CHAPTER (18)

2.9K 286 15
                                    


"Levi apa kau akan menginap?" tanya Eren di sela makannya.

"Untuk malam ini tidak Eren, Maaf."

"Memangnya kau akan kemana nak?" tanya Grisha

"Saya ada beberapa urusan, papa."

"Bagitu yaa, baiklah lain kali menginap lah nak. Kau lihat Eren nampak sedikit kecewa." sambung Carla.

"Okaa-san he- hentikan itu."

Carla tertawa ringan begitupun dengan kedua pria di sampingnya. Eren menggembungkan pipinya lalu mengerucut kan bibir merah mudanya.

"I-tu tidak lucu." rengek Eren.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Burung berkicau dengan merdu. Matahari muncul malu-malu dari sebelah timur. Pemuda bersurai coklat terbangun karena alarm yang ia pasang.

Pemuda itu terbangun dari mimpi panjangnya. Mengumpulkan nyawa lalu melesat ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sekitar 30 menit waktu yang di butuhkan oleh pemuda itu untuk membersihkan diri.

Selesai dengan ritual di kamar mandinya. Pemuda bersurai coklat itu keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan anduk sepinggang dan aduk kecil di lehernya.

Segera ia berpakaian dan turun untuk mengucapkan selamat pagi dan sarapan bersama kedua orang tuanya.

"Selamat pagi~~ Okaa-san, Otou-san." sapa pemuda itu sambil menuruni tangga. Ia tersenyum senang saat melihat sarapan yang di sajikan sang ibu.

"Pagi Eren." ucap sang ibu. Carla tersenyum senang. Sedangkan Grisha hanya mengangguk lalu membaca koran paginya kembali.

Eren duduk di kursinya lalu memakan sarapan yang di sajikan sang ibu.

"Eren apa hari ini kau ke kampus??" tanya Carla.

"Emmmh yaa bu, hari ini Eren kebagian jam siang."

"Seperti itu ya~~" ujar Carla.

Tiba-tiba raut wajah wanita itu menyendu. Eren yang kebingungan langsung bertanya karena khawatir.

"Okaa-san??"

"Emmmh~~ Eren bagaiman jika hari ini kau tidak masuk kuliah saja. Okaa-san merasa khawatir." ujar Carla

"Tidak Okaa-san, aku tidak bisa hari imi ada persentase kelompok. Dan aku tidak bisa bolos."

"Tapi nak~~ "

"Okaa-san tenang lah. Eren akan baik-baik saja, aku akan hati-hati nanti." ucap Eren berusaha untuk menenangkan ibunya yang kelewat khawatir itu. Dengan terpaksa Carla mengangguk.

Eren tersenyum lalu menyentuh pipi sang ibu. Jujur ia sedikit merasa bersalah karena membantah ibunya.

"Tenang lah Carla. Eren bisa menjaga dirinya. Bukan kah ada Levi di sana?" ujar Grisha. Yang sontak membuat Eren melotot dengan rona merah di pipinya.

"Haa~~ aku tidak bisa menang jika melawan kekeraskepalaan kalian."

Saat sedang asik mengobrol dengan keluarganya. Tiba-tiba bel rumah sederhana itu berbunyi. Dengan segera Eren membuka pintu dan mendapati seorang pria bersurai pirang tengah berdiri di hadapannya.

My Lover Is Vampire [ Rivaere ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang