CHAPTER (32)

2.3K 251 29
                                    


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Gemericik rantai menggema dalam kamar dengan nuansa abu. Tubuh ringkih tak berhenti memberontak memcoba melepaskan diri.

Wajah yang kusut dengan bekas air mata yang memanjang di sekitar pipi. Gumaman terus terucap di bibir yang kini memucat karena takut dan putus asa.

"Okaa-san dan otou-san pasti sangat khawatir."

Menyerah, pergerakan terhenti. Cairan bening kembali mengunpul di celah mata, tubuh diam tak bergerak.

Fikiran menerawang mengingat setiap perkataan pemuda pirang bernama Zeke,  3 hari yang lalu.

(Flashback)

Isakan kecil terdengar, bibir sewarna buah persik itu bergetar hebat. Rontaan terus di layangkan kala lengan pucat Zeke menyentuh kulitnya .

"Eren, kau sungguh indah." suara pelan menggema di telinga Eren, diikuti rasa geli kala lidah dingin itu menjilat daut telinganya.

Surai coklat menggeleng, menolak setiap perbuatan dan tindakan yang di lakukan Zeke padanya.

Kancing kemeja yang masih mengait di lepas. Membuka benda berbahan tipis itu hingga siku. Manik hijau membulat.

Kulit tan terekspos, nampak mengkilap karena keringat dingin yang mengucur mulus.

"Lepaskan aku! "

Pria pirang menjauhkan kepalanya, menatap Eren dengan seringaian di bibirnya.

Zeke menjilat bibir bawahnya tanpa sadar melihat kondisi Eren di hadapannya. Manik keemasan menatap tubuh setengah telanjang Eren.

Wajah kembali mendekat, mengecupi setiap jengkal tubuh half naked Eren. Tubuh semakin memberontak, kaki jenjang menendang tak tentu arah.

"Jauhkan mulut kotormu dariku, ata-mmph"

Mata membulat kala Zeke menubrukan bibirnya. Bibir dingin itu mulai melumat, Eren gelagapan.

Lengan tan terulur memegang bahu pria pirang di hadapannya, mencoba mendorongnya walau itu akan sia-sia saja.

Zeke melepaskan bibirnya dengan cepat kala Eren menggigit bibirnya dengan keras. Lengan pucat terulur menyentuh bibir, mengusap darah di bibirnya.

Manik keemasan memandang datar pemuda coklat yang kini tengah mematapanya tajam, dengan bekas darah di sudut bibirnya.

Tubuh menjauh, Zeke turun dari ranjang. Manik hijau menatap setiap gerak geriknya, waspada.

"Kenapa kau lakukan ini padaku?!"

"Tentu saja karena aku mengiginkanmu dan sesuatu di perutmu."

"Apa maksudmu." geram Eren

"Adikku Erena menganugrahkan rahim pada dirimu. Aku ingin kau mengadung anakku, untuk menjadi penerus volturi kelak, dan kau akan menjadi permaisuriku. Jika kau berfikir tentang istri pertamaku, tentu saja dia tidak akan keberatan."

"Aku tidak akan pernah melakukan itu untukmu." desis Eren, pria pirang itu mendengus menatap Eren dengan pandangan remeh.

"Apa yang kau fikirkan, Eren?  Menunggu Ackerman itu datang menyelamatkanmu?"

"Dengar Eren, pria Ackerman itu tidak akan datang menyelamatkanmu. Hicth wanita yang membawamu kepadaku telah menghapus bau tubuhmu, hanya sementara memang tapi itu cukup. Dan jikapun ia datang menyelamatkan mu, aku yakin dia akan terlambat."

Ketukam sepatu terdengar di ruanga  hening itu, pintu hitam terbuka. Zeke diam beberapa saat di ambang pintu, menatap Eren.

"Satu hal lagi, bersiaplah untuk besok. Aku ingin segera menandaimu dan menjadikanmu milikku, walaupun kau reinkarnasi Erena, aku tak peduli."

My Lover Is Vampire [ Rivaere ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang