40: A Hole in The Tree

5.5K 628 74
                                    

Suara ayam berkokok menghiasi pagi hari di perbatasan Kave. Suasana pagi itu dingin seperti biasa, ditambah lagi perbatasan itu sangat dekat dengan hutan. Membuat manusia yang sebelumnya tidak biasa pasti akan sangat kedinginan sekali melebihi yang lain–seperti Alyssa, saat gelapnya pagi Alyssa-terpaksa-bangun karena orang-orang yang berada di kastil itu sudah pada bangun.

Untunglah Alyssa mempunyai mantel berbulu tebal yang diberikan oleh Nyx, mantel yang ia pakai sangat hangat, sepertinya bulu-bulu berwarna coklat tua yang tersampir di mantelnya adalah bulu-bulu asli dari hewan. Dari warna bulu tersebut Alyssa rasa bulu itu dari seekor beruang. Alyssa sungguh tidak tega memakainya, karena ia sangat menyayangi hewani. Tapi untuk kali ini, Alyssa minta maaf kepada beruang–yang bulunya sudah diambil–karena dirinya sungguh tidak bisa bertahan jika tidak memakai mantel bulu milik Nyx—tidak, mantel itu sudah menjadi miliknya.

Alyssa mengeratkan mantel sembari melangkah keluar kastil. Setelah berada di halaman, Alyssa menghangatkan diri di bawah matahari, ah hangatnya matahari membuat tubuhnya tidak sedingin sebelumnya. Namun, sembari merenggangkan badan di bawah matahari, beberapa kuda terlihat mulai memasuki halaman. Alyssa memicingkan matanya, apakah ada Ru di sana? Karena akan lebih bagus jika Alyssa menghangatkan diri sembari bicara dengan Ru....

Namun ... Alyssa terkejut karena bukan Ru yang ia lihat, tapi Alardo—raja tampan yang Alyssa kagumi sejak pertama melihatnya.

Alardo dan beberapa orang lain yang mengikutinya memarkirkan kuda-kudanya di bawah pohon dan tidak lupa untuk mengikatnya. Setelah Alardo turun dari kudanya, mata Alardo langsung bertemu dengan mata dirinya. Alyssa tersipu, untung saja dirinya sudah mandi, dan Alyssa harap wajahnya tidak kelihatan buruk pada saat-saat seperti ini.

"Saat-saat seperti ini" yang dimaksud Alyssa adalah saat-saat dirinya berpapasan pria-pria tampan yang baik hati. Saat-saat seperti ini sangat penting untuk Alyssa.

Penting untuk masa depan Alyssa.

Eh ....

Alyssa mengulas senyum di wajahnya, senyuman terbaik yang dia punya.

"Selamat Pagi raja Alardo," sapa Alyssa masih dengan menyunggingkan senyumnya.

Tidak mau kalah, Alardo ikut menyunggingkan senyum yang membuat Alyssa merasa akan terbang ke langit ke-tujuh.

"Selamat Pagi Nona Naphne."

Pagi hari yang sudah terlihat cerah ditambah dengan kehadiran Alardo membuat makin terlihat sangat cerah di mata Alyssa. Jika Alardo disini Alyssa ingin sekali minum teh bersama Alardo, hanya berdua, jika harus minum di hutan akan Alyssa turuti, selama ia bersama Alardo—lelaki tampan dan bijaksana yang membuat Alyssa merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya.

Namun sayang, kehaluan Alyssa berhenti sampai di situ. Karena suara saudara laki-laki Alardo terdengar membuat Alyssa memutar matanya secara diam.

"Kakak..., ada perlu apa kau kemari?" tanya adik laki-laki Alardo–Zephran-dengan wajah dinginnya seperti biasa.

Zephran berjalan begitu saja dan berdiri tepat di depan Alyssa, menutupi Alyssa untuk melihat Alardo. Ingin rasanya Alyssa menendang kakinya yang panjang itu!

Jika dibandingkan Alardo, Zephran ternyata lebih tinggi sedikit dari Alardo. Tapi tetap saja sifat Alardo yang baik lah yang dapat mengalahkan semua kelebihan Zephran.

Astaga, Alyssa baru teringat Alardo sudah memiliki permaisuri, karena permaisurinya itulah yang membuat Alardo menjadi raja kerajaan Aleilo. Alyssa menggelengkan kepalanya, bagaimana mungkin dia lupa akan hal itu? Dan bagaimana mungkin dia sudah berpikir ingin minum teh berdua di tengah hutan?! Astaga! Alyssa tidak boleh mempunyai rasa kepada suami orang, dia harus menyingkirkan rasa ini secepatnya! Ibu Rose tolong aku!

DzaldzaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang