31 - His House

32.3K 3.3K 618
                                    

"Kau mau pulang?" Tanya Jeno lagi.

Dan sekali lagi Jaemin mengangguk cepat dengan sangat menggemaskan.

"Kalau begitu, rumahku atau rumahmu?" Bisik Jeno, dan lagi-lagi membuat yang dibisiki jadi kepiting rebus.

"Rumahmu." Jawab Jaemin pelan.

***

Jeno menemani Jaemin untuk mencuci muka terlebih dahulu karena wajahnya yang kusut. Tak lupa Jeno mengirim pesan pada Doyoung.

Aku pulang dengan Jaemin sekarang, Sembunyikan wajahmu agar tidak merusak suasana!!

Send

Jeno segera menyembunyikan handphone nya seketika setelah Jaemin keluar dari kamar mandi, mereka berjalan cepat menuju mobil Jeno.

Dalam hati Jeno was-was Doyoung akan merusak suasana Jaemin namun setibanya di rumah sepertinya Doyoung benar-benar menyiapkan suasana.

Tidak ada jejak penghuni di rumah Jeno bahkan para pelayan tidak terlihat, seakan benar-benar rumah kosong. Jeno mengulum bibirnya menahan senyum karena berterima kasih dalam hati pada Doyoung.

Sebaliknya, Jaemin justru was-was karena membayangkan apa yang akan terjadi nanti. Ia bahkan sempat berharap akan ada Doyoung untuk mengulur waktu atau mengubah mood mereka.

Di sisi lain, Doyoung hanya mengintip dari ruang kerjanya saat dua orang itu datang. Ia sedikit terkekeh membanggakan diri dengan persiapannya.

Jeno membawa Jaemin ke kamarnya. Ia melonggarkan dasi dan menghampiri meja belajarnya. Tepat diatasnya ada semacam lube dengan note dari Doyoung.

Gunakan pada lubang Jaemin, biar dia tidak terlalu kesakitan.
Ps: Ini juga bersifat aphrodisiac ^^

Dengan cepat Jeno meremas kertas itu dan menyembunyikannya. Ia melihat Jaemin yang hanya duduk di tempat tidurnya sepertinya tidak melihat hal itu.

Melihat Jaemin yang duduk di kasurnya setelah beberapa hari lamanya. Rasanya sudah sangat lama itu terjadi.

Jeno kemudian mencium Jaemin dalam, ia membawanya berbaring sambil mendorongnya hati-hati. Tangannya melepas dasi Jaemin dan membuka kancing kemejanya satu persatu.

Jaemin juga ikut membuka kancing Jeno dengan tak sabar. Ciuman Jeno mulai turun dari mulut, pipi, telinga yang dijilatnya kemudian rahang hingga lehernya.

Mereka melakukan itu dalam diam, tak perlu kata-kata saat ini, biarkan sentuhan menjadi satu-satunya inteeaksi mereka.

Jaemin meremas rambut kepala Jeno saat ia mengecup puting nya kemudian menggigitnya hingga mengemut seakan berharap akan keluar susu dari sana.

"Hisap.. juga,.. Sebe..lahnya" Desah Jaemin pada Jeno yang langsung diturutinya.

"Aaah Umpph.. Ah, ah" Jaemin sudah dalam kenikmatan hanya dari sentuhan Jeno.

Jaemin menarik kepala Jeno menghadapnya.

"Cukup, aku ingin kau memasukiku." Ujar Jaemin dengan mata berkaca-kaca. Jeno pun tersenyum lembut kemudian mengecup dahinya.

Jeno memposisikan diri di antara kaki Jaemin dan dihadapannya Jaemin sudah polos. Ia mengambil lube yang disediakan ayahnya tadi.

"Sejak kapan kau punya lube?" Tanya Jaemin.

"Hm, pemberian Doyoung." Jawab Jeno singkat mulai memainkan jarinya yang sudah terlapisi lube di lubang Jaemin.

Jaemin memejamkan mata mencoba menikmati sensasi jari Jeno di lubangnya. Ia meremas sprai kasur Jeno kuat sementara Jeno melihatnya hanya menyeringai.

Jeno menambah jari dan lube pada lubang Jaemin. Ia ingin mempersiapkan Jaemin untuk dimasuki oleh penisnya yang sudah tegang dibawah sana.

"Kau siap?" Ujar Jeno yang diangguki oleh Jaemin, tak tahu kenapa tubuhnya mulai panas dan penisnya ikut terasa sakit seakan ada yang ingin keluar. Wajah Jaemin memerah.

Jeno tahu pasti ini akibat lube yang diberikan Doyoung padanya. Tapi ia yakin jika ia beri tahu Jaemin maka ia juga akan ikut dihajar.

Jeno mengarahkan penisnya di depan lubang Jaemin sedangkan Jaemun mulai menutup matanya. Jeno memeluk Jaemin sambil memasuki lubangnya.

Karena sudah cukup lama, ini kembali terasa sakit bagi Jaemin. Ia menggigit bahu Jeno secara tak sadar karena menahan rasa sakit.

Jeno meringis merasakan gigitan Jaemin di bahunya. Ia pun mulai bergerak perlahan membuat Jaemin mulai mendesah keenakan.

"Aah.. Jen.. Touch mine too." Ujar Jaemin.

Jeno pun ikut memainkan penis Jaemin yang sudah sangat tegang. Tak lama Jaemin klimaks untuk yang pertama kalinya.

Tak berhenti, Jeno mengubah posisi menjadi doggy style dimana Jaemin dapat merasakan penin Jeno lebih dalam di lubangnya.

"Fasterrr.. Jeno, Pleaseee .. Oh My God, There... Jeno.. Aaahk" Jaemin meracau tak tentu pada Jeno.

Tak berapa lama Jeno pun menggeram tanda ia keluar di dalam sana. Ia menjatuhkan diri di samping Jaemin.

Jeno memeluk Jaemin yang berkeringat dan terengah-engah.

"Ronde 2?"

TBC atau End??

Jangan Lupa Vote and Comment ya..

Anggap aja updatenya sebagai Kado Natal, Merry Christmas bagi yang merayakan...

Can You Handle Me? || NoMin~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang