Beberapa Saat Kemudian.
Semua murid berjalan keluar dari gerbang utama sekolah.Satya sampai di mobilnya.Satya terkejut melihat ban mobilnya kempes dan Dia melihat ban mobil belakangnya kempes.
"Kok bisa kempes ya" Ucap Satya mengaruk tekuknya bingung.
"Tuk"
"Aw" Ucap Satya merasa Ada melempar sesuatu di belakang kepalanya.
Satya menoleh ke belakang melihat Amara dan Kedua temannya tertawa di dalam mobil.Kecuali Meira yang hanya menatap Satya.
"Emang enak ban mobilnya kempes semua,Jarak dari sekolah ke bengkel jauh loh,Kasian" Ucap Amara Tersenyum kemenangan.
"Nggak apa apa,Gue bisa dorong mobil ini,Kenapa lo khawatir sama gue" Ucap Satya Tersenyum.
"Jangan senyum senyum loh di hadapan gue,Sampai kapanpun gue anggap lo Musuh dan Gue akan membuat nggak betah di sekolah ini" Ucap Amara Sinis.
"Silahkan Coba,Tapi lo ingat kan kata gue,Gue bakal tetap betah di sekolah ini" Ucap Satya Tersenyum.
"Dai Dai Semangat Dorong mobilnya" Ucap Amara Tersenyum sinis dan Menaikin kaca mobilnya.
Amara mengemudikan Mobilnya meninggalkan Satya.Satya tersenyum dan menelpon seorang.
"Pak ban mobil saya kempes,Jadi kesini ya pak"
"....................................."
"Di Sunrise school,Kunci mobilnya saya titip ke satpam"
".........................................."
"Oke,Makasih setelah selesai antar ke rumah ya"
Satya berjalan keluar dari gerbang dan menitipkan kunci ke Satpam.Satya menunggu pesanan Taksi.Taksi pesanan Satya datang.Dia memasukin taksi.
Siang harinya Mobil Amara sampai di rumahnya.Dia barusan mengantarkan ketiga temannya.
Amara membuka jendela mobilnya melihat Mobil terparkir di depan rumahnya.Dia tau itu mobil Siapa.
Amara membuka pintu mobilnya dan Berjalan keluar dari mobilnya.Amara berjalan mendekatin pintu rumahnya.Amara mendengar suara keributan.
"Kamu Lidya kamu nggak pernah mempedulikan anak kita,Kamu lihat dia selalu bikin masalah di sekolah kamu tau" Ucap Seorang Pria Paruh Baya.
"Kok kamu salahin aku,Masih beruntung aku mau Ngurusin Anak itu,Yang jelas jelas bukan Anak kandung aku" Ucap Wanita bernama Lidya.
"Kamu kok jadi salahin aku,Aku melakukan Hal itu juga karena kamu nggak bisa memberikan aku keturunan" Ucap Pria itu.
"Mas Theo,Aku emang nggak bisa memberikan kamu keturunan,Nggak seharusnya kamu membawa anak jalang itu ke rumah kita,Aku nggak akan pernah ngakuin dia anakku" Ucap Lidya.
"Kamu harus tetap ngerawat dia karena dia tetap Anakku,Karena kamu nggak bisa memberikan aku keturunan,Kamu seharusnya Senang karena aku membawa anak itu dalam kehidupan kita,Sekarang dia jadi preman sekolah gara gara kamu" Ucap Theo.
"Aku lebih baik mengadopsi Anak cacat,Daripada anak pelacur itu,Tubuh Anak itu mengalir darah kotor Pelacur itu tau nggak" Ucap Lidya.
"Plak"
Theo menampar Lidya.
"Sekali lagi kamu bilang Amara anak pelacur,Saya nggak segan segan menghabisi kamu,Salah kamu sendiri kenapa kamu harus mandul dan terlalu tidak mempedulikan Aku sebagai suamimu,Sampai aku harus menyewa Wanita untuk aku tiduri dan Memiliki anak biar aku nggak merasa kesepian,Karena kamu terlalu sibuk sama pekerjaan kamu" Ucap Theo.
"Tapi aku nggak mau anak pelacur itu Mas" Ucap Lidya.
Amara hanya bisa terdiam mendengar perkataan kedua orang tuanya.Amara hanya tersenyum miris mendengar perkataan perkataan Lidya yang menyakitkan buat dia.Tangisan dia udah terlalu capek untuk menangis.
"Brak"
Amara membuka pintu rumah dengan kasar.Amara berjalan melewati Theo dan Lidya yang berdebat.
"Kamu habis darimana Amara sampai pulang se,Nggak kangen sama Papa" Tanya Theo menghentikan Berdebatannya.
"Habis dari Sekolah dan clubbing" Ucap Amara Dingin.
"Habis Cubbing temani Om Om ya,Sama seperti Mama Jalang kamu" Ucap Lidya tersenyum Sinis.
Amara terkejut mendengar perkataan Lidya.Amara berjalan menghampiri Lidya dengan Mata berkaca kaca.
"Ma,Amara tau Amara anak haram,Tapi Amara sayang sama Mama,Amara cuman pengen Mama sayang sama Amara sedikit aja,Amara tau Amara bukan Anak Mama,Tapi Amara sudah menganggap Mama,Mama kandung Amara,Amara nggak pernah mau terlahir dari wanita di sewa Papa" Ucap Amara Menangis.
"Plak"
Lidya menampar Amara.
Amara memegang Pipinya yang memanas.
"Jangan pernah panggil saya Mama,Karena saya nggak sudi anak pelacur seperti kamu manggil saya Mama" Ucap Lidya mendorong Amara.
Lidya berjalan meninggalkan Amara.Amara menangis lirih melihat langkah Lidya yang semakin Menjauh.
"Sayang,Papa berangkat kerja dulu ya,Kamu jaga diri baik baik ya" Ucap Theo mengusap rambut panjang Putrinya lembut.
Amara melihat Theo berjalan meninggalkan dia juga.Amara tersenyum miris dengan hidupnya.
Amara berlari menaikin tangga dan Memasukkin kamar.Amara menghancurkam seluruh Barang di sekitar.Amara terluruh menangis dan Memeluk lututnya.
"Gue terlahir buat siapa,Papa cuman peduli dengan pekerjaaannya,Mama tidak pernah menganggap gue Ada,Buat apa gue hidup kalau harus menjadi anak yang nggak di anggap,Ibu kandung gue,Gue nggak tau siapa ibu gue,Yang gue tau dia seorang pelacur,Akkkkkh Gue benci hidup gue" Teriak Amara menjambak rambut panjang Dengan Tangisan mengalir di pipinya.
Disisi lain Satya sedang memainkan Tuts Pianonya."Dengarlah dengar kekasih
Suara hatiku
Dengarlah dengar kekasih
Rintihan kalbu
Yang lama ku pendam di dalam lubuk hatiku"
Satya bernyanyi sambil memainkan Tuts hitam putihnya.
Satya mengingat Saat mobil dia di tabrak mobil Amara.Satya mengingat saat dia melihat Amara dengan dandanan Preman.Satya mulai merasakan Perasaan aneh saat melihat Amara untuk pertama kali."Hari ini detik ini akan aku nyatakan
Hari ini detik ini akan aku katakan
Agar engkau tau isi hatiku
Agar engkau tau perasaanku
Duhai kasihku duhai sayangku
Dengarlah aku cinta padamu"
Satya bernyanyi sambil memainkan Pianonya dan tersenyum.
Mengingat Saat dia bertatapan dengan Amara dan Mencium bibir Amara.Satya tersenyum mengingat Saat dia melihat Wajah Amara yang penuh kemarahan tapi sangat mengemaskan.
"Amara Vanela,Seorang Cewek Preman yang entah kenapa bikin gue pengen bertahan di dunia ini lebih lama lagi,Dia emang Preman tapi gue yakin sekuat apapun orang itu dia pasti ada titik rapuh ya,Gue yakin Di balik sikap Premannya,Ada alasan mengapa dia seperti itu,Aku ingin mencari tau tentang dia" Batin Satya tersenyum mengingat Amara.
Tiba tiba seorang memegang bahu Satya.Satya menoleh melihat wanita paruh baya itu.
"Ayo lagi jatuh cinta ya" Ucap Wanita itu.
"Apaan sich Mom" Ucap Satya Tersenyum Malu.
Wanita itu bernama Rindu ibu kandung Satya.Rindu duduk di samping Satya.
"Ayo,Jangan bohong sama Mommy,Dengar kamu nyanyi dan Mommy yakin kamu lagi jatuh cinta,Siapa sich yang bisa bikin Anak mommy jatuh cinta seperti ini" Ucap Rindu memegang kedua Pipi Satya.
"Satya,Nggak ada waktu untuk jatuh cinta atau mencintai orang lain,Karena cepat atau lama Satya harus kembali" Ucap Satya.
"Kembali kemana,Rumah kamu disini" Ucap Rindu.
"Rumah Satya bukan Disini,Rumah ini hanya sementara,Satya akan kembali ke tempat Sangat Indah dan Bercahaya" Ucap Satya tersenyum.
Rindu berdiri dan membelakangin Satya.Dia menangis mendengar perkataan Putranya.Satya berdiri dari kursi Pianonya dan Berjalan mendekati Rindu.Satya melingkarkan tangannya di pinggang Rindu.Satya menopangkan Dagunya di bahu Rindu.Satya meneteskan air matanya mendengar tangisan Ibu yang selalu menjaganya dan Satya mencium pipi ibunya dengan tangisan.
"Mom,Jangan nangis,Mommy Alasan Satya untuk kuat,Kalau Mommy nangis gimana Satya bisa kuat,Mom dan Dad tenang,Saat Satya menghilang dari dunia ini,Kak Sunny akan mengantikan Satya untuk menjaga Mom dan Dad" Ucap Satya Lirih.
"Cukup" Ucap Rindu Melepaskan tangan Satya.
Rindu menghadap Satya dan Memegang kedua pipi Putranya.
"Sudah 2 tahun kakak kamu terbaring koma dan Dia udah nggak ada Harapan untuk hidup,Satu satu cara untuk Kamu tetap Bertahan sama Mommy dan Daddy,Kamu harus menerima Bagian dari tubuh kakak kamu,Kamu harus mau" Ucap Rindu.
"Nggak Mommy,Mommy tega Mengorbankan Nyawa Kakak demi Satya,Mom lupa siapa penyebab Kakak seperti itu,Satya Mom dan Sekarang Mommy suruh Satya mengambil kehidupan Kakak,Satya yakin Kakak Masih hidup Mom,Jangan mengorbankan Orang yang masih ada harapan untuk Hidup demi Satya yang sudah nggak ada harapan untuk hidup" Ucap Satya Marah.
Satya berjalan menaikin tangga meninggalkan Rindu.Rindu menangis mengingat Perkataannya.Apa dia egois mengorbankan Putri sulungnya demi Putra bungsunya.Tapi dia nggak ingin kehilangan kedua anaknya.Dia harus memilih salah satu anaknya.BERSAMBUNG.
Vote And Comment.
![](https://img.wattpad.com/cover/166619269-288-k885994.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Preman ♤END♤
FanfictionAmara seorang Siswi tercantik dan Terkenal di sebuah sekolah terkenal.Tapi Sayang Sikap dan Tingkahnya seperti Preman.Dia bersama ketiga temannya sering membuat masalah di sekolah dan di luar sekolah.Mereka di sekolah sering membully orang yang mere...