"Kau mau ke kantin?" Tanya Renjun pada Jeno yang hanya melamun sejak tadi.
"Hm." Gumam Jeno. Pikirannya entah kemana-mana, ia merasa dirinya sedang menguap secara perlahan.
"Kau benar-benar menyukai Jaemin, kan?" Tukas Renjun, yang berhasil menarik perhatian Jeno.
Namun, Jeno sedang tak ada nafsu untuk membahasnya dengan Renjun, yang ia butuhkan sekarang hanya Jaemin.
"Entahlah." Balas Jeno singkat, menaruh kepalanya diatas meja. Ia makin kehilangan semangat.
"Huff, padahal aku berniat mengambil langkah pertama. Tapi Jaemin yang tidak melakukan apa-apa bisa lebih menarik. Aku bahkan sudah tidak mengerti tingkat pesona Jaemin." Ucap Renjun kembali duduk disamping Jeno.
Jeno terkekeh mendengar Renjun yang secara tidak langsung memberi kode ia tertarik padanya.
"Kau mau mengambil langkah padaku? Hmmm..." Jeno diam sebentar memperhatikan Renjun dari atas sampai bawah.
"...Sepertinya belum cukup untuk mengatasiku." Lanjut Jeno, yang dihadiahi pukulan Renjun di bahu Jeno.
"Apalah dayaku.. Kalau begitu, aku akan memberimu sedikit petunjuk tentang Jaemin. Kau sudah seperti orang mau mati jika terus seperti ini." Balas Renjun.
Alis Jeno terangkat mendengarkan Renjun seksama. Ia hanya butuh Jaemin, itulah kata-kata yang dipajang Jeno pada ekspresinya. Membuat Renjun menghela nafas, ia menyerah jika seperti ini.
"Kau mungkin bisa menanyakan keberadaannya pada kakaknya. Taeyong, XII IPA I." Singkat, padat dan langsung membuat Jeno berdiri meninggalkan kelas.
Kemudian kepala Jeno kembali nongol di pintu. "Gomawo, chinggu-ya~~" Ujar Jeno sambil memberi simbol hati. Renjun yang melihat itu berekspresi ingin muntah yang membuat Jeno terkekeh sebelum menghilang lagi.
***
"Taeyong-ah.. Ada yang mencarimu." Seru Jaehyun dari ambang pintu kelas.
Yang dipanggil justru melongo. Ia baru mencoba tidur dan ini adalah cara terburuk untuk bangun. Ia menggeram pada Jaehyun, kemudian pandangannya tertuju pada seseorang diambang pintu.
Taeyong menghampiri laki-laki itu, sedangkan Jaehyun mendekapnya dari belakang, memainkan hidungnya di sekeliling leher Taeyong.
Taeyong berusaha menyingkirkan kepala Jaehyun karena ia hampir mendesah karenanya.
"Kau mencariku? ...Kenapa?" Ucapan Taeyong terpotong-potong karena sulit untuk fokus jika Jaehyun sudah dalam mode seperti ini.
Saat Jeno ingin membuka mulut "Aku...."
"Jaehyun, Stop!!.. Apa kau gila melakukannya di depan junior." Geram Taeyong mendorong kepala Jaehyun menjauh dari lehernya.
"Biarkan saja. Ini salahmu terlalu mempesona hingga junior ikut mencarimu." Jawab Jaehyun, sambil melirik Jeno penuh kemenangan.
Jeno sendiri memutar bola matanya, sungguh seniornya kekanak-kanakan. Ia mengerti jika Jaehyun salah paham padanya.
"Untuk informasi, aku kesini bukan untuk Taeyong hyung tapi adiknya. Jaemun, bisa kakak beri tahu dimana diam?" Tukas Jaemin, ia tak ingin berlama-lama disini.
"Jaeminnie?? Hmm, Dia sekarang mungkin sedang dirumah." Jawab Taeyong santai.
Taeyong tak sadar dalam otak Jeno ia malah membayangkan jika Jaemin benar-benar menghindarinya. Ia membayangkan apa yang dilakukan Jaemin hingha lamunannya buyar karena suara desahan Taeyong karena Jaehyun.
Jeno hanya menghela nafas melihat itu, seperti kakak beradik memang sudah Uke sejati. "Get a Room, Guys." Ujar Jeno kemudian pergi begitu saja.
TO BE CONTINUED..
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Handle Me? || NoMin~
Teen Fiction[COMPLETED] 🔞🔞🔞🔞 "Sisi gelap laki-laki itu justru terlihat begitu indah dimataku." - Lee Jeno "This is me, I never hide.. It's just the World who never find Me." - Na Jaemin BxB Yaoi Boys Love.. Homophobic Ngga usah sok Mampir,.. ~Hanya khayalan...