30 - Your House

30.5K 3.5K 292
                                    

Jaemin menghela nafas. "Hey, lebih baik kalian pergi sekarang. Aku sedang tidak dalam mood yang cukup baik untuk menangani kalian dengan lembut."

"Persetan, Junior berani-beraninya.." Seru anak itu dan menerjang kearah Jaemin.

***

Jaemin dengan mudah menghindar dari serangan itu, namun kemudian satu anak lagi menahan dirinya sehingga ia berhasil terkena pukulan di perutnya.

Ah, aku jadi pingin muntah sekarang. Pikirnya.

"Sudah kubilang moodku sedang tidak baik kan?" Ujar Jaemin, dengan seketika mood disekitarnya terasa lebih menekan. Bahkan anak itu mengambil langkah mundur.

Dalam sekejap Jaemin membalas pukulan pria tadi dan alhasil ia terjatuh tepat di depan temannya kemudian giliran temannya itu yang menjadi sasaran Jaemin karena menahannya tadi.

Melihat itu, pria sebelumnya berdiri dan kembali menyerang Jaemin. Jaemin mendecak lidahnya sekilas karena berikutnya ia memukul pria itu tepat di wajahnya.

Dengan keadaan itu, temannya diam-diam kabur meninggalkan temannya yang sekarang sudah di cekik Jaemin di dinding.

Anak itu sudah hampir kehabisan nafas, ia mencoba melepas genggaman Jaemin di lehernya.

"Kau sedang tidak beruntung karena aku dalam badmood." Ujar Jaemin pelan sambil menguatkan cekikannya.

Disaat itulah, pintu rooftop terbuka dan Jeno melihat itu.

"Jaemin." Ujar Jeno datar dan berhasil menarik perhatian Jaemin. Tak menunggu lama untuk Jaemin melepas genggamannya dan membiarkan anak itu lari begitu saja.

Mereka masih terdiam satu sama lain. Kemudian Jaemin berjalan cepat kearah Jeno.

Detik berikutnya, kepalan tangan Jaemin mendarat di wajah Jeno dan membuatnya jatuh.

Bugghhh

"Pengecut sialan." Seru Jaemin sambil menatap Jeno yang mengusap bibirnya yang tergigit saat Jaemin memukulnya.

Jeno tak berusaha berdiri, ia hanya menatap Jaemin menunggunya melampiaskan semuanya.

Jaemin duduk diatas Jeno kemudian menekan lehernya membuat Jeno terbaring di lantai rooftop.

"Pengecut, brengsek, sialan!!" Gumam Jaemin menatap Jeno dengan mata berair.

Jeno kesulitan bernafas akibat Jaemin, ia mencoba menahan tangan Jaemin untuk menekan lehernya lebih dalam sebelum ia benar-benar akan mematahkannya.

Jeno kemudian tersadar mata yang menatapnya sudah berair. Ia pun menghela nafas menghadapi bayi hiperaktif ini.

Dengan sekali tarikan, Jeno membalik posisi mereka membuat Jaemin yang terbaring di lantainya.

Jaemin menutup wajahnya dengan lengannya. Kemudian Jeno mencium bibir Jaemin yang terbuka dengan lembut.

Jaemin dengan cepat mendorong tubuh Jeno.

"Apa-apaan, apa kau akan bercinta denganku kemudian pergi lagi? Apa aku hanya pemuas nafsumu? Brengsek." Seru Jaemin.

Jeno terdiam.

"Sekarang kutanya, apa kau siap jika kubilang kau akan menjadi bottom selamanya saat bersamaku?" Tanya Jeno kemudian.

"Aku tahu, di keluargaku hubungan seperti ini sudah biasa. Kau bisa tahu setelah melihat ayahku, lalu keluargamu? Aku sudah melihat kakakmu tapi bagaimana dengan orang tuamu? Apa kau pernah berencana untuk memiliki wanita? Untukku, aku tak pernah memikirkannya sejak bertemu denganmu. Lalu kau sendiri?" Lanjut Jeno.

Jaemin mengusap air matanya. Ia menatap Jeno serius.

"Setelah merasakan anal denganmu, aku tidak yakin bisa klimaks tanpa hal itu." Jawab Jaemin dengan wajah serius tanpa berkedip sedikit pun.

Otak Jeno butuh loading untuk sekian detik kemudian ia tertawa lepas, karena ucapan Jaemin sangat tidak pantas diucapkan dengan wajahnya seperti itu. Pertanyaan yang mengiyang dikepalanya beberapa hari ini dijawab dengan sesimple itu oleh manusia ini.

"Aku serius!!" Sentak Jaemun melihat Jeno tertawa.

"Kau serius? Lalu kenapa kau menghindari ciumanku?" Ujar Jeno diselingi tawanya.

"Itu, itu karena sudah lama. Aku terkejut." Jawab Jaemin mengalihkan pandangannya. Jeno mendekat pada Jaemin yang refleks memerah.

"Apa kau merindukanku? Sampai mencari kontakku. Apa kau bermain dengan lubangmy selama aku pergi?" Ujar Jeno menggoda Jaemin.

"Humph." Jaemin tersentak merasakan jari Jeno menekan lubangnya.

"Tidak, aku tidak melakukan apa-apa dengan itu." Jawab Jaemin.

"Hm, berarti ini akan sangat ketat sekarang, kau ingin masuk kelas?" Lanjut Jeno.

Jaemin dengan wajah polosnya menggeleng-gelengkan kepala cepat terlihat seperti anak-anak.

Jeno mengulum bibirnya menahan diri untuk tidak mencubit pipi pria ini.

"Kau mau pulang?" Tanya Jeno lagi.

Dan sekali lagi Jaemin mengangguk cepat dengan sangat menggemaskan.

"Kalau begitu, rumahku atau rumahmu?" Bisik Jeno, dan lagi-lagi membuat yang dibisiki jadi kepiting rebus.

"Rumahmu." Jawab Jaemin pelan.

TO BE CONTINUED..

Jangan Lupa Vote and Comment ya...

Makasih buat yang setia sama FF ini dan support untuk FF baru. Karena ini belum tamat, FF baru belum update daily ya...

Can You Handle Me? || NoMin~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang