36 - Car Se x

56.2K 3.5K 905
                                    

"Aku akan menjawab semuanya nanti, sekarang.. lepaskan pakaian mu itu." Ujar Jeno sambil membuka bajunya sendiri.

"Ini akan menjadi malam yang panjang." Bisiknya pada Jaemin, kemudian menghantam penisnya kedalam dinding terdalam lubang Jaemin.

***

Para bodyguard Jeno langsung berbalik begitu melihat mobil tuannya bergoyanh dengan intense. Mereka sebenarnya hendak mengantarkan tuan mudanya namun sepertinya itu perlu menunggu.

Jeno merasakan lubang Jaemin yang terus mengurutnya tiap kali terdengar suara langkah diluar mobil.

"Apa kau terangsang karena takut ketahuan orang lain sedang melakukan hal seperti ini di tempat umum?" Ujar Jeno di telinga Jaemin.

"Tentu saja bodoh. Ini memalukan." Ujar Jaemin sambil menahan desahannya agar tak terdengar dari luar.

Mendengar itu, Jeno makin mempercepat sekaligus memperdalam hentakannya di lubang Jaemin.

"Apa kau masih bisa memperhatikan hal lain saat bersamaku?" Geram Jeno di belakang Jaemin.

"Cukup fokus padaku." Lanjutnya.

Jeno terus-terusan menyentuh prostatnya setiap menghentak maju kedalam lubangnya.

"Ahh, Jen.. Lebih dalam... Aaahh.. Uugghh.. It feels sooo.. Good.." Racau Jaemin sambil meremas tepian kursi mobil.

Jeno tersenyum nakal mendengar itu, dengan sengaja ia memelankan permainannya. Kemudian ia memaju mundurkan penisnya secara perlahan, membiarkan Jaemin merasakan setiap gerakannya di dalam lubangnya.

"Aaah... Aaaahhh" Meskipun pelan namun justru ia lebih peka pada setiap gerakan Jeno. Dapat dirasakannya penis Jeno membuka jalan di lubangnya, dan saat benda itu tepat berada di sisi prostatnya, Justru gerakan seperti ini makin membuat pikirannya gila karena tak tahan untuk meminta lebih.

"jeno,, Pleeease.. Fasterr, .Aaah, Do me... Do me harder.. Fuck me Rough..." Desah Jaemin lagi, memohon pada Jeno yang tersenyum dalam padanya.

Akhirnya Jeno mencium Jaemin dalam sebelum memenuhi kebutuhan si mungil erotis ini.

"That's more like it. Just be honest to me from now on." Bisik Jeno, kembali mempercepat tempo gerakannya.

Suara desahan Jaemin terdengar jelas, Jeno yakin suara itu dapat terdengar bahkan dari luar.

Bodyguard Jeno langsung memasang earphone masing-masing, berusaha mengabaikan kelakuan tuan mudanya.

Akhirnya Jaemin klimaks, membuatnya tak punya tenaga lagi akibat olahraga dari Jeno. Melihat itu Jeno kembali memasangkan pakaian Jaemin dan dirinya. Kemudian memberikan aba-aba pada bodyguardnya untuk mengemudi ke rumahnya.

"Mulai sekarang, kau cukup tinggal disini." Ujar Jeno, yang menggendong Jaemin ke kamarnya. Ia membaringkan Jaemin di tempat tidurnya kemudian menyelimutinya.

Jeno bergabung dengan Jaemin setelah mengganti pakaiannya dan Jaemin.

"Kau bisa menjelaskan padaku sekarang?" Ujar Jaemin langsung.

Jeno pun menghela nafas, ia tak ingin menjelaskan. Merepotkan sebenarnya.

"Apa yang ingin kau tahu?" Balas Jeno akhirnya.

"Siapa kau sebenarnya?" Tanya Jaemin.

"Tetap, Lee Jeno." Jawab Jeno pasti.

"Siapa Doyoung?"

"Sekretaris ayahku, sekaligus pamanku." Jawab Jeno lagi.

"Siapa Jhonny bagimu?" Tanya Jaemin lagi.

"Ayahku. Hey, tidak bisa kau ganti pertanyaanmu dengan cara lain? Ini benar-benar seperti interogasi jadinya." Tukas Jeno.

"Oke, baiklah. Kalau begitu kenapa margamu Lee bukan Seo???? Ini pertanyaan besar bagiku." Ujar Jaemin dengan mata penasaran.

"Aku mengambil marga ibuku, Lee Young Heum."

"Benarkah? Lalu kenapa kau memanggil Doyoung 'ayah'? Kenapa kau tidak tinggal dengan orang tua aslimu?" Tanya Jaemin beruntun.

Kini Jeno menghela nafas berat, sungguh ia malas menjelaskan.

"Well, sebagai anak orang kaya itu sangat tidak menyenangkan." Jawab Jeno mempersingkat, berharap Jaemin tak bertanya lebih dalam.

"Oh? Apa mereka tak memberimu kasih sayang?"

"Bukan begitu, justru sebaliknya. Mereka sangat memanjakanku. Dan hal itu menjadi boomerang bagiku. Aku sering terkena percobaan penculikan hanya untuk memeras orang tuaku. Ditambah dengan otakku yang diatas rata-rata. Aku sudah memainkan saham sejak umur 9 tahun, akhirnya ayahku mendesak untukku langsung bekerja dan memulai bisnis." Jelas Jeno, agar menghentikan pertanyaannya.

"Dan aku tinggal dengan Doyoung sejak itu, hal itu membuatku menghilang dari media karena kami terus berpindah-pindah, baik kota maupun negara. Kata ayahku untuk cari pengalaman, tapi aku tahu niatnya untuk membuatku memperlajari setiap perekonomian negara agara melihat kemungkinan investasi, atau bahkan kemungkinan untuk.... ya kau tahu masalah bisnis." Jeno tak menjelaskan lebih dalam hal itu.

Jaemin paham sebagian besar. Tak ada lagi pertanyaan di kepalanya.

"Kemarilah, kau harus tidur disisiku malam ini dan seterusnya." Ujar Jeno sambil membuka ruang di dekapannya. Jaemin dengan senang hati masuk kedalam sana, kembali ia menghirup aroma favoritenya dari tubuh Jeno.

End~~

Jreng.. Jrenggg..
Cieeee, tamat.. Cieeee..

Tenang, masih ada extra kok..

Can You Handle Me? || NoMin~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang