CHAPTER (17)

3K 322 48
                                    


"Kenapa?  Semenjak aku kembali banyak kejadian aneh. Pertama keluarga Levi dan sekarang keluarga Xavi.  Seperti film romantis yang sering ku tonton saja."

Eren melesatkan mobilnya, membelah jalan yang sepi itu. Matahari sore nampak Indah dengan sinar jingganya.

"Melelahkan." gumamnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"

"Aku pulang ~~"

"Selamat datang nak~~ bagaimana kunjungmu?" tanya Carla, Eren nampak diam sejenak dan berfikir. Carla mengerutkan keningnya. Bingung dengan sikap sang anak.

"Eren?"

"A-ah semuanya baik-baik saja, banyak hal terduga di sana."

"Bagitu kah, apa itu??"

"A-emm bukan apa-apa Okaa-san."

"Ya sudah, kau ingin makan apa malam ini nak?"

"Emmmm aku ingin burger keju, sudah lama aku tidak merasakan burger keju buatan Okaa-san."

"Baiklah, sekarang kau bersihkan tubuhmu dulu."

Eren mengangguk lalu naik ke kamarnya untuk membersihkan diri. Carla hendak menuju dapur jika saja tidak ada orang yang menekan bel rumahnya.

Ding dong

"Siapa yang bertamu??" gumam Carla,  sedikit terburu-buru karena tidak ingin membuat tamunya menunggu. Wanita paruh baya itu menghampiri pintu.

Raut wajah Carla menjadi senang saat mengetahui siapa yang berkunjung ke rumahnya. Pemuda bersurai hitam kini berdiri dihadapannya, pemuda itu meraih tangan Carla lalu mengecupnya bak seorang Putri, nampak sedikit semburat merah di pipinya.

"Ah menantu idaman yang sangat sopan." fikir Carla yang tentu saja dapat di dengar oleh pemuda di hadapan ya.

"Selamat malam mama~~ apa aku mengganggu?" tanya sang pemuda dengan senyum tipis.

"Tantu saja tidak nak, kau datang di waktu yang tepat untuk makan malam." ucap Carla dengan senyum manisnya. Sadar jika sang tamu belum di persilahkan masuk, dengan segera Carla memegang tangan putih nan dingin itu.

"Mari masuk, Levi~~ aku harus memasak dulu. Kau hampiri saja Eren, dia ada di kamarnya."

"Baiklah, terima kasih."

Levi langsung saja pergi ke kamar Eren setelah Carla meninggalkannya untuk memasak.

.
.
.
.
.

Eren keluar dengan hanya menggunakan haduk kecil yang melingkar di pinggangnya dan lehernya. Mempertontonkan kulit Tan yang mengkilap dan basah. Nampak tetesan air mengucur dengan Indah di kulitnya. Tanpa ia sadari jika sendari tadi ia sedang di awasi oleh kedua mata tajam penuh minat. Eren menuju lemari pakainya, lalu membuka lemari itu.

Belum sempat ia  mengambil pakainya untuknya, sebuah tangan yang besar nan kekar melingkar di perutnya. Terasa hembusan nafas, di leher jenjang Eren.

"E-eh siapa kau!!  Lepaskan aku!" bentak Eren namun tidak di gubris oleh sang pelaku.

"Ku-kubilang le-lepaskan, e-eh a-apa yang kau lakukan sialan!!" pekik Eren.

Pemuda manis itu menggeliat geli karena lehernya kini tengah di kecupi ringan, apalagi perutnya kini tengan di usap sensual, Eren hampir saja mendesah akibat sentuhan memabukkan itu.

My Lover Is Vampire [ Rivaere ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang