CHAPTER (5)

5.6K 654 72
                                    

"Itu pasti vampire yang melakukannya." ucap Eren polos. Carla dan Grisha sweet drop.

"Eren... Hahahaha, itu hanya cerita masalalu, dan vampire itu tidak nyata. " Ujar Grisha.

"Otou-san mu benar Eren, itu hanya mitos. " sambung Carla.

Eren menggembung kan pipinya, lalu memakan makannya sedikit kasar. Karena perkataannya di anggap main-main.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Eren kembali ke kamarnya setelah membantu sang ibu mencuci piring. Eren kembali berkutat dengan komputernya. Begitu asik dengan apa yang dia cari, tanpa sadar seseorang tengah mengawasi setiap gerak geriknya.

"Tidak mungkin, apa Levi? "

"Levi apa, bocah? "

"Le-levi, sejak kapan kau berada di sana? " tanya Eren saat melihat Levi tengah berdiri di ambang jendela kamarnya.

"Aku hanya ingin melihatmu. " katanya

"Dari mana kau tau rumahku, lalu kenapa kau tidak bilang jika kau akan berkunjung, dan sejak kapan kau ada di kamarku?" tanya Eren bertubi-tubi, Levi memutar bila matanya jengah karena ia di suguhi bertubi-tubi pertanyaan, bukannya pelukan.

"Tch, kau sangat cerewet dan berisik Eren. " menghela nafas lalu melanjutkan perkataanya.

"Pertama, bagaimana aku tau rumahmu? Itu karena kau yang memberitahukannya pada ku, apa kau tidak ingat? "

"Kedua, aku tidak masuk lewat pintu depan. Aku lebih memilih naik lewat jendela. "

"Dan yang ketiga, aku sudah dari tadi berada di kamarmu, tapi kau tidak menyadarinya, Eren. Karena kau terlalu fokus pada komputermu itu."

Mendengar penjelasan Levi, Eren mengangguk,Eren mematikan komputernya, lalu menghampiri tempat tidur dan duduk menghadap Levi, dengan kaki menyilang dan tangan yang ia tumpukan pada atas kasur. Pipinya merona karena malu dan Levi hanya menatapnya lekat dengan sunggingan senyum yang sangat tipis dan Eren tidak nyadari itu.

"Jadi, mau apa kau kesini? " tanya Eren

"Aku sudah bilang,aku ingin menemuimu." ucap Levi.

Entah apa yang ada di pikiran pria dengan wajah teplon itu. Levi, pria itu mendekati Eren. Levi menikkan satu kakinya lalu menumpukan berat tubuhnya pada satu kaki. Levi mendekatkan wajahnya ke wajah Eren.

"Huwaaaa terlalu dekat." pikir Eren,dia gelagapan karena Levi malah mendekatkan wajahnya ke wajah Eren.

"Naa~~ Eren aku mau jujur. "

"Ouh ya ampun, suaranya." batin Eren.

"A-apa itu? " ucap Eren. Suaranya sedikit tercekat, saat Levi semakin mendekatkan wajahnya. Eren menutup matanya nya, mempersiapkan mentalnya, untuk sesuatu yang tidak terduga. Pipi merahnya tidak bisa di sembunyikan dan detak jantungnya berjalan dua kali lebih cepat.

"Kami sama, tolong aku." teriak Eren dalam hati

"Aku menyukaimu, Eren. " bisik Levi tepat di telinga Eren.

Hanya tiga kata, dan itu sukses membuat mata Eren terbelalak kaget. Nafas Eren kembali tercekat.

"Aku menyukaimu, aroma mu, senyum manismu dan~~~" Levi mengelus, pipi Eren.

"Rona pipimu. "

Rona merah di pipi Eren semakin pekat, nampak asap imajinasi keluar dari ubun-ubunnya, karena menahan malu. Ingin Eren mengatakan Hentikan, tapi ia tak bisa.

"Le-levi, kau tau kan aku ini~~" ucap tergagap Eren lalu memalingkan wajahnya.

"Aku tau, dan aku tidak peduli, dan apa-apaan wajahmu itu? Sikapmu yang seperti ini membuatku ingin menyodokmu. " ok perkataan itu cukup protal bagi Eren.

"Ta-tapi Levi, kau terlalu dekat. Hah~~ Le-vii! " pekik Eren saat Levi mendorongnya hingga terlentang di atas kasur.

Ingin Eren mendorong Levi, tapi tidak bisa karena tenaga Levi lebih besar darinya. Eren kaget saat sebuah benda dingin nan kenyal menyentuh tulang selangkanya. Levi mengecup tulang selangka dan leher Eren.

Eren yang awalnya ingin mendorong Levi, malah mengalungkan lengannya pada leher si pemuda bersurai hitam itu, seperti meminta agar pemuda itu meninggalkan bekas berwarna merah di lehernya. Tapi tunggu! Eren harus memastikan kecurigaannya dan Eren berharap bahwa keraguannya itu salah.

"Hah~~Le-levi!! "

Eren kaget saat Levi mulai menjilat lehernya lalu mengecupnya. Levi tidak melumat atau meninggalkan kissmark di sana.

"Aaah~~Le-vi. "Eren yang sensitiv di bagian itu tidak sengaja mengeluarkan lenguhan sexy nya. Levi tersenyum lalu menghentikan kegiatannya,Jujur saja Eren kecewa, Eren bangkit dari tidurnya lalu menatap Levi.

"Le-levi~~bibirmu dingin. " ucap Eren sambil mengelus bekas kecupan Levi, Eren memalingkan wajahnya, menyembunyikan rona merahnya.

"Tapi dari reaksimu barusan, kau nampaknya menyukainya, eh? " ucap Levi lalu kembali bersender di tembok dekat jendela kamar Eren.

"Jadi~apa jawabanmu, Eren. " di lihat dari wajahnya Levi pasti tengah serius, Eren sedikit gelagapan.

"Le-levi sebelumnya, aku ingin menyakan beberapa hal. " Eren menghembuskan nafasnya lalu menatap Levi.

"Tapi tidak sekarang. " lanjut Eren

"Hn" Levi mengangguk.

"Dan ya sebenarnya aku ingin menayakan ini dari dulu. "

"Tanyakan saja, bocah. "

"Begini, apa kau ingat saat kejadian di parkiran itu. Saat ada mobil yang akan menabrakku. " mengehla nafas

"Bukankah kau berada cukup jauh denganku? Tapi kenapa kau bisa datang untuk menolongku tepat waktu? Dan bukan hanya itu, saat itu aku tak sengaja lihat mobil itu dan tepat di tempat yang kau tahan itu, mobil itu sedikit penyok. " Eren melotot ke arah Levi, menuntut jawaban dari sang empu.

"Kau salah bocah, aku berada di dekatmu. "

"Ti-tidak!! Jelas aku melihatmu di sebrang parkiran dekat mobil hitam. "

"Kita hanya berjarak 10m itu sebabnya aku bisa tepat waktu menyelamatkanmu."

"Tapi aku melihatmu tepat di pintu kemudi mobilku, dan jika kau menyelamatkanku, kau pasti akan melompati mobilku dulu. Lalu kenapa mobil wanita itu bisa rusak oleh tanganmu? "

"Baiklah, akan ku jawab semua pertanyaan mu, jika kau sudah mendapatkan bukti dan kau yakin jika kecurigaanmu itu benar. " ucap Levi.

Setelah mengatakan itu Levi, meloncat dari jendela kamar Eren yang berada di lantai dua rumahnya. Eren yang melihat itu sontak kaget, ia segera beranjak dari kasurnya dengan tergesa.

"Leviii!! " pekik Eren

Ia bernafas lega saat melihat levi. Levi sedikit tersenyum ke arah Eren, menandakan jika ia baik-baik saja, Eren tersenyum. Levi pergi dan Eren melamun menatap kepergian Levi yang menghilang di gelapnya malam. Eren masih memikirkan maksud dari perkataan Levi tadi.

"Baiklah, akan ku jawab semua pertanyaan mu, jika kau sudah mendapatkan bukti dan kau yakin jika kecurigaanmu itu benar. "

"Apa maksud dari perkataanmu itu levi? " gumam Eren.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

~Tbc~

Hari jum'at minna!!!

Maaf yaa.. Jika chap kali ini pendek, banyak typo dan kekurangan lainnya maaf ya..

Dan sepertinya... Rin bakal gak up dulu untuk minggu depan. Karena Rin akan menjalakan ujian akhir.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA..

See you next chap

My Lover Is Vampire [ Rivaere ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang