49: Poison

3.6K 376 109
                                    

Alyssa merasa punggungnya sakit dan merasa tidak nyaman di tempat yang ia tiduri dengan mata terpejam. Dengan perlahan Alyssa membuka matanya, langit-langit ruangan yang menyambut penglihatan Alyssa pertama kali. Langit-langit yang Alyssa lihat tampak asing, bukan langit-langit kamarnya di kastil ataupun langit-langit kamarnya di rumah Papa tirinya. Langit-langit ini terlihat usang, berwarna bercak-bercak kuning tidak karuan.

Dengan perlahan Alyssa mendudukkan diri, tempat yang ia tiduri hanya kayu yang keras dilapisi jerami, pantas saja punggungnya terasa sakit. Alyssa mengedarkan pandangan, tempat ini tampak asing di mata Alyssa.... Alyssa mencoba mengingat kembali bagaimana ia bisa sampai disini. Oh, Alyssa ingat, terakhir kali dirinya pingsan di kamar mewah pangeran gara-gara minum jus tomat itu, tapi mengapa berbanding terbalik dari tempat ia pingsan terakhir kali?

Alyssa mengerjapkan matanya, sama sekali tidak ingat apa yang terjadi dengan dirinya selanjutnya. Dengan pikiran bertanya-tanya, sosok perempuan berambut merah panjang menghampiri Alyssa.

"Nyx!"

Nyx tersenyum, "Oh, kau sudah bangun rupanya."

Tanpa menunggu lama Alyssa langsung bertanya kepada Nyx, "Ini dimana, Nyx?"

"Aku akan menjelaskannya nanti." Dengan jawaban singkat Nyx membuat Alyssa tidak cukup puas, ia pun berdiri keluar dari kamar dan hendak menuju pintu keluar, namun tangannya dicegat oleh Nyx dengan kencang, sebelum Alyssa sempat memegang gagang pintu depan.

Alyssa mengaduh sakit karena cengkeraman Nyx.

"Oh, maaf," ucap Nyx melepaskan cengkeramannya, "Kau tidak boleh jauh dariku, Alyssa. Itu tidak aman."

Kernyitan di dahi Alyssa terlihat. "Apa yang terjadi, Nyx? Bisakah kau jelaskan terlebih dahulu padaku, bagaimana aku bisa disini bersamamu?" tanyanya memaksa Nyx untuk memberi jawaban.

"Aku yang membawamu kemari." Nyx menghela nafas, "Kau ingat aku pernah membuat tanganmu tidak sakit lagi waktu pertama kali?" Melihat reaksi Alyssa yang mengingat-ingat, Nyx melanjutkan, "Aku adalah healer witch. Aku bisa menyembuhkan luka dalam ataupun luar.... Mereka tidak bisa menyembuhkanmu, lalu aku membawamu kemari."

Alyssa memahami penjelasan Nyx pelan-pelan. Alyssa ingat, saat dirinya mengeluh karena membereskan istana, Nyx memegang tangannya yang pegal, lalu rasa sakit itu hilang. Oh astaga, kemampuan yang sangat istimewa! Tapi bukankah Alyssa hanya pingsan karena muntah? Bukankah pingsan tidak mungkin selama itu hanya karena muntah hebat?

Pernyataan Nyx di tengah-tengah pikirannya membuat Alyssa terkejut. "Kau sudah pingsan selama dua hari, Lys."

"Astaga, bagaimana mungkin? Aku hanya pingsan biasa Nyx!" tanya Alyssa tak percaya.

Nyx duduk sembari mengangguk, "Itu memang benar." Alyssa pun ikut duduk di samping Nyx. "Namun saat kau pingsan, ada yang memberimu racun." Ucapan terakhir dari Nyx itu membuat Alyssa melebarkan matanya tidak percaya. Nyx pun melanjutkan, "Memang, racun itu tidak akan membuatmu kehilangan nyawa, tapi ..., racun itu bisa membuatmu tidur dalam jangka waktu yang tidak sebentar.... Itulah mengapa aku membawamu kemari secara diam-diam tanpa diketahui oleh siapapun."

Alyssa menutup mulutnya tidak percaya, siapa yang tega memberi dirinya racun? Apakah pangeran? Itu tidak mungkin ...., karena pangeran itu mau menyiksa Alyssa secara perlahan dengan menyuruhnya selalu di dekatnya. Namun, tidak ada kandidat lain selain Zephran, karena seingat Alyssa, dirinya tidak ada musuh satu pun disini. Tidak mungkin seorang penjaga gerbang kastil yang sudah cukup tua itu bukan?

"Sekarang kita sedang tidak aman Lys, terutama aku, bisa saja ada orang lain yang melihatku membawamu," tutur Nyx dengan gusar.

Alyssa menggeleng, "Kenapa kau khawatir, Nyx? Kau hanya membawa ku, seorang pelayan yang tidak ada arti apa-apa di kastil itu. Jika dua pelayan mereka hilang, mereka bisa mendapatkan seratus pelayan lagi."

"Namun kenyataanya, pangeran menyebar pasukannya untuk mencarimu!" cetus Nyx.

Apakah pangeran dingin itu tidak akan melepaskan Alyssa selamanya? Sebegitu kah Zephran membencinya? Astaga, Alyssa tidak terbayang jika seumur hidup terpaksa mengabdi menjadi pelayan pangeran dingin itu! Kesempatan ini adalah kesempatan yang bagus..., keluar dari jangkauan Zephran ditambah lagi dirinya bersama Nyx. Ini kesempatan emas baginya.

Nyx bergumam, "Kita harus pergi secepatnya dari sini, karena mereka mengecek seluruh rumah di teritorial Akalie."

"Tapi kemana kita akan pergi ..., Nyx?" resah Alyssa. Jika Alyssa tertangkap, maka Nyx pun tertangkap, lalu Nyx akan ikut dihukum seperti Alyssa. Itu tidak akan terjadi! Karena Nyx telah menyelamatkan nyawanya.

"Aku tahu tempat yang lebih aman..., tapi mungkin tempatnya cukup jauh, di perbatasan Kave sana...," tutur Nyx.

Alyssa mengangguk setuju, "Apapun itu, selama denganmu aku merasa aman Nyx."

***

Tiga jam sebelumnya di istana....

Tabib kerajaan berjalan menyusuri lorong menuju ruang sakit, untuk mengecek keadaan Alyssa dan memberinya obat herbal. Langkah demi langkah tabib itu berjalan sembari berpikir: racun yang ia temui ditubuh Alyssa sangat tidak biasa, racun itu berbahaya namun racun itu tidak mencoba menyakiti tubuh Alyssa..., hanya membuatnya tertidur pulas tanpa menggerakkan tubuh sedikitpun.

Tubuh Alyssa tidak ada kemajuan, padahal segala tumbuh-tumbuhan sudah tabib itu cari di hutan, namun tidak ada reaksi di tubuh Alyssa sama sekali. Sampai sekarang tabib itu masih bertanya-tanya, darimana racun itu berasal? Bukankah dari awal pelayan itu terjatuh pingsan karena kekurangan cairan tubuh? Entah bagaimana tiba-tiba racun itu muncul di tubuh Alyssa dan membuat Alyssa tertidur selama dua hari.

Tabib itu berharap semoga obat herbal kali ini yang ia temukan di hutan pedalaman yang cukup jauh dapat menyembuhkan pelayan itu..., semoga saja.

Pintu tempat Alyssa tertidur sudah terlihat, tabib itu membuka pintu perlahan dan melangkahkan kaki ke dalam.

Srek ... Srek ... Srek ....

Gesekan kaki tabib itu di lantai menghampiri bilik Alyssa..., bilik itu kosong ..., pelayan itu menghilang ....

Tabib itu berjalan cepat menuju lorong menuju kastil bagian barat, tempat dimana anggota kerajaan berada, lorong demi lorong tabib itu lewati dengan tipikal berjalan menggesekkan kaki ke lantai, satu belokan lorong lagi tabib itu lewati, penjaga lorong kastil mulai terlihat, dengan mempercepat langkah kakinya ia menghampiri penjaga itu dan menyampaikan bahwa pelayan itu menghilang agar dapat diteruskan ke pangeran....

• • •

A/n:

Happy Valentine's day!

Seminggu ini imun aku turun, jadinya sekarang sakit udah 3 harian, bukan covid tapi, demam batuk pilek biasa, tapi rasanya luar biasa, harus bedrest krna aktivitas dikit udah pusing. Gapapa lah yaa curhat dikit, siapa tau di doain cepet sembuh wkwk. Stay safe ya buat kalian, harus diperhatiin imunnya, jangan lupa rutin minum vitamin, soalnya lagi musim flu.

Makasih yang udah baca dan staytune Dzaldzara sampai sini<3

Regards,

.Mosya Caramello.

14/2/22

DzaldzaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang