CHAPTER (12 "b.2")

3.8K 376 18
                                    


"Dan terimakasih untuk semuanya, tuan Kenny." ucapnya sambil tersenyum.

"Manis sekali~~" batin Kenny

"Kau jangan memberi tahukan ini pada Levi,  dia masih belum siap untuk menerima kenyataan jika ibunya menjadi seorang penghisap darah sekarang."

"Ya, aku faham."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Eren masih Setia memperhatikan interaksi kedua vampire itu lalu tersenyum.

"Ternyata papa romantis saat dulu." gumam Eren.

"Mama~~ kita di mana?" suara anak kecil menyahut, Kenny yang tengah memperhatikan Kuchel langsung menatap ke arah sumber suara.

Seorang anak kecil berumur delapan tahun muncul di balik pintu. Kulit yang putih seperti salju, pipi yang chubby, rambut undercut sehitam arang di padu dengan manik hitam segelap malam.

Anak itu menghampiri Kuchle lalu memeluknya. Nampak raut kekhawatiran di wajah manisnya. Ia menatap Kuchel intens.

"Mama~~ apa kau baik-baik saja??" tanya anak itu sambil melepas pelukannya.

"Ah, mama baik-baik saja, sayang." ucap Kuchel sambil mengelus surai hitam sang anak sayang .

"Apa mereka tidak akan mengejar kita lagi??  Aku takut mama terus di siksa oleh pria kurang ajar itu." ucap anak itu

Kenny nampak terkejut dengan perkataan anak itu. Pria kurang ajar? Wah perkataan yang tidak pantas di katakan oleh anak berusia delapan tahun.

"Mereka tidak akan mengejar kita lagi, tenang saja sayang." ucap kuchel masih mengelus rambut hitam itu lembut.

"Emmm, mama~~ kenapa kau begitu dingin?" tanya anak itu tiba-tiba saat ia sang anak memegang tangan Kuchel yang berada di kepalanya. Mata Kuchel membulat kaget, ia menatap Kenny.

"Ibu mu sedang kedinginan,nak. Oleh karena itu suhu tubuhnya menjadi dingin dan menurun." jawab Kenny asal, anak bersurai hitam itu menatap Kenny.

"Siapa kau?" tanyanya dengan raut wajah datar.

"Kau tidak boleh seperti itu pada orang yang lebih tua, nak." ucap Kuchel

"Ah tidak apa-apa... Hai nak, aku Kenny Ackreman."

"Ouh aku Levi."

"Dan dia yang telah menyelamatkan kita, Levi." tambah Kuchel

"Hmm, Terimakasih paman."

Kenny tersenyum, lalu mengelus surai Levi pelan. Ia mengangguk sebagai jawaban,Kuchel tersenyum senang.

"Tapi, mama~~ kita akan tinggal di mana??" tanya Levi

"Kita ak~~"

"Kalian akan tinggal di rumah ku, aku tidak keberatan." potong Kenny.

"Te-terimakasih, tuan." ucap Kuchel

"Dan kau akan aku sekolah kan di sekolah kusus, dimana orang itu tidak akan bisa menemukan kalian." lanjut Kenny.

"Terimakasih paman." ucap Levi

Bocah bermanik hitam itu tersenyum tulus, Kuchel sedikit kaget. Karena selama ini anak semata wayangnya ini jarang sekali untuk tersenyum, terutama pada orang asing.

"Kau manis sekali, Levi... A-aku gemas ingin mencubitmu...." gumam Eren dalam hati. Ia tersenyum melihat kejadian itu.

"Tutup matamu Eren." bisikan itu datang lagi, tanpa fikir panjang Eren menutup matanya. Setelah suara halus itu memerintahkan Eren untuk membuka matanya.

My Lover Is Vampire [ Rivaere ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang