CHAPTER (9)

4.7K 466 78
                                    


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Burung berkicau ria, hari yang tadinya di selimuti langit malam kini berganti terang. Matahari pagi bersinar memancarkan kehangatannya.

Selain sehat, sinar keemasan itu juga sedikit mengganggu dengan memasuki celah-celah jendela yang tidak tertutup gordeng. Seseorang --atau lebih tepatnya seorang pemuda, terbangun dari mimpi indahnya karena kuning keemasan itu mengenai matanya yang tertutup hingga terasa silau.

Eren, pemuda itu membuka mata sehijau padang rumput dengan sedikit biru laut, mengucek kedua mata Indah karena sedikit perih. Tak lupa menguap karena otak sedikit kekurangan oksigen. Diam beberapa saat untuk mengumpulkan sisa nyawanya yang masih beterbangan di alam mimpi.

Puas dengan apa yang dia lakukan di ranjang, pemuda manis itu segera pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya. Ia ingat bahwa sang kekasih --Vampirenya akan menjemputnya untuk merayakan ulang tahun di rumahnya.

Eren keluar dengan pakaian yang sederhana,tidak mewah memang tapi baju itu sangat cocok untuknya. Ia turun menghampiri kedua orangtuanya, mengucapkan selamat pagi dengan senyuman indah sejuta pesona.

"Pagi okaa-san, pagi otou-san." sapanya

"Pagi sayang/nak." balas Carla dan Grisha bersamaan.

Eren duduk di kursinya, memakan nasi goreng yang sudah tersaji di piringnya tak lupa sepotong roti tawar dan susu?

Hari ini dia tidak masuk kuliah karen libur. Carla menatap Grisha, suaminya faham lalu mengangguk.

"Eren,  Selamat ulang tahun sayang." ucap Carla lalu memeluk sang buah hati dengan perasaan senang.

"Selamat ulang tahun, nak." Grisha tak mau ketinggalan, dia mengusap surai coklat putra semata wayangnya.

"Terima kasih otou-san, okaa-san~~" ucap Eren membalas pelukan sang ibu, lalu beralih pada ayahnya.

Grisha mengeluarkan sebuah kotak persegi panjang berwarna hitam. Lalu menyerahkannya pada Eren.

"Hadiah untukmu~~ dari kami." Ucap Grisha sambil tersenyum, saat melihat mata berbinar Eren.  Carla tak kalah bahagia nya.

"Huwaaaaa~~terima kasih, otou-san okaa-san." ucapnya tak kalah senang saat membuka benda persegi itu.

"Indah sekali~~" ucapnya sambil mengelus isi dari hadiah yang di berikan sang orangtua tercinta.

Sebuah kalung dengan liontin berbentuk sebuah kunci berwarna emas,menggantung saat Eren melihatnya sambil menggoyangkan benda itu perlahan,kalung itu bersinar dan Eren suka, sangat suka.

"Maaf hanya itu yang bisa kami berikan untukmu, Eren."

"Haa~~ okaa-san bicara apa?  Ini handiah yang sangat indah di banding dengan hadiah ku saat berusia 9 tahun, kau tau aku masih kecil saat itu dan kau memberikan ku mobil?"

"Hahahahaha, itu kan bisa berguna saat kau sudah dewasa seperti sekarang. Lagi pula jika ayah beli saat kau berusia 16 tahun, mobil itu tidak akan pernah kita bawa kesini."

"Lagi pula, bukankah kau sangat menyukai mobil tua berwarna merah itu Eren?" sela Carla

Eren mengguk faham, lalu memakai hadia yang diberikan orang tuanya. Cukup lama mereka berbincang setelah sarapan, dan tak lama kemudian suara bell rumah Jaeger di tekan.

"Itu pasti Levi." ucapnya semangat

"Siapa Levi?"

"Akan ku kenalkan nanti."

Setelah mengatakan itu dan tersenyum misterius?  Eren mendekati pintu depan dan membukanya.

"Levi kau lam~~" ucapannya terhenti saat mengetahui jika orang yang di depannya bukan lah sang kekasih.

My Lover Is Vampire [ Rivaere ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang