CHAPTER (2)

7.8K 799 220
                                    

"Beritau tuan,jika anak itu sudah kembali." ucap seorang berjubah hitam, temannya mengangguk. Mereka pun meninggalkan tempat, diamana mereka mengawasi, Eren tadi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Eren, dia adalah anak semata wayang dari pasangan Grisha Jaeger dan Carla Jaeger. Eren lahir di sebuah kota kecil bernama shingasina dan besar di kota kecil tersebut. Hingga usianya menginjak 10 taun, Eren harus pindah karena ayahnya mendapat sebuah tugas di Jerman, ayah Eren adalah seorang dokter sekaligus ilmuan yang cukup terkenal di Jerman. Karena tugas sang ayah Eren harus rela meninggalkan kota kelahirnya serta teman masa kecilnya. Kini tugas sang ayah telah selesai, akhirnya Eren beserta keluarganya kembali ke kediaman lamanya. Yang artinya,Eren harus pindah universitas.

Sekitar 30 menit, akhirnya Eren sampai di Universitas Maria. Alasan kenapa kampus itu di namakan "Universitas Maria" karena kampus itu di kelilingi oleh hutan dengan nama seorang wanita itu.

Eren keluar dari mobilnya, sinar matahari menyoroti mata hijau itu yang kini menjadi kuning sampanye, Indah. Eren segera berlari menuju kelasnya. Sepertinya pelajaran telah di mulai, Eren berdiri di depan pintu kelas dengan nama "Jurusan Kedokteran",alasan Eren mudah kenapa ia masuk jurusan itu, dia memiliki cita-cita menjadi seorang dokter seperti Sang ayah.

Di ambang pintu,nampak seorang dosen berambut pirang tengah mengajar. Eren menetralkan nafasnya yang ngos-ngosan karena berlari.

"Maafkan saya sir, saya terlambat. " ucap Eren setelah mengetuk pintu.

"Ouh,, baik saya maafkan tapi lain kali saya tidak akan memberikan kesempatan kedua. Apa kau mahasiswa pindahan?" tanya sang dosen.

"Ya.. Sir, saya pindahana dari Universitas Olvud. " jelas Eren.

"Ouh, baiklah... Silahkan masuk dan perkenalkan dirimu. " ujar sang dosen.

"Ha'i sir Hannes. " ucap Eren setelah melihat name tag yang di kenakan dosen bernama Hannes itu, sang dosen mengangguk.

Eren memasuki ruangannya, rambutnya sedikit bergoyang, karena angin dari kipas angin di dalam kelas yang berada tepat di belakang tubuhnya yang sedikit berkeringat itu.

Tanpa sengaja, mata Eren menatap sesosok pemuda dengan surai hitam legam seperti bawahan panci sang ibu, yang gosong. Rambut hitamnya mengingatkan Eren pada salah satu karakter anime "manusia melawan titan". Jika Eren tidak salah, karakter itu memiliki julukan "manusia terkuat",seorang kapten di dalam scouts yang dikenal dengan lambang sayap kebebasannya. Ouh Eren menyukai karakter itu!

Rambut gaya undercut, kulitnya putih nampak dari pergelangan tangannya, wajahnya putih pucat, dengan bibir penuh berwarna sedikit merah. Tapi saat pandangan mereka bertemu, dia menutup mulutnya. Eren sedikit heran dengan tingkah pria itu. Tidak ingin di pikirkan, Eren mulai memperkenalkan diri.

"Naa~~ Eren Jaeger, silahkan duduk di samping Levi Ackerman. " ucap Hannes sambil menunjuk pria yang sendari tadi menutup mulutnya.

"Ouh jadi namanya Levi Ackerman...Ya? " gumam Eren dalam hati.

Eren mnghampiri kursi di samping pria itu, setelah mengucapkan terima kasih kepada Hannes. Saat Eren duduk di samping Levi,pria itu makin menekan tangan untuk menutup mulutnya. Dia memalingkan wajahnya saat Eren tersenyum tulus ke arahnya. Levi masih menutup mulutnya.

"Apa tubuhku bau? " tanya Eren dalam hati sambil mengendus-endus ketiaknya sendiri.

"Tidak bau. " ucap Eren dalam hati, tak mau memikirkannya Eren pun mencari kesibukan dengan memperhatikan dosennya, mencoba untuk tidak memperdulikan orang yang di sampingnya.

My Lover Is Vampire [ Rivaere ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang