CHAPTER (27)

2.4K 268 96
                                    


"Satu hal lagi Otou-san... Kan aku memiliki rahim dalam tubuhku, kenapa aku tidak mengalami Menstruasi?"

"Karena pada dasarnya kau adalah seorang laki-laki, rahim itu akan tetap aktif dan subur walaupun kau tidak mengalami masa menstruasi seperti wanita."

"Ouh~~" Eren mengangguk faham lalu melanjutkan acara makannya dengan ekspresi seperti tidak terjadi apa-apa

Sedangkan Carla dan Grisha hanya bisa menghela nafas lega, karena perkataan yang mengganjal hatinya kini telah di ketahui Eren. Dan yang paling baik, jika pemuda itu menerimanya dengan senang hati dan bahagia.

.
.
.
.
.
.
.
.

Eren menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Wajah manis itu nampak lelah, surai coklat yang biasanya berantakan itu kini semakin kacau saat Eren mengacak rambutnya.

"Levi, kenapa kau tidak menghubungiku?" ujar Eren

Bangkit dari acara rebahannya, pemuda manis itu kini meraih benda persegi yang mengaggur. Menekan nama seseorang yang sudah lama tak mengabarinya.

Nada tunggu terdengar, lama Eren terdiam menunggu jawaban. Telpon tidak di angkat. Tombol telepon kembali di tekan, dan kini nomer yang di tuju berada di luar jangkauan.

Frustasi karena telepon tak kunjung di angkat, Eren membating benda persegi yang tak bersalah itu. Tubuh merangkak ke tengah ranjang, Eren menarik selimut berpola kepala karater chibi mirip sang kekasih.

Mata mulai memberat, ia mengantuk, tak biasanya ia ingin tidur pada pukul 20.00 malam. Posisi miring ke arah kanan. Selimut kembali di tarik hingga menutupi kepala.

"Aku merindukanmu, Levi."

Gumaman yang begitu lirih, hijau bening tertutup kelopak mata dengan bulu mata yang lentik. Ia tertidur.

Tanpa ia sadari bayangan lain tengah memerhatikannya, manik biru gelap memandang pemuda coklat itu.

"Aku juga merindukanmu, Eren."

.
.
.
.
.

"Eren! "

Merasa terpanggil, Eren mengalihkan pandangannya ke arah belakang. Pemuda manis bersurai kuning menghampirinya dengan sedikit berlari.

"Armin? Ada apa?"

"Tidak kita ada kelas yang sama hari ini. Ayo ke kelas bareng." Eren menghembuskan nafas sedikit kasar, mengabaikan senyuman manis pemuda pirang.

"Baiklah, ayo."

Armin mengangguk, ia berjalan bersama dengan Eren.

"Ouh ya, kemana Levi-san? Sudah satu minggu ia tidak masuk."

"Dia ada urusan Armin dan sepertinya dia juga sudah berbicara pada dosen tentang ini."

"Urusan apa?"

"Entahlah, dia bilang perusahaannya mendapat beberapa masalah dan dia harus turun tangan."

"Ouh, seperti itu"

Keasikan mengobrol, kedua pemuda manis itu kini telah sampai di kelasnya.

"Armin, Eren tumben kalian datang bersama." ujar Connie sedikit berteriak.

"Tadi kami bertemu di parkiran."

"Eren, Armim kalian datang sepagi ini..." ujar salah satu wanita di antara mereka

My Lover Is Vampire [ Rivaere ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang