CHAPTER (28)

2.2K 256 31
                                    

Ombak berdeburan tidak terlalu keras hingga menampakkan batu karang yang terlihat tajam di beberapa titik.

Jaket hitam di lepas, menyisakan kaos hijau tua, Eren menghirup nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan.

"Aku akan melakukannya."

Tebing di tatap, ludah di telan sedikit paksa, bibir bawah yang terasa kering di jilat perlahan.

"Baiklah~ kita lakukan sekarang."

Eren menudur beberapa langkah mengambil ancang-ancang, kaki berlari dengan cepat hingga kini ia tidak lagi berada di atas tebing.

Manik hijau tertutup, kala tubuh ringkih itu tak lagi menapak di atas tanah.

"AKU LELAH DENGAN SEMUA INI!!!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Suara deburan terdengar di antara ombak, tubuh Eren masuk ke dalam air. Ada perasaan yang asing saat ia melompat, bebannya serasa di angkat walau hanya sedikit.

Manik hijau terbuka, Eren menggerakkan kakinya berenang kepermukaan.

"Hah~hah~ Wow ini menyenangkan, kau lihat Levi?  Aku bisa bahagia walau tanpa dirimu.. Hahahhaa!!!."

Suara nyaring dari pemuda itu menggema, diiringi deburan ombak yang lumayan keras.

Kepala di alihkan, manik hijau membulat kaget, Eren gelagapan saat ombak besar datang menghantam tubuhnya.

Ia kembali memasukkan seluruh tubuhnya di dalam air. Manik hijau tertutup rapat.

Merasa ombak sudah tidak terlalu besar Eren kembali membuka matanya. Pemuda hijau terperajat kaget, saat kembali membuka matanya.

"Senang bertemu dengan mu, Eren."

Gelembung air keluar dari mulut Eren, terlalu kaget saat melihat seorang wanita bersurai silver, yang tidak ingin ia temui.

"Bagaimana rasanya hem, Di tinggalkan kekasihmu sendiri?  Ingat ini manis, Levimu tidak akan pernah kembali padamu." wanita itu menyeringai.

Sadar dengan apa yang terjadi, dengan cepat Eren gerakkan kakinya, ia berenang kepermukaan. Kepala coklat menyembul, nafas di ambil dengan rakus.

Belum sempat ia kembali menarik nafas, ombak besar kembali menghantam tubuhnya, ia terpelanting dan kembali tenggelam.

"Kau harus ikut denganku, Eren." wanita itu masih berada di dalam air.

Tubuh ringkih masih berusaha, ia kembali melakukan hal yang sama. Dan hal itu terjadi lagi, ombak kembali menghempaskan tubuhnya dengan keras, Eren tenggelam.

Mati rasa, Eren tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Ia terlalu lelah untuk kembali berenang kepermukaan.

"Inikah akhirnya, maafkan aku otou-san, okaa-san. Aku telah mengecewakan kalian. Maaf Levi, aku terlalu lelah untuk menunggumu kembali."

Manik hijau terbuka, tanpa ada cahaya. Eren terdiam dengan tubuh melayang di atas air. Kesadarannya perlahan hilang, paru-paru terasa penuh oleh air. Manik hijau tertutup kelopak.

.
.
.
.
.

"Tekan lagi dadanya, airnya belum keluar sepenuhnya."

"Aku sedang berusaha Mikasa, tenanglah."

My Lover Is Vampire [ Rivaere ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang