14: Istana Kerajaan Akalie

7.6K 825 32
                                    

"Baiklah, mulai detik ini aku akan memanggilnya Alda," putusnya.

Lalu kuda itu mengeluarkan suara, seperti senang diberi nama oleh majikannya.

"Cepat sekali kau menemukan nama yang indah itu," tuturku.

Danilo terkekeh masih dengan mengendarai Alda. "Itu mudah, Alyssa. Aku hanya menyatukan dua huruf awal dari nama kita."

Kalau aku pikir benar juga. Tapi kenapa ia memasukan namaku juga.

"Kenapa kau mengambil dari dua awal huruf nama kita?"

"Karena kau yang menyuruhku memberinya nama." Danilo sepertinya tersenyum.

Aku hanya mengangguk, lalu memperhatikan kiri-kanan. Rumah-rumah warga yang tadi berjejer kiri kanan, sekarang telah tergantikan dengan lapangan berumput hijau yang sungguh luas. Lalu dari sini, aku melihat istana yang sangat besar di depanku. Jaraknya tinggal beberapa meter lagi.

Istana itu sangat besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Istana itu sangat besar. Aku menganga takjub menatapnya. Sungguh pengalaman yang menyenangkan. Aku jadi tidak sabar untuk melihat apa isi dalam istana megah itu.

"Danilo," panggilku.

Danilo menyahut, "Ada apa, Alyssa?"

"Siapa nama pangeran kurang ajar itu?"

Danilo terkekeh, "Namanya Zephran."

"Apakah satu keluarga di istana itu, orangnya sama seperti Zephran? Jenis orang yang jahat?"

Danilo menggeleng. Lalu memberhentikan Alda di gubuk. Kami pun turun, Danilo mengikatkan Alda di salah satu bambu.

Aku melihat Pasia yang sedang berlari ke arahku. Aku langsung menggendongnya. "Sepertinya kau lelah, Pasia. Seharusnya kau ikut naik bersamaku tadi."

"Turunkan aku, Lyssa!" Pasia memberontak. Semakin dia memberontak aku semakin mengeratkan pelukanku.

"Kau lelah Pasia! Biarkan aku menggendongmu. Tidak ada penolakan."

Aku mengelus bulu-bulu Pasia yang lembut, untuk menenangkannya. Untunglah Pasia tidak berontak lagi.

Danilo menghampiri kami. Dan berucap, "Aku tidak tahu, Alyssa. Mari kita berharap hanya pangeran itu yang jahat. Tapi setahuku, perilaku mereka seperti itu sudah biasa. Karena kau tahu, mereka anggota kerajaan. Derajat mereka tinggi, jadi mereka berhak berbuat segala hal yang mereka inginkan."

Aku menggeram, "Lalu kebiasaan seperti ini harus mereka ubah!"

Danilo tidak menggubris, lalu berjalan ke arah gerbang istana. Aku mengikutinya dari belakang.

Kami pun sampai di depan gerbang yang dijaga oleh dua pria berbadan besar. Dua penjaga itu menahan kami dengan tangannya. "Ada perlu apa kalian kemari?" ucap salah satu penjaga yang berbadan besar dan bersuara berat.

Aku langsung menjawabnya, "Aku ingin bertemu raja."

Lalu dua penjaga itu tertawa, meremehkan ku. "Kau kira kau siapa? Jangankan orang sepertimu, anggota kerajaan lain saja perlu pengawasan ketat jika ingin bertemu raja."

Aku mencoba menahan emosiku. Danilo tiba-tiba menyeletuk, "Biarkan kami bertemu raja, sebentar saja. Ini sangat penting."

Dua penjaga itu menggeleng, lalu mengusir kami dengan mendorong secara kasar. Aku tersungkur, Pasia jatuh dari pelukanku. Aku langsung bangkit dan berkacak pinggang di depan mereka. "Bagaimanapun aku tidak akan pergi dari sini, sebelum kau mengizinkan ku!" pekikku.

Danilo menarik ku pelan. "Sudahlah Alyssa. Lebih baik kita pulang. Sampai kapan pun mereka tidak akan mengizinkan."

"Benar kata kekasihmu itu, gadis muda. Lebih baik kau pulang, kau tidak akan mendapatkan apa-apa di sini." Kali ini penjaga satunya yang berbadan tidak terlalu besar berbicara.

Aku tidak menggubris tentang dia bilang Danilo kekasihku.

Aku menggeleng kuat menatap Danilo. "Aku tidak akan beranjak dari sini. Lebih baik kau dan Pasia menemani Alda di gubuk itu. Aku bisa sendiri." Aku melipat tanganku di dada.

Danilo menggeleng menolak. Aku memaksa. "Lakukan saja Danilo. Aku tidak ingin kau lelah berdiri di sini. Cepat Pasia," paksa ku sembari menatap Pasia di kakiku.

Danilo hanya mengangguk pasrah karena tidak ingin berdebat denganku dan berjalan ke arah gubuk tua itu, bersama Pasia.

Lalu aku berdiri tepat di depan gerbang. Dengan pelototan dari para penjaga itu. Aku tidak akan gentar sampai mereka membukakan gerbang besar ini.

• • •

A/N:

Cowok idaman itu, adalah para penjaga.
Istana aja dijaga apalagi hati kamu, eaaa.

krik krik.

Komentarnya untuk part ini?
Jangan lupa tekan 🌟!

regards,
. Mosyacaramello.

15/Mei/2019

DzaldzaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang