Amelia melompat dengan kegirangan.
"Mama" Tanya Satya Bingung.
"Amelia,Ayo kita mandi" Ucap Amara.
Amara mengendong Amelia menuju kamar mandi.Satya bingung dengan ini semua.
Beberapa Saat Kemudian.
Amara selesai memandikan Amelia.Dia melihat Satya yang duduk di sofa tamu dengan diam.Amara berjalan masuk ke kamarnya dan Amara menganti Pakaian Amelia.
Tanpa Amara sadari Satya ada di belakangnya.Satya melihat Amara sedang memakai bedak bayi di tubuh Amelia.
"Gue mau ngomong sama lo" Ucap Satya.
Amara berjalan keluar dari kamar Amelia dan Menarik Satya menuju balkon Apartementnya.Satya dan Amara duduk di Sofa balkon sambil memandang langit.Mereka masih terdiam tanpa mengucapkan satu kata pun.
"Apa Amelia anak Kita" Tanya Satya.
"Bukan" Ucap Amara berbohong.
"Kalau dia bukan anak kita,Kenapa dia manggil lo dengan sebutan Mama" Ucap Satya.
"Dia anak saudara gue,Saudara gue sibuk dan Gue yang ngerawat dia dari bayi makanya dia terbiasa manggil gue dengan sebutan Mama" Ucap Amara.
"Itu nggak masuk Akal,Lo sayang banget sama dia,Masa lo sayang sama Anak saudara lo,Tapi lo bunuh anak lo sendiri,Itu nggak masuk dalam logika gue,Mungkin semua orang bisa lo bodohi,Tapi gue nggak bisa lo bodohin dengan Alasan lo" Ucap Satya.
"Terserah lo mau percaya atau tidak" Ucap Amara.
"Percuma aku tanya Amara tentang Amelia,Dia nggak akan ngaku,Aku harus cari tau sendiri,Aku yakin Amelia anak aku,Karena ikatan Batin Aku terhadap Amelia terlalu kuat" Batin Satya mengingat Saat Saat dia bersama Amelia.
Satya teringat sesuatu dia berada di apartement Amara.Dia berpikir berarti Wanita yang dia lecehkan adalah Amara.
"Apa yang gue lakuin sama lo semalam tanpa gue sadari,Apa gue lecehin lo" Tanya Satya Kelu.
Amara menangis mengingat kejadian semalam.Amara mengingat Satya hampir memperkosanya.Satya mendengar isak tangis Amara membuat Satya merasa bersalah.
"Maafin gue karena gue udah hampir memperkosa lo,Gue nggak sadar melakukan itu,Maafin gue" Ucap Satya Lirih.
"Gue udah maafin lo kok,Gue tau lo semalam benar benar hancur,Karena lo belum menerima kepergian Kak Sunny kan dan Perubahan sikap lo jadi Kayak gini karena lo terpuruk kan" Ucap Amara Meneteskan air matanya.
Satya menangis setiap kali mendengar nama Sunny.Kenangan Sunny muncul di otak Satya dan rasa bersalah menghantui Satya lagi.
Amara memegang kedua pipi Satya dan Melihat Satya yang menangis.
"Kenapa lo nggak cerita sama gue Kalau Kak Sunny sudah meninggal" Tanya Amara.
"Gue belum bisa nerima kepergian Kak Sunny,Gue selalu menganggap itu mimpi buruk buat gue,Gue ngerasa nggak ingin hidup lagi,Gue udah ngebayangim Hidup bahagia bersama Kak Sunny,Tapi Dia pergi ninggalin gue sebelum dia menikmati Hidupnya,Sejak Saat itu gue selalu berusaha Menyakiti diri gue sendiri biar Gue bisa nyusul Kak Sunny,Ini semua gara gara gue,Seandainya Kak Sunny nggak ngorbankan hidupnya demi Gue,Dia nggak bakal pergi,Gue nggak pantas Untuk hidup,
Seandainya kecelakaan itu nggak pernah terjadi Kak Sunny nggak akan di korbankan demi gue,Ini semua salah gue,Ini semua salah gue" Ucap Satya Memukul kepalanya sambil menangis.
Amara menahan kedua tangan Satya dan menarik kepala Satya di bahunya.Amara mengelus punggung Satya.Satya menangis di pelukan Amara.
"Ini semua bukan kesalahan lo Satya,Ini kehendak takdir,Lo harus bisa mengikhlaskan kepergian Kak Sunny,Pengorbanan Kak Sunny akan siap siap kalau lo kayak gini,Kak Sunny juga nggak bakal tenang kalau lihat lo kayak gini,Satya Ikhlasin kepergian Kak Sunny,Biar Kak Sunny bisa tenang di alamnya dan Lo harus bisa menjaga apa yang Kak Sunny berikan ke Lo,Kalau Lo kayak gini terus dan Berniat nyakitin diri lo sendiri,Sama aja lo bikin dia kecewa dan Kak Sunny akan merasa pengorbanan akan Sia sia karena lo kayak gini terus" Ucap Amara menepuk Bahu Satya.
Satya masih menangis di pelukan Amara.Amara melepaskan pelukannya dengan Satya dan Menarik Satya berdiri.Mereka berdiri di dekat penyangga Balkon.
"Itu kepulan Awan disana ada Kak Sunny dan Nyokap gue,Mereka melihat kita dari atas,Kalau lo kayak gini terus,Kak Sunny akan sedih dan Merasa pengorbanan Sia sia,Kalau Lo mau tebus semua kesalahan lo terhadap Kak Sunny,Lo harus bisa ikhlasin Kak Sunny dan Memulai hidup baru lo dengan kehidupan yang di berikan Kak Sunny ke lo,Gue yakin Kak Sunny akan bahagia di atas sana kalau lihat adiknya kembali Ke Satya yang dulu Satya yang ceria,Satya yang Pd tingkat dewa dan Satya makhluk paling aneh di dunia" Ucap Amara menunjuk Kepulan Awan.
Satya tertawa kecil mendengar kalimat terakhir Amara.
"Tapi gue nggak ada Alasan untuk kembali seperti dulu lagi" Ucap Satya memandang awan.
"Lo punya alasan untuk kembali" Ucap Amara.
Amara memegang kedua bahu Satya untuk menghadapnya.Mereka saling menatap satu sama lain.
"Gue,Kedua orang tua lo,Doel dan Kak Sunny yang berada di atas Sana menunggu Satya yang dulu" Ucap Amara tersenyum.
"Demi Lo,Demi Kedua orang tua gue,Demi Doel dan Demi ketenangan Kak Sunny gue akan berusaha kembali seperti dulu,Tapi tolong bantu gue kembali seperti dulu lagi,Karena gue nggak bisa sendirian untuk kembali seperti dulu" Ucap Satya.
"Pasti,Ada satu lagi biar lo bisa semangat Untuk kembali Menjadi Satya yang dulu dan Memulai hidup baru lo" Ucap Amara.
"Apa" Ucap Satya.
"Pejamkan mata lo dulu" Ucap Amara.
Satya memejamkan Matanya dan Amara memegang kedua Pipi Satya.Amara mendekatkan wajahnya dengan Wajah Satya.
"Cup"
Satya terkejut karena Merasakan Benda kenyal mencium Bibir dan Melumat Bibirnya lembut.
Satya membuka Matanya dan Menatap Amara yang masih mencium bibirnya.Membuat jantung Satya berdetak tak karuan.Satya membalas ciuman Bibir Amara dan Lumatan bibir Amara.Mereka masih saling berciuman dan bertautan Bibir.
Amara melepaskan Ciuman dia dengan Satya.
"Kenapa lo baik sama gue,Jelas jelas kita cuman Mantan" Ucap Satya.
"Apa Mantan harus musuhan" Ucap Amara.
"Mantan Manis di ingatan adanya di hati terus,Jadi gue nggak berlebihan kan,Kalo gue bilang gue cowok yang nggak bisa lo lupain" Ucap Satya tersenyum.
"PD" Ucap Amara.
"Amelia anak kita kan" Tanya Satya.
"Cari tau aja sendiri" Ucap Amara Berjalan meninggalkan Satya.
Satya tersenyum dia tau Amelia anaknya.Dia hanya butuh waktu untuk membuktikan kalau Amelia Anaknya.
Beberapa Saat Kemudian.
Satya dan Amara berjalan keluar dari Apartement.Tiba tiba Amelia mengejar mereka.
"Papa,Mama au kemana" Tanya Amelia Cadel.
Amara membungkuk di hadapan Amelia.
"Mama mau ngantar Papa kamu pulang" Ucap Amara.
"Papa ingal aja disini" Ucap Amelia memegang tangan Satya.
Satya membungkuk di hadapan Amelia.
"Papa nggak bisa tinggal disini,Tapi Papa akan tetap kesini kok untuk ketemu dengan Amelia" Ucap Satya.
"Ikut" Ucap Amelia.
Amara menoleh menatap Satya.Satya menganggukkan kepalanya.
"Ya udah boleh ikut tapi jangan nakal disana" Ucap Amara.
Satya mengendong Amelia dan Satya mengandeng Tangan Amara.
Amara terdiam mereka saling menatap.Mereka berjalan keluar dari apartement.
Beberapa Saat Kemudian.
Mobil Amara sampai di depan rumah Satya.Amara dan Satya turun dari mobil.Amara mengendong Amelia.Mereka berjalan menuju rumah Satya.Satya membuka pintu rumah.Satya melihat Rindu menangis di pelukan Rivan.
"Mas,Satya mana dia belum pulang sampai sekarang,Aku khawatir sama dia" Ucap Rindu menangis khawatir dengan Putranya dan Dia takut putranya berniat bunuh diri lagi.
"Sayang,Kamu sabarnya aku bakal cari Satya sampai ketemu" Ucap Rivan.
Satya menangis dia merasa menyesal udah menyakiti kedua orang tuanya.Satya berlari menghampiri kedua orang tuanya.
Rindu dan Rivan melihat Putranya kembali.Satya memeluk kedua orang tuanya.Rindu dan Rivan memeluk Putranya.
"Kamu kemana Satya,Kenapa dari semalam nggak pulang,Mommy telpon Doel,Doel bilang dia nggak tau Kamu kemana,Mommy Telpon kamu berkali kali,Kamu nggak akan,Kamu nggak apa apa kan Sayang" Tanya Rindu menangis Khawatir.
"Satya nggak apa Apa Mom,Dad,
Maafin Satya karena Selama ini Satya menyakiti Mom dan Dad,Satya nakalnya makanya Mom dan Dad sering sedih,Satya jahatnya sudah bikin kalian kecewa sama Satya,Satya janji bakal jadi anak yang baik dan Satya nggak bakal nyakitin Mom dan Dad" Ucap Satya Menangis memeluk kedua orang tuanya.
"Satya nggak jahat kok,Satya jagoan Daddy yang paling Baik yang Daddy miliki sekarang,Maafin Dad dan Mom yang ngambil keputusan tanpa menunggu persetujuan kalian,Kami melakukan itu karena Kami nggak mau kehilangan Kedua anak Kami,Kami harus merelakan Salah Satu Dari mereka,Bukannya Kami nggak sayang sama Sunny,Tapi Keadaan Sunny benar benar nggak bisa tertolong,Makanya Sunny mendonorkan Jantungnya ke kamu,Biar kita nggak merasa kehilangan Sunny,Karena Sunny ada di tubuh kamu" Ucap Rivan.
"Satya akan berusaha ikhlas untuk menerima kepergian Kak Sunny dan Satya akan berusaha kembali seperti Satya tapi Kalian harus siap siap kalau Satya kembali Seperti dulu,Satya akan godain kalian Terus" Ucap Satya Tersenyum.
Rindu memegang kedua Pipi Satya.
"Mommy dan Daddy senang kalau Satya menggoda Mommy dan Daddy lagi,Mommy sayang banget sama Satya dan Sunny" Ucap Rindu memegang Dada Satya yang terdapat Jantung Sunny dan Mengecup kening Satya.
"Satya dan Kak Sunny juga sayang Banget sama Mommy dan Daddy,Mulai sekarang kita harus memulai hidup yang baru" Ucap Satya menyatukan kedua tangan orang tuanya dan Menaruh tangannya di atas kedua tangan orang tuanya.
Mereka berpelukan sambil tersenyum bahagia.Amara menangis haru mengingat keharmonisan keluarga Satya.Rindu melihat Amara mengendong Amelia.
"Sayang,Amelia anak kamu" Tanya Rindu.
"Satya,Mau ngomong sama Dad dan Mom tapi nggak disini" Ucap Satya.
Satya dan Kedua orang tuanya berdiri dari Sofa.
"Amara,Lo duduk di situ ya,Gue mau ke atas dulu" Ucap Satya.
Amara menganggukkan kepalanya dan Berjalan duduk di sofa.Satya merangkul bahu kedua orang tuanya berjalan menaikin tangga.
Beberapa Saat Kemudian.
Satya,Rivan dan Rindu berada di kamar Satya.Satya sudah menceritakan semuanya ke kedua orang tuanya tentang Amelia dan Tentang Satya yang nggak pulang semalaman.
"Jadi kamu sangat yakin Amelia anak kamu" Ucap Rindu.
"Iya,Mom,Tapi Amara nggak mau ngaku kalau Amelia anak Satya,Mungkin Amara masih kecewa sama Satya" Ucap Satya.
"Makanya kamu beritahu Amara alasan mengapa kamu mutusin dia" Ucap Rivan.
"Tunggu keadaan benar benar membaik,Satya harus memperbaikin hubungan Satya dulu dengan Amara dan Mencari tau kalau Amelia anak Satya,Baru Satya beritahu ke Amara tentang alassn mengapa Satya mutusin Amara dan Satya nggak ingin Amara sedih serta merasa bersalah terhadap Satya" Ucap Satya.
"Hanya satu Cara untuk membuktikan Amelia anak kamu,Dengan melakukan Tes DNA" Ucap Rindu.
"Berarti Satya harus ngambil Sampel DNA Amelia dan Berarti Satya harus ke apartement Amara,Mengambilnya secara Diam diam,Kalau ketahuan Amara bisa mengamuk kayak kucing galak" Ucap Satya Tertawa.
"Kamu ini nggak seriusnya,Setelah terbukti kalau Amelia anak kamu dan Amara,Kamu harus siap menikahin Amara,Apa kamu mau menikahi Amara di usia muda" Ucap Rindu.
"Satya siap menikahin Amara,Mom" Ucap Satya tersenyum.
"Ini baru anak Daddy yang mau bertanggung jawab" Ucap Rivan.
Beberapa Saat Kemudian.
Sudah begitu Amara dan Amelia di rumah Satya.Satya bermain dengan Amelia dan Amara mengobrol dengan Rindu.Sekarang Satya mengantar Amara pulang ke apartement.Satya baru menyadari satu hal Kenapa Amara tinggal di apartement bukannya dia ada rumah.Satya mulai penasaran Apa yang terjadi terhadap Amara sejak Satya memutuskan Amara.BERSAMBUNG.
Vote And Comment.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Preman ♤END♤
Hayran KurguAmara seorang Siswi tercantik dan Terkenal di sebuah sekolah terkenal.Tapi Sayang Sikap dan Tingkahnya seperti Preman.Dia bersama ketiga temannya sering membuat masalah di sekolah dan di luar sekolah.Mereka di sekolah sering membully orang yang mere...