Beberapa Saat Kemudian.
Semua murid kelas Xll Biologi berkumpul di lapangan sekolah dengan seragam Olahraga.Kecuali Satya yang berdiri di samping tiang dengan Pakaian olahraganya.Satya terdiam dengan Pikiran yang menerawang jauh.Tiba tiba Ada yang menepuk Bahu Satya.Satya menoleh ke samping.
"Heh Ngapain bengong Disini,Ayo nanti kalau Pak Beni tau gimana" Ucap Doel Menarik Satya ke Lapangan.
Tapi Satya masih diam di tepatnya.Dia bingung harus jawab Apa.
"Kok lo diam aja,Ayo nanti kalau Pak Beni tau habis lo" Ucap Doel menarik Satya.
Satya masih terdiam di tempatnya.Tiba tiba Pak Beni datang ke lapangan dengan pakaian olahraganya.Doel berusaha menarik Satya ke lapangan.Tapi Satya masih diam membeku.
"Semua berkumpul di lapangan kecuali Satya Aldrie" Ucap Pak Beni tegas.
Mereka semua terkejut mendengar perkataan Pak Beni.
Doel juga terkejut mendengar perkataan Pak Beni.Satya hanya diam.
"Satya,Kamu duduk di sana" Ucap Pak Beni.
"Iya,Pak" Ucap Satya Lirih.
Satya berjalan ke bangku lapangan dan Duduk disana.Dengan masih menerawang jauh ke belakang.
Doel berjalan berkumpul dengan murid murid yang lainnya.Doel bingung kenapa Satya Tidak ikut pelajaran Olahraga.
"Pak Beni,Nggak bisa gitu dong,Masa Satya nggak ikut olahraga tapi kita panas panasan disini" Ucap Amara Protes.
"Ini sudah keputusan Pihak sekolah kalau Satya tidak diikutkan Dalam pelajaran olahraga dan Eskul" Ucap Pak Beni.
"Emang Satya kenapa dia anak emas,Ya anak pemilik sekolah gue bukan Satya" Ucap Amara Protes.
"Kami tidak bisa memberitahukan alasan karena Orang tua Satya juga sudah memberitahukan ke Papa kamu" Ucap Pak Beni.
"Apa,Ini nggak adil" Ucap Amara masih Protes.
"Terserah,Kalian mau terima atau tidak,Ayo kita mulai pelajaran olahraga ya" Ucap Pak Beni.
Amara menatap Satya tajam dan Amara tidak suka kalau ada yang lebih berkuasa dari dirinya.
Semua mulai bermain basket dengan gembira.Satya melihat Amara yang begitu jago memasukin Bola basket ke dalam Ring.Satya mengingat Saat saat yang paling indah buat dia.
"Dulu 2 tahun yang lalu,Gue masih bisa bermain Basket dengan lincahnya tapi Sekarang gue harus duduk disini seperti orang lemah dan melihat mereka yang sedang asyik bermain basket" Batin Satya.Satya mengingat Saat Dia masih kelas 2 smp.
Satya dan tim basketnya bermain Basket dengan Anak Smp.
Satya dengan lincah mengelabui Mereka.Satya melempar Bola basket dari jarak jauh ke Ring dan Satya mencetak Gol.Satya berlari dan Bertos dengan Timnya.
Satya sedang menunggu lemparan Dari temannya sambil di halangin lawan.
"Woi Bimo lempar sini" Ucap Satya.
Teman Satya melempar ke Satya.Satya menerima lemparan Bola itu dan Mengelabui Lawannya.Satya melempar bola itu ke ring dan Dia mencetak gol lagi.
"Woi Gol" Teriak Satya mengangkat kedua tangannya dengan Gembira.
Beberapa Saat Kemudian.
Tim Basket Satya menang dari Tim Lainnya.Teman Teman Satya mengendong Satya dan melemparnya ke atas.Mereka tertawa bahagia.Satya berjalan keluar dari tournament dengan Pialanya bersama teman teman tim basket.Dia dan Teman temannya masih memakai Pakaian Basket.Satya melihat Seorang Wanita berpakaian seragam SMA berdiri di samping Mobil dan dia melambaikan tangannya ke Satya.
"Hey Semuanya gue kesana dulu ya,Ada kakak gue" Ucap Satya.
Satya berlari menghampiri Sunny.
"Gimana adek tampan Kakak" Ucap Gadis itu mengacak rambut Adiknya.
"Menang Dong,Ini dapat juara 1,Tapi Kak Sunny nggak datang" Ucap Satya menunjukkan Pialanya dan melipat tangannya serta membelakangin Sunny.
Sunny memeluk Adik tersayangnya.
"Maafin Kakak ya,Kakak tadi ada kerja kelompok" Ucap Sunny.
"Pokoknya Satya ngambek sama Kakak" Ucap Satya.
"Benar nich mau ngambek sama Kakak,Kamu nggak mau ini" Ucap Sunny memberikan Sebuah Hadiah ke hadapan Satya.
Satya tersenyum melihat hadiah itu.Satya mengambil hadiah itu dan Membukanya.
"Ini Kan sepatu basket yang Satya incar" Ucap Satya berbalik badannya menghadap Sunny.
Sunny membungkuk di hadapan Satya.
"Kan Satya bilang mau jadi pemain basket yang terkenal,Sini peluk kakak" Ucap Sunny merentangkan tangannya.
Satya memeluk Sunny dengan Bahagia dan Mengecup Pipi Sunny.Sunny tersenyum dan Membalas pelukan Adiknya.
"Satya sayang Banget sama Kak Sunny" Ucap Satya.
"Kak Sunny juga sayang Banget sama Satya" Ucap Sunny tersenyum bahagia.Satya berusaha menahan tangisnya yang hampir tumpah.Satya mengepal tangannya untuk menahan tangisnya.Mengingat kejadian itu.
"Kak Kapan Kakak bangun dari tidur panjang Kakak,Satya nggak bisa mewujubkan Impian Satya" Batin Satya.
Tiba tiba ada yang melempar basket ke Satya.Satya terkejut melihat Amara menatapnya.Dia melihat tidak ada Pak Beni.
"Woi Pengecut,Tanding Basket sama gue One On One" Ucap Amara menantang Satya.
Satya terkejut mendengar perkataan Amara.
"Amara,Pak Beni kan udah bilang Satya nggak diikutkan Dalam pelajaran Olahraga" Ucap Doel Marah.
"Diam lo,Lo nggak perlu ikut campur" Ucap Amara menunjuk Doel.
"Gue nggak bisa" Ucap Satya berdiri dan Menjatuhkan bola basket itu.
Satya berjalan menjauh dari lapangan Basket.
"Kalau lo nggak bisa berarti lo pengecut dan hanya anak mami" Ucap Amara tertawa.
Satya menoleh menatap Amara.
Amara menatap Satya remeh.
"Gue bukan Pengecut dan Bukan anak Mami" Ucap Satya tak terima di hina seperti itu.
"Kalau lo bukan Anak Mami dan Bukan Pengecut lo bakal terima tantangan Gue untuk One On One" Ucap Amara Tersenyum remeh.
Satya mengambil bola basket itu dan Berjalan menghampiri Amara.
"Gue terima tantangan lo untuk One On One" Ucap Satya.
"Oke,Pakai taruhan kalau gue menang lo harus jadi babu gue selama seminggu,Tapi kalau lo menang lo harus" Ucap Amara terpotong.
"Kalau gue menang lo harus cium bibir gue di depan semua orang" Ucap Satya menantang Amara.
Amara terkejut mendengar tantangan Satya.Semua murid terkejut mendengar perkataan Satya.
"Apaan ini nggak itu modus lo kan" Ucap Amara.
"Lo bilang gue pengecut tapi lo sendiri pengecut" Ucap Satya.
"Oke,Gue terima tantangan lo" Ucap Amara.
"Deal" Ucap Satya mengulurkan tangannya ke hadapan Amara.
"Deal" Ucap Amara menerima uluran tangan Satya.
Satya melempar bola basket itu ke Doel.
"Lo jadi wasitnya" Ucap Satya.
Satya dan Amara berdiri berhadapan.Doel memegang bola basket Di tengah mereka berdua.
"1,2,3" Ucap Doel Melempar Bola Basket itu.
Satya dan Amara melompar.
Satya mendapatkan bola itu.Satya memantul Bola itu ke lapangan.
Amara berusaha merebut basket itu dari Satya.Satya mengelabui Amara dan melempar bola basket itu ke Ring.
"Gol" Ucap Doel Girang.
"Satya,Satya,Satya" Ucap Semua Siswi kecuali ketiga teman Amara.
"Amara,Amara,Amara" Ucap Semua Siswa dan Kedua teman Amara.
Satya dan Amara bermain Basket dan Satya Mendapatkan Basketnya.Mereka semua terkejut melihat Kelincahan Satya bermain Basket.Meira menatap Satya dengan tatapan sulit di artikan dan Tersenyum Sinis memandang Amara.
Satya sudah mencetak tiga Gol.Tiba tiba Satya terdiam.Dia merasakan Rasa sakit yang luar biasa dalam Tubuhnya.Keringat dingin Membasahin Wajahnya dan Wajahnya semakin memucat.Satya memegang Dada Kirinya berusaha menahan Rasa sakit yang mengorotinya.
Beberapa Saat Kemudian.
Satya menang dari Amara.Amara kesal karena Satya menang darinya.
Satya berusaha menahan Rasa sakit di tubuhnya.Amara berjalan menghampiri Satya.
"Cium,Cium,Cium" Teriak Semua Murid.
Amara berdiri di hadapan Satya dan Satya hampir tumbang.
Amara memegang kedua bahu Satya.
Amara hendak mencium bibir Satya tapi dia terkejut merasakan Nafas Satya tidak Beraturan.Seperti Satya kesulitan bernafas.Amara terkejut melihat Wajah Satya semakin Memucat dan Amara melihat Satya yang mencekram dada kirinya Kuat serta Keringat dingin yang membasahin tubuh Satya.
"Sat,Lo kenapa" Tanya Amara Panik.
Tiba tiba pandangan Satya mengelap.Satya pingsan di pelukan Amara.Amara terkejut dan menahan tubuh Satya yang pingsan.
"Sat lo kenapa" Tanya Amara Panik.
Semua murid murid menghampiri Satya.
Beberapa Saat Kemudian.
Orang tua Satya datang dan Para murid murid Laki laki membopong tubuh Satya menuju mobil orang tua Satya.Amara terdiam melihat Satya begitu pucat dan Melihat Mobil orang tua Satya sudah berlalu meninggalkan sekolah.
Beberapa Saat Kemudian.
Orang tua Satya mendorong brangkar Satya menuju ruang UGD.
"Sat,Kamu harus bertahan demi Mommy dan Daddy" Ucap Rindu menangis dan mengusap rambut Putranya.
Dokter dan Suster mendorong brangkar Satya ke ruang UGD.
Rindu menangis terduduk melihat Wajah putranya sangat Pucat.Rivan berjongkok di hadapan Rindu dan Mengenggam kedua tangan Rindu.
"Kamu harus percaya anak kita kuat,Dia udah bertahan selama 2 tahun" Ucap Rivan.
"Aku nggak mau kehilangan Satya Mas,Sunny aja belum ada perkembangan" Ucap Rindu.
"Aku juga nggak mau kehilangan Satya,Tapi kita harus kuat Demi Satya" Ucap Rivan.
Rivan memeluk Rindu.
Dia merasakan tubuh Rindu bergetar hebat.Dia mendengar isakan tangis istrinya.
"Kenapa harus Satya Mas,Dia terlalu muda untuk menerima kesakitan di hidupnya" Ucap Rindu memeluk Suaminya erat dengan Tangisan.
Dokter memasang Alat Oksigen di hidung Satya dan Memasang alat infus di tangan Satya.Serta memasang Alat Alat medis di tubuh Satya.Dokter memeriksa keadaan Satya.
BERSAMBUNG.Vote And Comment.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Preman ♤END♤
FanfictionAmara seorang Siswi tercantik dan Terkenal di sebuah sekolah terkenal.Tapi Sayang Sikap dan Tingkahnya seperti Preman.Dia bersama ketiga temannya sering membuat masalah di sekolah dan di luar sekolah.Mereka di sekolah sering membully orang yang mere...