21: Persetan Kau!

7.2K 787 21
                                    

"Lepaskanlah mereka, Zephran," pinta ratu dengan tatapan tegas.

Zephran langsung tersenyum menatapku lalu menatap Ratu. "Tentu Bu, aku akan mengikuti kemauan mu, tapi ada satu syarat ...," ujarnya dengan tenang, lalu menatapku dengan tatapan mata yang memiliki arti tersembunyi.

Aku yang dilihat Zephran seperti itu membuat buluku meremang, sepertinya Zephran merencanakan sesuatu.

"Aku akan menuruti kemauanmu Bu, aku akan melepaskan mereka tapi ... gadis kurang ajar itu harus menjadi pelayan pribadiku."

Persetan kau, dasar pria licik!

Bisa-bisanya dia memiliki ide licik itu untuk menjebak diriku. Mataku berkilat marah menatapnya.

Benar saja dugaan ku, Zephran si pangeran jahat itu, tidak mungkin semudah itu melepaskan orang-orang. Ternyata dia benar merencanakan sesuatu seperti yang aku pikir.

Zephran menyeringai kepadaku setelah mengucapkan satu syarat itu kepada ibunya.

"Apa lagi yang hendak kau lakukan, Zephran!?" Aku kira yang berucap adalah ratu, namun ternyata Alardo yang bicara. Aku menatap Alardo, wajahnya memancarkan arti tidak setuju dengan perkataan adiknya. Sudah cukup Zephran berbuat hal yang merugikan orang, mungkin itu di pikirannya.

"Sudahlah, aku sudah bijak bukan? Melepaskan beberapa orang dengan gantinya gadis itu yang menjadi pelayan pribadiku."

Tunggu kau Zephran, akan aku acak-acak rambutmu yang berwarna uban itu!

Ratu memijat pelipisnya, menjadi ibu dari pria jahat seperti Zephran pasti hanya menambah beban saja. "Tidak mungkin Zephran, selama ini kau tidak ingin mempunyai pelayan pribadi," ucap Ratu sembari menatap Zephran dengan tatapan keibuannya, "jika kau memang ingin, aku akan mencari pelayan pribadi khusus untukmu."

Zephran tersenyum. "Aku sudah berubah pikiran Bu, mempunyai pelayan pribadi tidaklah buruk." Zephran menatapku dengan senyuman yang memiliki arti lain, "tidak perlu bersusah-payah, cukup gadis ini saja yang menjadi pelayan ku, dan aku tidak mau orang lain selain dirinya."

Pria licik!

"Tidak Zephran, kau tidak bisa memaksa orang tanpa persetujuannya sendiri," sanggah ratu dengan lembut.

Aku menarik nafas mengambil keputusan yang tidak diduga-duga. "Tidak apa Ratu, aku setuju menjadi pelayan anakmu." Setelah menatap ratu aku menatap Zephran, "menjadi pelayan pribadi tidaklah buruk."

Aku gila? Tentu tidak, akan aku tunggu siapa yang akan bertahan dengan idenya yang licik ini.

Alardo langsung menyanggah, "Jika kau tidak ingin, kau tidak perlu memaksakan diri, Alyssa."

"Tidak Raja Alardo. Aku akan sangat senang menjadi pelayan pribadi adikmu." Ucapan terakhirku adalah sindiran yang aku tujukan kepada Zephran sembari menatapnya dengan tersenyum penuh arti.

Ibu Rose yang di sampingku ternyata tidak setuju, dan berbicara pelan, agar hanya aku yang mendengarnya. "Kau tidak perlu bertindak seperti itu, Alyssa. Aku tidak apa-apa bekerja di sini, lagipula aku sudah tua, berbeda denganmu, masa depanmu masih panjang!"

Aku menggeleng dan menenangkan ibu Rose sembari tersenyum. "Mengorbankan satu orang untuk beberapa orang adalah cerita kepahlawanan yang sangat hebat, Bu." Kapan lagi aku akan menyelamatkan orang-orang bak pahlawan. Walaupun tidak pahlawan-pahlawan sekali.

Ternyata Zephran mendengar ucapanku dan itu membuatnya berdecak, "Omong kosong."

Aku menatapnya tajam sembari memicing.

"Kau Zephran, apa pun keputusanmu, yang penting bebaskan mereka," sahut ratu lalu menatapku, "Untukmu nona Naphne, kau berhak menolak permintaan Zephran, pikirkanlah matang-matang keputusanmu dahulu. Aku permisi ...," tutup Ratu dengan tersenyum menatapku dan ibu, lalu meninggalkan kami di ruang tengah, sepertinya ratu dari kerajaan Akalie ini sedang ada urusan penting.

Tak lama kepergian ratu, aku berpamitan pulang kepada Alardo, Alardo mengangguk dan mengantarkan aku dan ibu sampai pintu, aku yang hendak mengekor mengikuti langkah kaki ibu dan Alardo di belakang mereka, tiba-tiba ditahan oleh Zephran.

"Aku tunggu keputusanmu hanya sampai besok, gadis kotor. Ingat, jika kau salah mengambil keputusan, akan aku tahan kembali ibumu beserta orang-orang yang tidak bersalah itu," bisiknya di telingaku bak sinetron-sinetron jahat yang sering aku tonton di rumah.

Aku menatapnya tajam tepat di manik matanya yang berwarna biru. Zephran tak kalah menatapku tajam sembari menyeringai.

Melihat matanya yang tajam aku jadi ragu, apakah aku berubah pikiran saja dan diam-diam kembali ke duniaku? Mau cari ke ujung dunia ini dia tidak akan menemukanku.

Ucapan Zephran membuatku melotot menatapnya, "Jangan coba-coba untuk kabur dariku, gadis kotor." Zephran pun memutuskan padangannya padaku dan berlalu meninggalkanku.

Sialan kau, Zephran! Tanpa kau berkata seperti itu, aku akan bersedia menjadi pelayan pribadimu pria licik. Kau tidak akan tahan dekat-dekat denganku, lihat saja!

• • •

A/N:

Wadoo, si Lyssa jadi pelayan pribadi Zephran?!

Huaa, kira-kira bakal ada kejadian menegangkan apa aja ya di antara mereka, akankah ada pertumpahan darah dari mereka berdua? /plak!

Stay tune terus ya!

Makasi yang udah baca dan makasii yang udah nunggu updatenya!

hope u like it!

Jangan lupa tekan 🌟 dan komen biar aku semangat nulisnya, heheh!

regards,

.Mosya Caramello.

29/Juni/2019

DzaldzaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang