♤Tangisan Satya & Terungkap Satu Alasan♤

2.5K 123 9
                                    

                  3 Bulan Kemudian.
         Sudah 3 bulan Satya menjauhin Amara dan Meira.Setiap Berpapasan dengan Amara.Tara dan Cantika selalu berusaha menjauhkan mereka.
Meira selalu mendekati Satya tapi Satya selalu menjauhin Meira.Satya sering bertemu Amelia di taman berkali kali tanpa sengaja dan selalu bermain dengan Amelia.Setiap malamnya Satya minum minuman keras di Club malam hanya untuk menenangkan Pikiran karena dia belum Bisa menerima kepergian Sunny dan Selalu memikirkan Amara membuar dia benar benar tertekan dan Memilih meminum minuman keras dan Ngerokok.Rindu dan Rivan terlihat sedih melihat perubahan Putranya yang pulang kemalaman dan dalam keadaan Mabuk.Rindu dan Rivan selalu menyuruh Doel mengawasi Satya selama di club malam.Karena mereka nggak bisa melarang.Karena Satya selalu ingin bunuh diri.Amara selalu sedih karena menjauh dari Satya dan Dia selalu mendengar celotehan Amelia yang bertemu Satya.Tara dan Cantika merasa kasihan melihat Amara yang selalu sedih terus.
            Keesokkan Harinya Satya berjalan di lorong kampus dengan Headset di telingannya.Satya berpapasan dengan Amara.Satya ke kanan.Amara juga ke kanan.Satya kekiri Amara juga kekiri.
"Silahkan duluan" Ucap Satya dingin dan mengeserkan tubuhnya untuk memberi jalan ke Amara.
            Amara berjalan melewatin.
               Mereka berjalan saling membelakangin.
"Gue nggak suka dengan keadaan ini,Ini terbaik buat kita" Batin Satya.
"Sat,Aku nggak suka keadaan seperti ini,Tapi aku nggak bisa memilih kamu dengan sahabatku" Batin Amara.
             Satya menoleh ke belakang memandang punggung Amara dari jauh.Setelah itu Satya memandang depan lagi.Amara menoleh ke belakang memandang punggung Satya dari jauh.Amara memandang depan Lagi.Tara dan Cantika melihat kejadian itu.
"Kita egois nggak sich,Kalau Kita menjauhkan Amara dengan Satya,Jelas jelas Mereka ada Amelia yang membutuhkan Mereka" Ucap Tara.
"Gue nggak tau Tara ini salah atau Tidak,Lo lihat Meira dia selalu mengejar ngejar Satya,Ujung ujungnya Amara kena Masalah" Ucap Cantika.
"Kita harus mikirin Cara untuk bikin Meira untuk nggak ngejar Satya lagi" Ucap Tara.
              Tara dan Cantika saling menatap penuh rasa bersalah dan Memandang Amara dan Satya.
              Satya berpapasan Dengan Meira and the genk.
"Hy Satya,Gue bawain brownies buatan gue,Enak lo" Ucap Meira tersenyum dan Memberikan kue brownies ke Satya.
             Satya memandang Meira Dingin dan Satya menerima kue itu.
Meira tersenyum bahagia dan Kedua temannya tersenyum.Satya melihat seorang cowok cupu hendak melewati Satya.Satya memberikan kue Brownies itu ke cowok cupu itu.
"Ini dari Meira Adara,Buat lo Aseng,Kata Meira dia cinta banget sama lo dan dia mau lo jadi pacarnya,Lo mau nggak jadi Pacar MEIRA ADARA" Ucap Satya tersenyum Sinis dan Menekan Nama Meira serta memberikan kue brownies itu ke cowok cupu itu.
            Meira terkejut mendengar perkataan Satya.
"Mau,Mau Sat,Gue mau jadi Pacar Meira karena gue juga suka sama Meira" Ucap Cowok cupu itu memperbaikin kacamatanya.
"Gue doain semoga hubungan kalian langgeng" Ucap Satya Tersenyum.
            Satya hendak berjalan melewati tapi dia berhenti tepat di samping Meira.
"Apapun yang lo lakuin ke gue,Gue nggak akan pernah membalas perasaan lo,Jadi lebih baik lo belajar lupain gue,Daripada lo semakin sakit hati" Ucap Satya Dingin.
            Satya berjalan meninggalkan Meira.Meira hendak mengejar Satya tapi cowok cupu itu menahan Meira.
"Satya,Satya" Teriak Meira.
"Lepasin gue cupu" Ucap Meira berusaha melepaskan tangan Cowok cupu itu dari tangannya.
"Tapi kan kita udah resmi pacaran" Ucap Cowok Cupu itu.
"Lo itu ngaca lo tuch nggak pantas buat gue" Ucap Meira.
            Meira menghempaskan tangan Cowok cupu itu dan Berjalan meninggalkan Cowok cupu.Tapi Cowok cupu itu masih mengejar Meira membuat Meira kesal.
           Beberapa Saat Kemudian.
        Semua Mahasiswa dan Mahasiswi berjalan keluar dari kelasnya menuju Kantin.Tiba tiba Saat Amara berjalan menuju Kantin.Tiba tiba Amara menginjak lantai licin dan Hampir terjatuh.Tapi Ada seorang memeluk pinggang Amara.Amara dan Orang itu saling menatap penuh kerinduan.
Orang itu adalah Satya.Amara berdiri dari Pelukan Satya.
"Makasih" Ucap Amara memalingkan wajahnya dari Satya.
"Sama sama" Ucap Satya Terdengar Dingin dan Berjalan meninggalkan Amara.
            Amara meneteskan Air matanya karena Melihat Satya menjauhinnya.
            Beberapa Saat Kemudian.
       Satya dan Doel berada di kantin.
   Satya sedang mengisap Rokoknya dan Menghembuskan kepulan asap rokoknya.
"Satya,Udah berapa banyak rokok yang Lo isap dan Udah berapa banyak minuman alkohol yang lo minum,Lo nggak mikirin kesehatan lo Sat" Ucap Doel Marah.
"Gue nggak peduli" Ucap Satya Dingin.
"Jujur gue kangen Satya yang dulu,Yang selalu Ceria,Selalu tersenyum dan Selalu berusaha membuat orang yang dia sayangi bahagia,Bukan yang sekarang" Ucap Doel.
"Satya yang dulu udah mati" Ucap Satya Dingin.
"Heh lo punya mata nggak sich"
              Semua mahasiswa dan Mahasiswi menoleh mendengar suara bentakkan.Mereka melihat Meira sedang Menyiksa adik kelasnya.
"Kakak yang salah karena kakak yang nabrak aku" Ucap Gadis itu menangis ketakutan.
"Heh lo berani ya sama gue" Ucap Meira Hendak menampar Junior itu.
              Tapi Tiba tiba Ada yang menahan tangan Meira yaitu Amara.
"Bisa nggak sich lo nggak bully orang yang nggak bersalah,Udah lo yang salah tapi lo yang bully orang itu" Ucap Amara menghempaskan tangan Meira Kasar.
"Lo itu jangan suka ikut campur urusan gue dech" Ucap Meira marah.
"Gue nggak ikut campur,Gue nggak suka aja orang yang lebih lemah dari lo,Lo bully seenak jidat lo,Lo nggak apa apa" Ucap Amara membantu Gadis itu berdiri.
"Aku nggak apa apa Kak" Ucap Gadis itu ketakutan Melihat Dandanan Amara yang seperti Preman.
"Udah jangan takut gue nggak gigit kok,Udah sana pergi jangan peduliin cewek tukang dengki ini" Ucap Amara.
                    Gadis itu berjalan meninggalkan mereka.
"Heh Preman pelacur,Jangan sok alim dech,Lo juga sering membully sampai ada Orang yang gangguan kejiwaan karena lo" Ucap Meira.
           Amara berbalik badannya dan Menatap Meira sinis.
"Gue tau kok gue tukang bully dulu,Tapi setidaknya gue mau berubah" Ucap Amara.
"Iya lah,Lo berubah,Karena keperawanan lo udah nggak ada,
Makanya jadi cewek jangan mau ditidurin cowok" Ucap Meira tersenyum Sinis.
"Brugh"
            Amara meninju pipi Meira.
Membuat sudut bibir Meira berdarah.
"Mulut lo semakin hari,Semakin berbisa" Ucap Amara Sinis.
"Brugh"
             Meira menendang perut Amara.Amara kesakitan dan hampir terjatuh.Tapi Ada yang menahan pinggannya.Mereka saling menatap.
Orang itu adalah Satya.Amara berdiri dari pelukan Satya dan Amara bersiap untuk menghajar Meira.
"Brugh"
            Meira hendak menghajar Amara tapi Amara menahan tangan Meira.Amara membanting tubuh Meira ke lantai.Meira kesakitan dan Amara menaruh tangan Meira ke belakang.Meira kesakitan.
"Aw" Ucap Meira kesakitan.
"Makanya punya mulut tuch di rem dan Jangan suka membully orang yang lemah daripada lo,Satu lagi lo nggak akan bisa nyaingin gue" Ucap Amara.
             Amara berjalan meninggalkan mereka semua.Satya memandang Amara dari jauh dan Dia melihat perubahan sikap Amara menjadi lebih baik.Amara bukan Preman yang dia kenal sekolah dulu.Preman yang suka Membully orang dan Memalak orang.Dia berubah menjadi Preman yang sering menyelamatin Orang.
           Malam Harinya Satya berada di Club Malam.Dia meminum Banyak alkohol sampai dia benar benar mabuk.Satya berjalan menuju keluar dari Club malam dengan sempoyongan.Dia menabrak seorang Pria dengan Teman temannya.
"Lo punya mata nggak main nabrak orang" Ucap Orang itu Marah.
"Jalan itu pakai Kaki bukan mata" Ucap Satya Tertawa sambil mabuk.
"Lo berani lawan gue hah" Ucap Pria itu mencekram Baju Satya.
"Lo siapa,Sampai gue harus takut sama lo" Ucap Satya tertawa Sambil mabuk.
"Hajar aja Bima" Ucap Salah satu teman Pria itu.
               Mereka bertiga menarik Satya keluar dari Club Malam.Salah Satu orang itu hendak menghajar Satya.
Tapi Satya menahan tangan orang itu.
"Brugh"
            Satya menghajar perut orang itu.Salah satu dari orang itu memukul tengkuk Satya.Satya termundur.
Kedua orang itu menahan tangan Satya.Satya memberontak.
"Lo semua cuman pandai ramai ramai,Pengecut" Ucap Satya tertawa.
"Brugh"
            Salah satu Pria itu menghajar pipi Satya.Membuat sudut bibir Satya berdarah.Amara berjalan keluar dari Mini Market.Amara terkejut melihat Seorang di pukulin dan Orang itu adalah Satya.
"Satya" Ucap Amara.
              Amara berlari menghampiri Satya.Orang itu hendak menghajar Satya lagi.
"Brugh"
               Amara menendang Pria itu terjatuh.Salah satu Pria itu menyerang Amara.Amara berbalik badan.
"Brugh"
             Amara menghajar Pria itu.
       Salah satu memegang bahu Amara.Amara memegang tangan Pria itu.
"Brugh"
              Amara membanting tubuh Pria itu ke aspal.Satya duduk di aspal sambil tertawa kecil karena mabuk.
"Brugh"
"Bragh"
"Brugh"
              Amara berkelahi dengan 3 orang itu.Amara menghajar dan Meninju Mereka.Amara juga menendang mereka dan mereka semuanya terjatuh di aspal dengan muka penuh memar dan ringisan kesakitan dari mereka.Amara mengeluarkan pistol itu dan mengarahkan pistol itu ke mereka.
"Kalian pergi atau gue tembakkan pistol ini ke jantung" Ucap Amara Dingin.
            Ketiga Pria itu berdiri dan berlari meninggalkan Amara.Amara berjalan menghampiri Satya.Amara melihat Satya sempoyongan.Tercium bau alkohol dari tubuh Satya yang menyengat hidupnya.
"Lo keren hehehe" Ucap Satya dalam keadaan Mabuk.
"Kenapa lo kayak gini Sat,Sekarang kita pulang ya" Ucap Amara menangis melihat Satya mabuk dan Amara memangku tangan Satya di bahunya.
"Pulang kemana ini rumah gue hehehe" Ucap Satya tertawa dalam keadaan mabuk.
             Amara berpikir membawa Satya ke apartement.Karena dia nggak mungkin membawa Satya ke rumah Satya karena Amara tidak ingin melihat kedua orang tua Satya sedih melihat keadaan Satya.Amara membopong Satya menuju mobilnya.
           Beberapa Saat Kemudian.
       Amara sampai di apartement sambil membopong tubuh Satya.
Amara berjalan masuk ke dalam apartement dengan Membopong Satya.Amara berjalan mendekatin pintu kamar tamu dan Amara membukanya.Amara membawa Satya masuk ke dalam kamar tamu yang biasa menjadi tempat nginap Tara dan Cantika.Tapi Tara dan Cantika hari ini tidak nginap di apartement Amara.Amara membaringkan tubuh Satya di tempat tidur dan Amara membuka Jaket Satya.Setelah itu Amara membuka kedua sepatu Satya.
Amara hendak berjalan keluar kamar tapi Tiba tiba Satya menahan tangannya dan Satya menarik Amara ke kasur.Satya menindih tubuh Amara dan Satya membuka bajunya.
Amara terkejut melihat tubuh Satya.
"Lo mau ngapain" Ucap Amara.
"Gue ingin bercinta sama lo" Ucap Satya tertawa.
              Amara hendak memukul Satya tapi Satya menahan kedua tangan Amara di Sisi ranjang.
"Lo udah bunuh anak gue dan sekarang anak yang lo bunuh bakal ada lagi di rahim lo" Ucap Satya menatap Amara dengan nafsu.
"Sat,Gue mohon jangan lakuin itu" Ucap Amara menangis memohon.
"Jangan nangis bukanya dulu kita pernah kayak gini,Jadi kita hanya melakukan apa yang kita lakukan dulu" Ucap Satya.
            Satya hendak mencium bibir Amara.Amara memberontak dan Mengelengkan Kepalanya.
"Sat,Gue mohon jangan lakuin ini" Ucap Amara Memohon.
"Cup"
             Satya mencium bibir Amara dengan kasar dan melumat bibir Amara dengan kasar.Amara menangis ketakutan.Satya mengigit bibir bawah Amara dan menyedotnya.Amara meringis kesakitan.Satya menghirup rambut Amara dan turun ke leher jenjang Amara.Satya mengigit leher Amara dan Menyedotnya.
"Akhhh Satya sakit,Gue mohon lepasin gue" Ucap Amara menangis.
             Satya membuka seluruh pakaian Amara.Amara terkejut melihat tubuhnya tanpa sehelai benang pun.Amara berusaha memberontak tapi Semakin Dia memberontak.tangannya semakin di cekram kuat Oleh Satya.Wajah Satya turun ke belahan Dada Amara.Satya menggunakan Tangannya Meremas kedua payudara Amara secara bergantiaan.
"Akhhhhh Satya Lepasin gue" Ucap Amara Kesakitan dan Menangis merasa di lecehkan.
           Satya memelintir Puting Amara secara bergantian.Amara menangis tiada hentinya.Setelah itu Satya mengisap Puting Amara semakin bernafsu.Amara menangis dia merasa dirinya kayak wanita rendahan.Satya turun ke areal Sensitif Amara.Satya merebahkan kedua paha Amara dengan kakinya.Wajah Satya di depan areal sensitif Amara.Satya mengunakan jarinya dan memasukkan Jarinya ke dalam areal Sensitif Amara dan Mengocoknya.
"Akhhhh Satya,Gue mohon jangan" Jerit Amara menangis.
"Anak kita sebentar lagi hadir" Ucap Satya.
"Anak kita masih hidup" Ucap Amara menangis.
"Nggak,Lo udah bunuh anak gue,Sekarang kita sambut Kehadiran anak kita" Ucap Satya tertawa.
              Satya membuka resletingnya dan mengeluarkan miliknya yang mulai tegang.Satya hendak memasukin miliknya ke areal sensitif.
Amara menangis.Dia mengingat Saat Satya meninggalkannya dan Membuat Amara menanggung aibnya sendiri dan Dia nggak mau itu terjadi lagi.
"Brugh"
               Amara menendang Satya.
        Satya terjatuh di lantai.Amara bangun dari posisi baringnya dan menarik selimut untuk menutupin tubuhnya yang sudah di recehkan Satya.Amara menangis karena merasakan dirinya seperti wanita rendahan yang sudah di recehkan.
Satya menangis terduduk bersandar di pintu sambil memeluk kedua kakinya.
"Lo pembunuh,Seperti Mereka yang bunuh kakak gue,Semua orang pembunuh" Ucap Satya menangis menjambak rambutnya.
             Amara terkejut mendengar perkataan Satya.
"Kenapa harus kakak gue yang mengorbankan kehidupannya untuk kehidupan gue,Gue nggak mau hidup dengan pengorbanan kakak gue,Gue bisa hidup dengan normal tapi gue tersiksa,Karena kakak gue pergi ninggalin gue untuk selamanya dia mengorbankan satu kehidupan yang bisa membuat dia bertahan tapi dia korbankan demi gue,Biar gue bisa bertahan hidup lebih lama lagi,Tapi gue nggak mau hidup dengan pengorbanan kakak gue,Gue nggak mau" Ucap Satya memukul kepalanya di pintu sambil menangis.
             Amara terkejut dan berjalan menurunin kasurnya sambil memeluk Selimutnya.Amara berjalan menghampiri Satya.Amara membungkuk di samping Satya dan Menahan kepala Satya yang hendak di benturkan lagi ke pintu dengan tangannya.Amara menatap Satya.
Satya menatap Amara penuh kesedihan.
"Kenapa harus kakak gue yang mengorbankan hidupnya demi gue,Gue penyebab kakak gue koma bertahun tahun,Tapi kakak gue malah menyelamatkan nyawa gue,Kenapa mereka merenggut nyawa kakak gue demi gue,Kenapa" Ucap Satya menangis di pelukan Amara.
            Amara menangis mendengar tangisan Satya.
"Sejak kecelakaan itu selama 3 tahun gue hidup dengan rasa sakit,Sampai pada akhirnya hari gue mutusin,Saat hari itu juga keadaan gue semakin memburuk gue koma selama 8 bulan" Ucap Satya menangis.
            Amara terkejut mengetahui Satya koma sejak memutuskannya dan Mengingat Perkataan Satya selama 3 tahun dia hidup dengan rasa sakit.
"Selama 8 bulan gue di rumah Sakit new york,Kakak gue juga di pindahkan kesana,Dengan harapan gue dan Kakak gue bisa bertahan hidup,Sampai Pada akhirnya sebelum Gue sadar dari koma,Kakak gue memberikan Satu Kehidupan terpenting buat Dia dan Satu kehidupan yang bisa membuat gue bertahan hidup,Setelah gue sadar dari koma gue butuh perawatan selama 6 bulan karena operasi,Saat itu gue bisa hidup dengan Normal tanpa rasa sakit tapi ternyata gue hidup karena pengorbanan kakak gue,Saat gue tau Kakak gue udah pergi untuk selamanya gur benar benar hancur,Kalau nggak ada Kakak gue,Gue nggak mungkin bisa bertahan sampai sekarang mungkin 1 tahun 3 bulan gue udah nggak ada,Tapi Kakak gue mendonorkan satu satunya kehidupan demi gue,Sejak gue tau kakak gue udah nggak ada,Gue selalu untuk berusaha untuk mengakhiri hidup gue,Gue nggak mau hidup normal tapi harus tersiksa dengan kenangan kakak gue dan rasa bersalah gue terhadap kakak gue selalu menghantui gue" Ucap Satya menangis di pelukan Amara.
              Amara memegang kedua pipi Satya.
"Jawab gue,Lo sakit apa sampai lo menderita selama 3 tahun dan Kak Sunny mendonorkan apa ke lo serta lo operasi apa,Jawab gue Sat" Tanya Amara.
"Gue sakit" Ucap Satya terpotong dan memegang kepalanya pusing.
             Satya pingsan di pelukan Amara.Amara terkejut karena Satya pingsan.Amara tau Satya pingsan dan Amara sudah tau penyebab Satya berubah karena kepergiaan Sunny.
Tapi Amara bingung Apa penyebab Satya koma dan Apa yang di donorkan Sunny untuk Satya tapi Amara yakinin kalau Satya dulu mengidap penyakit serius tapi Sakit Apa.Amara memeluk Pria itu.
"Satya,Aku cinta sama kamu,Aku tau kamu terpuruk dan Kamu belum bisa menerima kepergian Kak Sunny,Tapi kamu nggak bisa kayak gini terus,Kamu masih ada Mom,Dad,Aku dan Anak kita,Satya Aku janji sama kamu,Aku akan mengembalikan kamu seperti Satya yang aku kenal Yang Ceria,Freak dan Aneh,Ya aku cinta sama kamu dan aku nggak mau kamu kayak gini terus,Aku cinta sama kamu,Aku janji akan selalu ada di samping kamu" Ucap Amara di dekat telinga Satya sambil menangis.
              Amara berdiri sambil membopong tubuh Satya ke kasur.
Amara membaringkan tubuh Pria itu dan Amara berbaring di samping Pria itu.Dia membelai Pipi Satya lembut.
Amara memeluk Satya sambil menangis mengetahui luka yang selama ini Satya simpan sendirian.

BERSAMBUNG.



                      Vote And Comment.
           

Cewek Preman ♤END♤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang