Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling. Sial, tidak ada jam satu pun! Bagaimana aku ingin tahu ini pukul berapa!?
•
•
•
Dengan kalang kabut aku mencari baju di almari. Mengacaknya sedikit, untungnya, aku menemukan gaun putih simpel, dan bahan hitam panjang seperti pita yang harus diikatkan.
Dengan cepat aku langsung mengganti pakaianku. Karena ingin berbeda, aku mengikatkan pita hitam itu ke kepalaku yang rambutku sudah aku uraikan. Dan jadilah seperti memakai bandana.
Aku mengambil flatshoes hitam yang berada di pinggir kamar. Untunglah sepatu ini pas denganku.
Dengan cepat aku langsung ke luar kamar dan berlari, mencari-cari jalan mana yang menuju ke arah taman belakang.
Istana besar hanya membuat susah saja!Aku memberhentikan gadis pelayan yang sedang berjalan, dan menanyai dia-di mana jalan ke arah belakang. Gadis itu menunjuk lorong sebelah kanan. Aku langsung mengangguk dan berterima kasih. Aku berjalan dengan tergesa-gesa untuk mencapai taman belakang.
Punggung tegap Zephran telah terlihat di bawah pohon rimbun-setelah aku keluar dari istana. Aku langsung menghampirinya dengan pelan. Sebelum Zephran menyadari keberadaan ku, aku menarik nafas dan merapikan rambutku yang agak berantakan karena berlari tadi.
"Kau telat."
Ternyata Zephran telah menyadari ada aku di belakangnya. Aku tersenyum manis. "Benarkah?"
Zephran membalikkan badannya. "Bisa-bisanya kau tidak menepati waktu!" bentaknya menatapku dingin.
Aku mencoba sabar dan masih dengan tersenyum. "Maafkan aku, Pangeran."
Kesopanan ku ternyata dibalas tajam dengan Zephran. "Kau ... aku hukum untuk memotong rumput di istana, sekarang!"
"Kau gila!?" teriakku tidak tahan lagi, bisa-bisanya dia menyuruhku untuk memotongi rumput yang berhektar-hektar luasnya. Tidak adakah hukuman yang masuk akal?
"Asal kau tahu, di istanamu ini tidak ada satupun jam! Bagaimana aku tahu aku sudah telat ataupun belum!" jelasku dengan membentak sedikit
Zephran maju beberapa langkah mendekatiku, memberikan tatapan intimidasi. " 'Kau'? Beraninya kau berbicara padaku dengan memanggilku 'kau'?! Aku tuanmu, dan kau pelayanku. Kau harus bersikap sopan kepadaku dan menuruti apa mau ku!"
Aku terpaku beberapa saat menatap matanya yang tajam, segera aku menyadarkan diri. "Jika kau ingin dihargai orang lain, kau harus menghargai orang lain terlebih dahulu, Pangeran!"
Zephran tersenyum sinis menanggapi ucapan ku. "Dan kau sekarang mengajariku?" tanyanya dengan retorika. "Dasar pelayan kurang ajar." Zephran tiba-tiba menarikku memasuki istana kembali. Tibalah di ruangan tengah, dia melepaskan cengkeramannya. Zephran berteriak memanggil seluruh pelayan istana. Tak berselang lama para pelayan berkumpul. "Dengarkan aku, hari ini biarkan gadis tidak sopan ini membersihkan seluruh istana," ucapnya keras yang membuatku kaget, "jangan ada satu pun yang membantunya. Jika aku lihat di antara kalian membantu gadis ini ..., akan aku pastikan orang itu akan mendapatkan hukuman."
Sial, membersihkan seluruh istana sebesar ini?! Omong kosong apalagi ini!
"Kau gadis kotor–" buka Zephran sembari menatapku tajam, "–laksanakan lah hukuman dariku, kalau tidak ...," Zephran menggantungkan kalimatnya dengan nada dingin, yang membuatku penasaran. "–kau tahu sendiri akibatnya." Tatapan mata Zephran sungguh seram dan memiliki banyak arti tersembunyi.
Sebelum aku merespon, untuk menyerukan suaraku, Zephran sudah pergi dan para pelayan pun ikut bubar dan tidak berniat untuk menegurku, mungkin mereka takut untuk dihukum. Kecuali satu pelayan yang mendekatiku, gadis berambut panjang berwarna kemerahan tersenyum padaku.
• • •
A/N:
kasian Lyssa kena hukum ahaha.
wait ... gadis berambut merah itu siapa yaa? untung bukan berkerudung merah yaa /auto nyanyi
tunggu kelanjutannya di part selanjutnya yaa!
makasii yang udah baca, hope yall like it!
jangan lupa untuk komen dan tekan 🌟.
regards,
.Mosya Caramello.
23/8/19
KAMU SEDANG MEMBACA
Dzaldzara
FantasyPernah menginjak rank #1 Fantasy, #1 Kerajaan on 2021 dan rank #1 Romantis on 2022. Disarankan follow sebelum baca, biar nyaman bacanya. ••• Tanganku...