CHAPTER (25)

2.3K 232 12
                                    


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kenny sampai di tempat yang di maksud Peter. Matanya melotot kala melihat keadaan di sekitarnya.

Tempat di sebelah timur adalah tempat untuk Clan Salavation. Kini keluarga serta suadaranya telah musnah.

Beberapa vampire menyerang Kenny saat pria itu sampai di tempatnya. Geraman marah di keluarkan saat mengetahui kabar jika Eren dan Dina telah di bunuh serta bagian barat kerjaan yanh ikut di serang.

Pria bermarga Ackreman terus menyerang, satu demi satu kepala terlepas saat pria itu membanting tubuh vampire yang hendak menyerangnya.

.
.
.
.
.

Mata hijau menatap gelapnya langit malam. Perasaan sedih, kesal bercampur menjadi satu kala ia tau siapa pelaku di balik semua ini.

Gigi putih bergemelatuk kala mengingat kejadian yang menimpa kedua orang tuanya saat ia mendapat pengelihatan lewat sentuhannya secara langsung dengan tubuh kedua orang tuanya.

~Flashback on ~

"Dina, aku merasakan firasat buruk."

"Benarkah??  Kita harus bersiap, Eren. Aku tau firasatmu selalu benar." Pria itu memandang Dina lalu mengangguk.

"Bagaimana kabar kalian?"

Suara menyahut, Dina dana Eren menoleh. Suara yang begitu tidak asing di telinga mereka. Suara yanh begitu mereka rindukan.

Bayangan hitam keluar dari kegelapan, kain yang sendari tadi menutupi kepala di lepas.

Surai keemasan menyembul, pria itu menatap Dina dan Eren bergantian. Seringaian terpatri di bibir pria itu.

"Apa kalian masih mengingatku, ayah~~ ibu??"

"Zeke!!  Kemana saja kau??  Kami sangat menghawatirkanmu nak.  Erena, adikmu sangat sedih saat mengetahui kau tidak hadir di acara penobatannya dan menghilang tanpa alasan."

Zeke mendengus geli kala mendengar perkataan Dina. Wajahnya nampak berbeda, mata keemasan menatap ke arah Dina dengan raut benci.

"Sejak kapan kalian mau peduli padaku?! Jika pun kalian peduli, kenapa kalian mengangkat Erena menjadi pemimpin!  Aku yang tertua dan aku yang seharusnya menjadi pemimpin!"

"Nak, mengerti lah~~ jika Erena yang memimpin, kerajaan kita akan semakin berkembang." ujar Dina

"Dengan kata lain kalian tidak menganggapku layak?  Tch, kalian membuatku muak."

"Jaga bicaramu Zeke!!  Kami orang tuamu!! " bentak Eren.

"Orang tua macam apa kalian?!"

"Kau perlu di ajari sopan santun, Zeke."

Eren maju dan hendak melakukan penegasan terhadap putranya. Tapi langkahnya terhenti kala tubuhnya merasa sakit yang luar biasa.

Satu bayangan muncul di samping Zeke. Wajahnya tertutup oleh hoodie jubah yang dikenakannya.

"Dasar pak tua."

Kaki melayang tepat mengenai leher Eren. Kepala pria itu terpisah dari tubuhnya. Dina yang melihat kejadian itu refleks menutup mulutnya, tidak percaya dengan kejadian yang ia saksikan di hadapannya.

"Kenapa kau lakukan itu pada ayahmu Zeke!!"

"Tch, kalian sangat menyebalkan dan berisik."

My Lover Is Vampire [ Rivaere ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang