CHAPTER (15)

3.9K 346 23
                                    

"Jangan tinggalkan aku, yaa~~" suara Eren begitu parau, karena ia setengah sadar dari tidurnya.

"Yaaa tentu saja. "

"Hmmm~~~" gumaman menjadi balasan, selang beberapa lama suara dengkuran halus keluar dari pemuda manis di atas tubuh Levi.

Levi masih setia mengusap punggung serta surai Eren, tak lupa ia memberikan beberapa kacupan di kening pemuda manis yang tengah terlelap itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sinar mentari pagi menembus celah gorden sebuah kamar. Nampak gundukan berwarna putih di atas kasur, menggeliat tidak nyaman karena waktu tidurnya sedikit terganggu.

Pemuda bersurai coklat, menyembul dari balik selimut. Matanya terbuka menampakkan manik hijau bening yang Indah.

Eren, pemuda itu meraba-raba sebelah kasurnya mencari sesuatu atau lebih tepatnya seseorang. Dia yakin jika semalam ada yang menemani nya tidur.

Sadar tidak ada siapapun di sampingnya, Eren bangkit dari tidurnya. Melihat jam yang berada di nakas sebelah kasurnya menunjukkan pukul 06.30 pagi. Eren segara beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi, gemercik air terdengar setelah pemuda yang sudah menginjak usia 21 tahun itu memasuki kamar mandi.

Selesai dengan ritual paginya, Eren segera memakai pakaiannya, sederhana dan terkesan manis. Dirasa semuanya telah siap, Eren turun untuk sarapan, kebetulan Eren dapat kelas pagi hari ini.

"Pagi sayang~~"

"Pagi Okaa-san, Otou-san."

"Pagi, nak."

"Okaa-san, kapan Levi pulang?" tanya Eren sambil mengambil sehelai roti dan mengoleskan selai kacang di atasnya.

"Semalam Levi pulang sekitar pukul 11.00 malam. Saat Okaa-san sedang menonton TV. Okaa-san sudah menyuruhnya untuk menginap tapi dia menolaknya. Katanya ada urusan."

"Ouh, begitu."

"Memangnya kenapa, nak?" sahur Grisha

"Tidak ada apa-apa ~~" tersenyum "Hanya bertanya."

Eren membenahkan barangnya dengan roti yang bertengger di mulutnya.

"Aku berangkat, Okaa-san, Otou-san."

"Minum dulu susumu."

"Baiklah." Eren memegang roti yang yang ada di mulutnya, lalu menenggak susu full krim yang Carla sajikan.

"Aku berangkat"

"Hati-hati Sayang/Nak." balas Carla dan Grisha bersamaan.

Eren menutup pintu depan kediamannya, lalu pergi ke bagasi untuk mengambil mobil merah miliknya.

.
.
.
.
.

Bangunan tinggi menjulang, pemuda manis itu memasuki parkiran untuk menyimpan mobilnya selama ia menuntut ilmu. Kaki berlapis sepatu kets coklat itu menyembul, saat pintu kendaraan roda empat itu terbuka.  Mata hijau bening tak sengaja melihat seorang pemuda, bersurai hitam gagak tengah berdiri di samping mobilnya dengan tangan dilipat di atas dada.

"Kau lama sekali bocah."

"Maaf Levi." ucapnya sambil menunjukkan senyum lima jarinya.

"Tidak apa, cepat masuk kelas."

Pemuda berbeda tinggi badan itu berjalan beriringan menuju kelas mereka, yang kebetulan lumayan dekat dengan daerah tempat parkir.

Pemuda dengan tamoang dingin itu memegang tangan si pemuda manis. Jujur saja si pemuda manis sedikit kaget saat tangan besar nan dingin pria itu menggengam tanganya. Semburat merah tercetak di pipi berisi sang pemuda manis.

My Lover Is Vampire [ Rivaere ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang