41: Dzarine Dzalinka

5.2K 586 30
                                    

Dengan tanpa berpikir Alyssa memasuki lubang cahaya itu dengan pelan, lalu tubuhnya terbebaskan. Alyssa berdiri dengan tegap, dan dirinya terperangah setelah melihat apa yang ada di depan matanya .....

Alyssa tercengang menatap hamparan rumput hijau yang menyambutnya. Lagi, Alyssa dibuat bingung oleh dunia yang ia tempati ini. Bagaimana mungkin ada dunia baru di dalam batang pohon? Langit biru yang cerah dengan terhiasi oleh kawanan burung yang mengepakkan sayapnya terbang, angin sepoi-sepoi yang ia rasakan sangat sejuk—sampai membuatnya ingin membaringkan tubuh di rumput berwarna hijau tua itu.

Tidak membuat Alyssa bertanya-tanya lebih lama kepada dirinya sendiri, sesosok wanita menghampiri Alyssa dengan gaun simpel yang jatuh ke tanah. Wanita itu tersenyum dengan hangat. "Sepertinya kau tidak tersesat..., itu bagus," ucap wanita itu menatap Alyssa tepat di matanya.

Wanita itu ... wanita itu sangat tidak asing di mata Alyssa, bentuk wajahnya seperti familiar. Wajah Alyssa nampak seperti sedang berfikir, membuat wanita di depan Alyssa mengeluarkan suara lagi, "Sepertinya kau penasaran denganku, sehingga sekarang kau datang untuk menemuiku."

Tepat, wanita itu adalah nenek tua yang Alyssa temui kemarin. Nenek tua misterius yang mengatakan dengan terang-terangan bahwa ia sedang mengawasi Alyssa. Tapi bagaimana bisa ... bukankah nenek kemarin itu berbadan bungkuk dan berambut putih.... Kenapa sekarang jalannya tegak dan berambut hitam legam yang Alyssa lihat?

Sungguh aneh .....

"Aku tidak setua yang kau pikirkan, anak muda..., umurku masih kurang dari seribu tahun," ujarnya dengan senyum yang singkat.

Hampir saja bola mata Alyssa keluar dari matanya. Jika wanita di depannya ini mengatakan bahwa umurnya hampir seribu tahun, itu berarti ... wanita ini adalah seorang penyihir ....

Alyssa hanya asal menebak, karena biasanya dalam buku yang ia baca penyihir akan hidup lebih lama dari para manusia–bukan berarti mereka tidak bisa mati..., hanya saja pertambahan usia mereka tidak terlalu mempengaruhi bentuk fisik yang mereka miliki. Uh, bukankah itu sangat membosankan? Alyssa saja yang hidup belum genap dua puluh tahun saja sudah merasakan kebosanan, dan jengah akan kehidupan duniawi–terutama dikarenakan oleh ibunya yang tidak memiliki rasa keibuan lagi kepada anak kandungnya–apalagi para penyihir yang hidup beribu-ribu tahun ....

Uh-oh tapi bukankah hidup para penyihir tidak membosankan, karena para penyihir bisa melakukan apa saja dengan kekuatan yang mereka miliki? Kalau begitu Alyssa ingin menjadi penyihir juga! Seandainya, Alyssa mempunyai darah penyihir!

"Maafkan aku anak muda, bukan aku ingin menggangu pikiranmu yang sedang berfikir kesana-kemari, tapi aku tidak punya waktu hanya untuk melihatmu terdiam berargumen dengan pikiranmu sendiri dengan menampakkan wajah yang  membuat siapa saja kesal melihatnya!" interupsi wanita itu membuat Alyssa mengerjapkan matanya dan menyengir aneh.

Tanpa basa-basi wanita itu langsung berjalan dan memberi Alyssa kode untuk mengikutinya. Dengan patuh Alyssa berjalan sejejar dengan wanita itu.

"Apakah aku boleh bertanya?" tanya Alyssa.

"Yang kau ucapkan barusan, itu sudah pertanyaan."

Benar juga sih ....

"Siapa namamu?"

"Vrindel."

"Apakah kau seorang penyihir?"

"Apakah ada manusia yang berumur seribu tahun sepertiku?"

DzaldzaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang