Beberapa Saat Kemudian.
Satya berjalan menurunin tangga sambil memakai jaketnya.
"Satya,Kamu mau kemana" Tanya Rindu.
"Check up,Hari ini kan jadwal Satya Check Up dan sekalian Satya mau jenguk Kak Sunny" Ucap Satya menyalim tangan Rindu.
"Ya,Hati hati yang sayang,Maafin Mommy yang Egois" Ucap Rindu menangis.
"Mom,Jangan nangis,Satya ya harusnya minta maaf sama Mom,Satya pamit ya Mom" Ucap Satya mengusap air mata Rindu.
Satya berjalan keluar dari rumah menuju mobilnya.Satya mengemudikan Mobilnya meninggalkan halaman rumah.
Beberapa Saat Kemudian.
Satya sedang berbaring sambil di periksa oleh Dokter yang sering menanganinya.Setelah itu Dokter selesai memeriksa Satya.Satya turun dari brangkar.Satya berjalan menghampiri Dokter dan duduk Di hadapan Dokter.
"Selain di rumah kegiatan kamu apa aja" Tanya Dokter.
"Sekolah" Ucap Satya.
"Pantasan kondisi kamu semakin memburuk,Saya sudah bilang kamu nggak boleh sekolah di luar,Kamu harus Homeschooling,Kalau Sekolah umum itu akan memperparah kondisi kamu" Ucap Dokter.
"Saya sudah bosan Selama 2 tahun di rumah,Cuman homeschooling Aja,Saya juga pengen menikmati hidup sama seperti anak normal lainnya" Ucap Satya.
"Kamu udah nggak seperti mereka,Itu kamu yang 2 tahun yang lalu,Bukan yang sekarang,Kalau kamu ingin hidup normal seperti dulu,Terima milik Sunny,Dengan itu kamu bisa hidup normal" Ucap Dokter.
"CUKUP OM,Saya kesini cuman mau Check Up,Bukan mau mendengar Om nyuruh saya membunuh kakak Saya" Ucap Satya.
"Satya,Aku itu Om kamu,Aku nggak ingin Melihat Kak Rindu dan Kak Rivan sedih karena harus kehilangan keduanya,Mereka nggak mau kehilangan keduanya,Mereka harus memilih antara kamu dan Sunny" Ucap Dokter itu.
"Pilih Kak Sunny dia berhak untuk hidup,Saya yang sudah membuat dia seperti itu,Saya ingin menebus kesalahan saya ke dia" Ucap Satya.
"Tapi Kak Sunny sudah nggak ada Harapan,Dia hanya hidup dengan Alat Alat medis,Alat Alat itu hanya membuat dia tersiksa" Ucap Dokter.
"Saya yakin Kak Sunny akan sadar,Dia hanya tidur" Ucap Satya menangis memikirkan kondisi Kakaknya.
"Sat,Kamu harus belajar mengikhlaskan Sunny" Ucap Dokter.
"Nggak,Saya yakin Kakak saya masih hidup,Saya permisi" Ucap Satya mengambil beberapa botol Obat dan memasukin ke dalam kantong.
Satya berjalan ke ruang dari ruangan Dokter.Satya berjalan di lorong rumah sakit.
Disisi lain Amara sedang berjalan di lorong rumah sakit sedang telponan dari arah berlawanan Satya.
"Lo dimana sich Tara"
"......................"
"Gue udah sampai di rumah sakit,Lo kenapa bisa sich sampai Babak Belur" Ucap Amara.
"............................."
"Kan gue udah bilang jangan Sendirian,Besok kita langsung tawuran sama anak Taruna,Ruangan lo dimana"
"Buk"
Satya dan Amara bertabrakan.
Membuat Kantong Obat Satya terjatuh dan Membuat botol obat obat tercecer keluar.Serta Hp Amara jatuh di lantai.
"Cowok Freak" Ucap Amara Marah.
"Hy Cewek Preman" Ucap Satya Tersenyum Bahagia.
Satya dan Amara membungkuk.
"Tuk"
Kening Amara terbentur dengan kening Satya.
"Aw" Ucap Satya dan Amara meringis.
"Lo punya mata nggak sich,Sakit Bodo dan lo ngapain ngikuti gue sampai disini" Ucap Amara hendak mengambil Hpnya tapi Dia malah mengambil Botol obat Satya.
"Hah,Ngikutin" Ucap Satya Terkejut.
"Iya,Lo ngikuti gue kan,Lo mau balas dendam sama gue kan" Ucap Amara.
"Nggak kok,Gue nggak ngikutin Lo atau Balas dendam sama lo" Ucap Satya.
"Alah jangan Mengelak lo" Ucap Amara.
Amara melihat Botol obat itu.
"Ini kan Obat untuk penyakit" Ucap Amara melihat Botol Obat itu dan Berusaha mengingat ini Obat Apa.
"Untuk penyakit patah hati" Ucap Satya mengambil Botol Obat itu yang berada di tangan Amara dan memasukkin ke dalam kantong.
Amara mengambil hpnya dan Berdiri bersamaan dengan Satya.Amara masih memperhatikan Kantong obat di tangan Satya.
"Ngaco patah hati pakai obat,Nggak sekalian aja lo bunuh diri" Ucap Amara Sinis.
"Sebenarnya gue nggak butuh obat sich untuk ngobatin patah hati gue,Karena Ada lo obat ya ampun untuk mengobatin Patah hati gue" Ucap Satya.
"Receh,Gue nggak punya Uang receh,Lo sakit apa sampai Obat sebanyak itu" Tanya Amara.
"Cie khawatir ya sama gue,Gue merasa terharu nich dikhawatirin sama lo,Gue nggak sakit kok yang sakit teman gue" Ucap Satya Tersenyum.
"Gue nggak khawatir sama sekali,Mau lo sakit kek,Mau lo mati kek gue nggak peduli" Ucap Amara.
"Nanti kalau Gue mati nanti lo nangis kehilangan gue gimana" Ucap Satya.
"Nangisin lo,Gue malah senang kalau lo mati,Malah gue akan bikin pesta yang besar untuk merayain Kematian lo,Puas" Ucap Amara Sinis.
"Buset,Kejam benar omongan lo,Lo mungkin sekarang bisa bilang begitu,Saat nanti gue bisa bikin lo jatuh cinta sama gue dan Gue menghilang dari kehidupan lo,Lo bakal tangisin gue,Lo bakal merindukan dan Mencari gue,Tapi lo nggak bisa menemuin gue lagi" Ucap Satya Tersenyum.
"Jatuh cinta sama lo,Mimpi" Ucap Amara berjalan meninggalkan Satya.
"Amara,Gajah mada aja enggak makan buah pala sampai Nusantara bersatu dan Gue akan ngejar lo dan Gue yakin lo bakal jatuh cinta sama Gue Cewek Preman" Teriak Satya.
Semua Pasien dan dokter terkejut mendengar teriakan Amara.
Amara mengepal Tangannya kesal karena Semua orang memperhatikannya.
"Apa lo mandang mandang,Dia tuch Cowok gila,Freak tau nggak" Ucap Amara memarahin semua orang.
"Jangan marah marah dong,Nanti gue makin suka dan Lo harus tanggung jawab kalau gue semakin suka sama lo,Lo harus pacaran sama gue" Teriak Satya Sambil tersenyum.
Amara menoleh ke belakang dan Menatap Satya tajam.Amara mengepal tangannya ke hadapan Satya dari jauh.Satya hanya tertawa melihat Raut wajah kemarahan Amara.Amara berjalan meninggalkan Satya dengan kekesalan.Satya juga bingung mengapa dia jadi sering ngodain Amara.
"Apa gue jatuh cinta sama cewek preman itu,Tapi apa gue masih ada waktu untuk menikmati indahnya cinta,Tapi gue mau bilang sama lo Amara makasih,Karena lo udah berhasil bikin beban gue menghilang sedikit" Batin Satya tersenyum bahagia melihat Amara dari jauh."Dag dig dug di dada berdetak di dada
Jadi aneh jadi aneh jadi aneh diriku
Ya allah apa aku sedang jatuh cinta"
Satya bernyanyi sambil berjalan memutari pohon.Satya bersandar di pohon sambil tersenyum mengingat Raut wajah kemarahan Amara.Satya mengingat Saat dia bertemu dengan Amara dan Sering mengodain Amara."Apakah tabah diriku memandang
Bibirnya imut imut mata berbinar binar
Oh mengoyah imanku di dada"
Satya bernyanyi dan tersenyum melihat Amara yang merentangkan tangannya dan Berputar.Amara berjalan berhadapan dengan Satya.
Amara memegang bahu Satya dan berjalan memutarin Satya.Amara berjalan meninggalkan Satya.Satya menopang tangannya di pohon sambil tersenyum melihat Amara.Beberapa Saat Kemudian.
Satya sedang berada di ruangan serba putih.Satya mendengar suara Monitor yang menandakan Masih ada kehidupan di sana.Satya sedang memijat kedua kaki Seorang Wanita yang terbaring Koma di rumah Sakit dengan Alat alat yang menempel di tubuhnya.Satya memijat kaki wanita itu.
"Kak,Lo tau nggak gue ngerasa perasaan yang aneh,Sejak bertemu seorang Cewek Preman tapi dia Cantik,Apa gue suka sama dia atau Cinta sama dia,Tapi gue terlalu takut untuk jatuh cinta sama dia,Karena gue takut nggak bisa melepasnya,Saat gue akan menghilang,Salah nggak sich kalau gue jatuh cinta sama seorang,Tapi Gue ingin selalu berada di dekat dia dan Mengubah dia menjadi lebih baik,Oh Iya kaK kalau lo udah sadar,Lo harus ketemu dia,Walaupun Saat itu gue nggak bisa membawa dia ke hadapan Kakak,Tapi Setidaknya kakak tau siapa yang berhasil Menarik perhatian Adik lo,Kak Gue juga lagi sedih,Karena Mommy,Daddy dan Dr Leon Alias Om leon,Selalu maksa Satya untuk menerima Milik Kakak dan Melepas Kakak untuk pergi,Tapi gur nggak mau karena Gue yakin Kakak akan bangun dan Akan mengantikan posisi Satya untuk menjaga dan melindungi Mommy dan Daddy,Karena kakak harapan Satya satu satunya,Satya udah nggak ada harapan lagi,Mereka bilang Kalau Satya ada harapan kalau mengorbankan Kakak,Tapi Satya nggak mau,Karena Kakak berhak untuk menikmati hidup yang lebih lama bukan Satya" Ucap Satya menangis mengecup tangan yang terpasang Alat infus.
"Kakak,Kak Sunny Harus bangun,Karena Satya nggak tau Apa Satya bisa bertahan sampai kakak bangun atau Satya akan menghilang duluan sebelum Kakak bangun,Tapi Satya ingin Satya menghilang Saat Kakak Bangun,Walaupun kakak nggak bisa melihat Satya,Tapi Satya bisa melihat Kakak di atas Langit yang begitu Indah,Satya sayang banget Sama Kak Sunny dan Satya nggak mau mengorbankan Demi Satya,Satya nggak mau" Ucap Satya menangis.
Satya berdiri dan Mengusap rambut Wanita bernama Sunny dengan air mata mengalir di pipinya.
Dia mendekatkan Mulutnya di telinga Sunny.
"Kak,Bangun ya Kak,Karena Mommy dan Daddy butuh Kakak,Satya juga butuh kakak untuk menjaga Satya,Kakak harus tau Satya sangat menyayangi Kakak,Satya rela mengorbankan apapun demi Kakak,Jadi Satya mohon Kakak harus bangun ya" Ucap Satya melihat Wajah yang di hiasin Alat Oksigen.
Satya mengecup Kening wanita itu dengan lembut dan Orang itu adalah Sunny Kakak kandung Satya.
Satya sangat menyayangi Sunny dan Sunny adalah Kakak terbaik buat Dia.
Kejadian di sebabkan Satya sudah menghancurkan Dirinya sendiri dan kakaknya.Penyesalan selalu menghantui Satya sampai kapanpun.
Saat teringat kejadian Buruk itu.BERSAMBUNG.
Vote And Comment.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Preman ♤END♤
FanfictionAmara seorang Siswi tercantik dan Terkenal di sebuah sekolah terkenal.Tapi Sayang Sikap dan Tingkahnya seperti Preman.Dia bersama ketiga temannya sering membuat masalah di sekolah dan di luar sekolah.Mereka di sekolah sering membully orang yang mere...