Tiba tiba Dokter keluar dari ruang rawat.Rindu dan Rivan menghampiri Dokter.
"Gimana keadaan Satya" Tanya Rindu.
"Keadaan Satya baik baik saja Mbak,Selamat tuhan Masih kasi Satya kesempatan hidup buat Satya,Tapi Saya mohon Mas,Untuk melarang Satya melakukan kegiatan yang membuat dia kelelahan,Itu akan memperburuk kondisi dia,Untuk sementara Satya di rawat inap dulu sampai keadaannya benar benar pulih dan Untuk sementara Satya memakai Alat Alat medis dan Alat oksigen sampai dia benar benar pulih" Ucap Dokter.
"Apa Mbak dan Mas bisa ketemu Satya " Tanya Rindu.
"Tapi tunggu 1 jam lagi ya,Soalnya Satya akan di pindahkan ke ruang rawat dan Satya sedang di suntik Obat pereda rasa sakit,Saya Mohon Mbak,Mas untuk Paksa Satya menerima milik Sunny,Karena Sunny sudah nggak ada harapan hidup lagi dan Obat Obatan hanya Bisa mengurangin Rasa sakit yang Satya alami,Tapi nggak bisa menyembuhkan Satya" Ucap Dokter.
"Tapi Satya sangat keras kepala,Apa kamu nggak bisa mencari milik orang lain untuk Satya" Ucap Rindu.
"Cuman saudara Kandung yang 100% cocok,Karena milik orang lain hanya 50% cocok" Ucap Dokter.
Rindu dan Rivan benar benar berada dilema.Karena mereka harus memilih antara kedua anaknya yang sangat mereka sayangin.Para Suster mendorong Brangkar Satya keluar dari ruang UGD.Rindu menangis melihat Alat Alat medis yang tertempel di tubuh Putranya.Rivan meramgkul Bahu Rindu berusaha menguatkan Istrinya.Mereka mendorong Brangkar Satya ke ruang rawat VIP.
Beberapa Saat Kemudian.
Amara bersama Anak buah Dari Sunset School berhadapan dengan Anak Sma taruna musuh mereka.
"Lo masih berani ya ngajak gue tawuran,Nggak takut kalah lo" Ucap Amara Sinis.
"Gue sama sekali nggak takut kalah sama lo Amara" Ucap Gadis di hadapan Amara.
"Oke,Kita mulai jangan banyak bacot lo hadapin gue" Ucap Amara.
"Serang" Teriak Gadis itu.
"Serang" Teriak Amara.
"Brugh"
"Bragh"
"Brugh"
Kedua sekolah itu saling menyerang.Terjadilah baku hantam antara kedua sekolah itu.Amara dan Seorang gadis Dari SMA Taruna berkelahi dengan Sengit.Amara menghajar Gadis itu.Gadis itu membalas Menghajar Amara.Tapi Amara menghindar hajaran gadis itu dan Amara menendang gadis itu.Gadis itu terjatuh.
"Kurang ajar" Ucap Gadis itu marah.
"Brugh"
Dia menendang Amara.Amara termundur.Amara menghajar gadis itu.Mereka saling berkelahi.Tiba tiba Amara kepikiran tentang Satya yang membuat Fokusnya hilang.
"Brugh"
Gadis itu menghajar Pipi Amara hingga sudut bibir Amara berdarah.Gadis itu menendang Amara.Amara terjatuh dan Gadis itu hendak menginjak Amara.Tapi Amara menghindar dan Berdiri.
"Brugh"
Amara menghajar Gadis itu dan Mereka saling menghajar.Perkelahian itu terjadi dengar sengit.
"Dor"
Semua terkejut mendengar suara Pistol ke atas udara.Beberapa Polisi mengepung Mereka dan Melerai tawuran pelajar itu.
"Kalian semua ikut saya ke kantor Polisi" Ucap Polisi.
Semua murid itu mengangkat tangan mereka dan menaikin mobil Polisi.Termaksud Amara dan ketiga temannya.
Beberapa Saat Kemudian.
Semua orang tua murid yang ikut tawuran datang ke tempat polisi.
Termaksud Lidya dan Theo.
"Kami semua memanggil Orang tua murid serta kepala sekolah,Memberitahukan kalau mereka semua tertangkap basah tawuran untuk ke 4× ya,Jadi kita meminta Semua orang tua murid Untuk menandatanganin surat perjanjian ini untuk mereka tidak melakukan tawuran lagi" Ucap Polisi.
Semua orang tua murid menandatanganin Surat perjanjian termaksud Ketiga teman Amara.Mereka sudah di bawa pulang.
Amara masih duduk di hadapan Polisi.
"Pak,Kalau perlu Anak pelacur ini di penjara aja seumur hidup,Saya nggak peduli sama dia" Ucap Lidya Sinis.
"Lidya,Kamu bisa nggak sich,Nggak bersikap seperti itu ke Amara,Amara kayak gini karena kamu juga,Nggak bisa mendidik dia dengan Baik" Ucap Theo Marah.
"Kok salah aku,Dia bukan anak aku ngapain aku didik anak pelacur seperti ini" Ucap Lidya tersenyum.
"Cukup,Kamu bilang Amara anak pelacur,Seharusnya kamu memiliki Amara walaupun dia bukan anak kandung kamu" Ucap Theo.
Amara terdiam mendengar perdebatan Kedua orang tuanya.
"Maaf,Pak,Bu bisa tenang ini di kantor polisi,Saya cuman mau kalian tanda tanganin surat ini,Bukan berdebat" Ucap Polisi.
Theo menandatangani surat itu dan Amara berdiri berjalan meninggalkan Lidya dan Theo.Theo dan Lidya berjalan keluar dari kantor Polisi.
"Hey Anak Pelacur berhenti nggak" Teriak Lidya menahan Tangan Amara.
"Plak"
Lidya menampar Amara dan Amara memegang Pipinya memanas.
Amara mengeluarkan Pistol di belakang punggung Amara.Dia menaruh Pistol itu di tangan Lidya.
"Cukup,Amara udah capek karena nggak dapat kasih sayang Mama,Amara tau kalau Amara cuman Anak pelacur,Tapi Amara menyayangi Mama dan udah menganggap Mama sebagai ibu kandung Mama,Tembak Amara,Biar mama nggak perlu lihat Anak pelacur seperti Amara,Tembak Amara Ma,Amara rela mati di tangan Mama" Ucap Amara mengarahkan tangan Lidya yang memegang Pistol ke kepalanya sambil menangis.
"Tembak Ma,Biar Amara mati nyusul ibu kandung Amara yang sudah menghancurkan rumah tangga Mama" Ucap Amara menangis.
"Buk"
Theo melempar Pistol itu ke lantai dan memeluk Putrinya.Dia mengusap rambut panjang Putrinya yang menangis terisak.
"Kamu ngapain nyimpan pistol,Itu bahaya nak" Ucap Theo.
"Biar nanti saat Amara berniat bunuh diri,Amara bisa menembak diri Amara sendiri Pa" Ucap Amara menangis di pelukan Theo.
Amara melepaskan pelukan Theo dan berlari ke mobilnya.
"Kamu mau kemana Amara" Tanya Theo Panik.
Amara tidak menghiraukan perkataan Theo.Amara mengemudikan mobilnya meninggalkan kantor polisi.
Beberapa Saat Kemudian.
Satya membuka perlahan perlahan matanya.Satya melihat sekelilingnya bercat putih.Satya menoleh melihat Rindu tersenyum memandangnya sambil mengenggam tangannya.Disana juga ada Rivan yang melihatnya.Satya meraba raba wajahnya dan dia memegang Alat oksigen di hidung dan Dia melihat Beberapa alat medis di dadanya.
Satya mengingat Saat dia dan Amara akan berciuman tapi Kegelapan membuat kesadaran Satya menghilang.Satya hendak membuka alat medis di tubuhnya.Tapi di tahan Rindu.
"Kamu mau ngapain" Tanya Rindu.
"Satya udah sehat,Kenapa harus pakai Alat medis kayak gini" Ucap Satya.
"Sayang,Kondisi kamu lemah jadi harus pakai alat alat itu dan oksigen" Ucap Rindu mengusap rambut Putranya.
"Satya,Emang lemahnya,Tapi mommy nggak ada beritahu teman teman Satya kan tentang penyakit Satya" Ucap Satya.
"Nggak sayang" Ucap Rindu.
"Satya nggak mau sampai ada yang tau tentang penyakit Satya,Satya nggak mau di anggap lemah" Ucap Satya.
"Iya sayang,Tapi kamu janji jangan ikut olahraga lagi,Kamu ini udah di larang jangan main basket,Masih aja main basket" Ucap Rindu.
"Iya dech Maafin Satya ya Mom" Ucap Satya tersenyum di wajahnya yang pucat.
"Kamu harus istirahat ya banyak oke jagoan" Ucap Rivan mengusap rambut Satya.
"Kapan Alat alat menyebalkan ini terlepas dari tubuh Satya" Ucap Satya.
"Sampai lusa" Ucap Seorang.
Orang itu Roni Dokter yang menangani Satya sekaligus Om Satya.
Dr,Roni berjalan menghampiri Satya.
"Kamu memang bandel ya,Om sudah bilang kamu nggak boleh melakukan kegiatan yang bisa bikin kamu kelelahan,Keadaan kamu bukan seperti dulu lagi" Ucap Dr Roni.
"Kan Satya ikut tanding basket itu ada hadiahnya,Hadiah yang begitu indah dan nggak akan pernah Satya lupakan" Ucap Satya.
"Hadiah apaan" Tanya Dr Roni.
Satya terdiam mengingat Dia menang dari tadi basket dan Dia mengingat dia hampir berciuman dengan Amara.Satya tersenyum mengingat saat itu.
"Kenapa senyum senyum kayak orang gila" Tanya Dr.Roni.
"Satya nggak apa apa,Om lusa Satya boleh pulang kan" Ucap Satya.
"Nggak boleh,Kamu di sini selama seminggu" Ucap Dr.Roni.
"Apa,Om kan Satya baru 2 hari masuk sekolah,Masa nggak masuk sekolah selama 1 minggu" Ucap Satya Terkejut dan Protes.
"Satya,Kamu dengarin Kata Om Roni,Ini demi kebaikan kamu" Ucap Rivan.
"Iya,Satya cuman seminggu,Sayang,
Emang ada Alasan apa yang membuat kamu ingin sekolah cepat" Tanya Rindu.
"Ada hadiah yang pengen Satya dapatkan nanti kalau Satya maksud sekolah" Ucap Satya tersenyum mengingat Amara.
"Hadiah apaan sich" Tanya Rindu penasaran.
"Hadiah yang sangat spesial untuk Satya dan Kenangan yang sangat indah untuk Satya" Ucap Satya tersenyum.
Mereka bingung mendengar perkataan Satya.
Beberapa Saat Kemudian.
Rindu,Rivan dan Dr Roni berada di luar ruang rawat.Melihat Satya yang sedang mendengar lagu sambil tersenyum sendiri membayangkan Amara.
"Kayaknya Putra Mas dan Mbak" Ucap Dr Roni.
"Apa Satya boleh merasakan jatuh cinta dengan Kondisi yang sekarang" Ucap Rindu.
"Satya berhak merasakan cinta,Karena seorang gadis yang dicintai Satya akan menjadi Motivasi Satya untuk bertahan lebih lama lagi" Ucap Dr.Roni.
"Tapi kalau Sampai Gadis itu tidak mencintai Satya" Tanya Rivan.
"Itu Saya takutin,Satya yang dulu masih bisa menerima Rasa patah hati,Tapi Satya sekarang kalau dia merasakan Sakit hati,Itu akan memperburuk keadaannya" Ucap Dr.Roni.
"Makanya Satya tidak ingin terlalu mencintai seorang,Karena dia nggak ingin merasa Sakit,Tapi kita nggak bisa mengendalikan cinta,Kapan saja Satya bisa merasakan hal itu" Ucap Rindu.
"Semoga saja Satya bisa menerima semua kernyataan yang akan dia hadapin" Ucap Dr.Roni.
"Seandainya kejadian itu nggak pernah terjadi,Kedua anak Kita Nggak bakal menderita dan Kita nggak akan harus memilih di antara mereka,Satya selalu menolak untuk menerima Milik Sunny,Karena dia merasa bersalah terhadap Sunny,Seandainya aku bisa,Aku rela mengantikan Sunny yang terbaring koma atau mengantikan Satya,Aku nggak kuat kalau Harus kehilangan kedua anak kita" Ucap Rindu Menangis.
Rivan merangkul bahu Istrinya dan Mencium pelipis Istrinya.Dia juga sama Seperti rindu.Dia nggak ingin kehilangan Kedua malaikat mereka.
Disisi lain Amara sedang mengisap rokoknya dengan tangisan dan Amara sedang duduk di pinggir danau.Sambil melempar Batu ke danau.
"Buat apa gue hidup,Kalau nggak ada yang sayang sama gue,Gue pengen cepat cepat Mati,Daripada harus hidup dengan penuh kebencian Mama" Ucap Amara menangis sambil mengisap rokoknya dan menghembuskan asap rokoknya.
Amara melempar Putung rokok itu ke bawah dan menginjaknya.
Amara berdiri dengan tangisan.
"MA,Amara sayang sama Mama,Amara tau Amara bukan anak Mama,Tapi apa Amara nggak pantas untuk mendapatkan kasih sayang seorang Ibu,Kenapa Amara harus terlahir jadi anak pelacur,Amara pengen Mati,Amara muak untuk hidup dan menerima semua kebencian Mama" Teriak Amara sambil menangis.
Dia terluruh berlutut di pinggir danau dengan tangisan.Mungkin semua orang berpikir Amara gadis Preman yang kuat tapi Mereka tidak tau Amara sangat rapuh.BERSAMBUNG.
Vote And Comment.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Preman ♤END♤
FanficAmara seorang Siswi tercantik dan Terkenal di sebuah sekolah terkenal.Tapi Sayang Sikap dan Tingkahnya seperti Preman.Dia bersama ketiga temannya sering membuat masalah di sekolah dan di luar sekolah.Mereka di sekolah sering membully orang yang mere...