27 - Trust Him

30.3K 3.5K 239
                                    

Jeno akhirnya menggendong tubuh Jaemin. Ia membawa Jaemin ke ruang kesehatan. Setelah melihat matanya tertutup, Jeno mengecup panjang dahi Jaemin sebelum meninggalkannya.

Hari berikutnya... Jeno seakan menghilang...

***

Jaemin terbangun di kamarnya karena suara Taeyong yang merapikan kamarnya. Ia mengerjapkan matanya melihat kamarnya sudah gelap.

Jaemin merasakan punggungnya nyeri namun ia samar-samar mengingat penyebabnya.

"Bagaimana aku bisa ada disini?" Ujar Jaemin tiba-tiba, suaranya serak sekali.

Taeyong terkejut karena adiknya tiba-tiba bersuara.

"Apa kau tidak ingat?" Tanya Taeyong balik sambil menghampiri adiknya, membantu adiknya untuk duduk.

Jaemin berpikir keras untuk mengingat semuanya, ingatannya terasa kabur setelah Jeno menyudutkannya. Ia ingat bagaimana dalam pikirannya berantakan dan bahkan suara Jeno hanya samar-samar terdengar setelahnya.

Akhirnya Jaemin menggeleng menjawab Taeyong. TY pun menghela nafasnya.

"Tadi Jeno menghampiriku ke kelas sambil menunduk meminta maaf karena katanya kau cedera saat bersamanya. Akhirnya aku meminta Jaehyun untuk membantu membawamu pulang." Jawab Taeyong.

Jaemin mulai merasakan perban yang melilit punggung hingga dadanya.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Semalam kau tidak pulang, aku yakin itu karena Jeno dan hari ini kau cedera. Apa itu juga karena dia?" Tanya Taeyong lagi.

"Entahlah, Hyung. Aku tidak begitu ingat kejadiannya." Jawab Jaemin.

Taeyong terdiam mendengar Jaemin, apa gejalanya muncul lagi pada Jaemin?

"Jaemin-ah aku memang tidak pantas memberimu nasihat karena aku pun begitu. Tapi setidaknya carilah dia yang paling memahamimu bukan yang memuaskanmu." Ujar Taeyong sambil mengusap kepala Jaemin.

Jaemin mengangguk pelan, ia tahu kakaknya khawatir tapi bagi Jaemin, Jeno lebih memahaminya, dan memuaskannya adalah bonus baginya.

***

Esok harinya Jaemin tidak ada niat untuk sekolah, hingga ia meminta Taeyong untuk mengizinkannya. Ia belum ingin menemui Jeno, ingatannya samar-samar akan ucapan Jeno kemarin tapi yang jelas sakit di punggung nya jelas akibat Jeno.

Jaemin berpikir satu hari cukup untuk membuat keadaan diantara mereka membaik bahkan ia berharap Jeno mengunjunginya seperti saat ia izin ikut seminar waktu itu.

Sudah lewat tengah hari, Jaemin akhirnya gabut sendiri karena tidak ada kerjaan. Punggungnya sudah mulai baikan walaupun masih terasa nyeri jika terlalu banyak gerak.

Harapan Jaemin hilang melihat kakaknya sudah pulang bersama pacarnya, Jaehyun. Satu hal berbeda antara kakaknya dan dia mungkin pasangannya.

Jaehyun membuat Taeyong tsundere sedangkan Jeno malah membuatnya Yandere -_-.

---

Karena ia tak bertemu Jeno kemarin, ia berharap akan menemukannya dikelas hari ini. Namun, saat ia datang meja itu masih kosong.

Jaemin berpikir jika Jeno hanya telat namun sampai pelajaran di mulai Jeno masih belum datang. Ia berbalik kearah Haechan.

"Apa Jeno tidak masuk?" Tanyanya.

"Jeno? Entahlah, ia tidak ada kabar dari kemarin." Jawab Haechan.

Jaemin mulai heran, artinya Jeno tidak masuk sejak kemarin. Apa mereka sama-sama saling menghindari satu sama lain?

Setelah pulang sekolah, Jaemin memutuskan untuk ke rumah Jeno. Ia harus segera meluruskan permasalahan mereka.

Jaemin mengetuk pintu beberapa kali, hingga akhirnya pintu terbuka oleh Doyoung. Doyoung hanya menghela nafas, kurang lebih sudah memperkirakan ini.

"Sudah kuduga. Maaf Jaemin, tapi Jeno tidak ada di rumah." Jawab Doyoung

Jaemin menelan ludah kasar, apa Jeni benar-benar tidak ada atau hanya menghindarinya?

"Boleh aku masuk?" Jaemin ingin memastikan hal itu sendiri. Ia pun masuk tanpa izin langsung menuju kamar Jeno.

Ia terkejut seketika membuka pintu kamar Jeno. Ini sangat berbeda dengan keadaannya beberapa hari yang lalu saat ia datang kesini.

Tidak ada satu barang pun di tempatnya, kamar ini gelap dan ia bahkan bingung untuk berpijak dimana. Ia pun segera turun ke bawah menemui Doyoung.

"Apa yang terjadi?" Tanya Jaemin langsung pada Doyoung yang masih di depan pintu mengusap wajahnya.

"Anak itu terbiasa melampiaskan kegusarannya seperti itu. Aku tidak tahu apa yang terjadi diantara kalian, tapi yang jelas aku yakin ada pemicu anak itu seperti ini. Ketahuilah Jaemin, anak itu selalu menjaga jarak pada orang lain. Ia takut untuk terlalu dekat dan mulai menganggap seseorang spesial dihatinya. Aku terkejut ia berani membawa mu ke rumah karena artinya ia membawa memasuki zona privasinya. Tapi mungkin karena itulah ia sekarang menghilang entah kemana, karena ia tahu kau bisa menemukannya disini." Jelas Doyoung perlahan agar Jaemin bisa memahaminya.

"Apa dia akan kembali?" Tanya Jaemin lagi.

"Pasti, saat itu sudah menghilangkan kegusaranya. Saat ia sudah memutuskan semua hal. Bersabarlah Jaemin, ia pasti kembali, walau mungkin dengan hasil yang berantakan." Ujar Doyoung sambil mengusap kepala Jaemin.

"Tenanglah, kau orang pertama yang bisa membuatnya seperti ini. Percaya pada Jeno. Dan... beri dia waktu." Lanjut Doyoung.

Jaemin pulang setelah itu, entah kenapa ia tidak terima alasan Jeno untuk kabur darinya. Hanya karena Jaemin mengatakan hal sepele waktu itu, Jeno langsung berubah? Apa salahnya ia membicarakan padanya?

TO BE CONTINUED..

Jangan Lupa Vote and Comment ya Guys..

Kita mulai Update Harian lagi yaaa..

Can You Handle Me? || NoMin~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang