24: Helen

6.3K 692 15
                                    

Dengan cekatan, pelayan itu langsung membawa Pasia, dan Zephran pun meninggalkan aku bersama kepala pelayan.

Semoga saja Pasia memang hanya ditaruh di tempat hewan.

Setelah Zephran pergi, meninggalkanku dengan wanita yang sudah cukup tua sebagai kepala pelayan di istana ini, dia tersenyum kepadaku, namun senyumnya dingin, sama sepeti Zephran. "Namaku Helen, kepala istana di sini," ucapnya memperkenalkan diri kepadaku sembari menjulurkan tangan.

Aku menyambut tangannya sembari tersenyum juga. "Aku Alyssa, kau bisa memanggilku Lyssa."

Helen mengangguk. Lalu pergi berlalu, menyuruhku untuk mengikutinya. Helen langsung mengajakku ke ruang khusus tempat para kamar pelayan berada. Cukup terbelakang dari istana. Yang aku kira ruangan untuk para pelayan tidak terlalu besar, ternyata cukup besar. Besarnya sama seperti aula sekolahku dulu. Ruangan ini terdiri dari beberapa kamar untuk para pelayan, dapur untuk para pelayan, dan ruang santai berada di tengah antara kamar-kamar yang mengelilinginya.

Aku yakin jika para pelayan di duniaku melihat ini, pasti mereka langsung berbondong-bondong untuk ikut bekerja di sini.

Helen menuntunku ke pintu kayu mahoni, dia membuka pintu, ternyata ini kamarku. Kamar yang lumayan besar.

"Ini kamarmu, masing-masing kamar diisi dua orang. Dan kau bisa berkenalan dengan teman sekamarmu nanti," jelasnya kepadaku.

Aku mengangguk. "Apakah teman sekamarku seorang laki-laki?" tanyaku bercanda. Helen langsung melotot tidak suka. "Astaga, aku hanya bercanda," sambungku. "Aku heran, kenapa orang-orang di istana tidak ada yang bisa diajak bercanda."

Helen hanya membalasku dengan wajah datarnya, dan berucap sebelum pergi, "Lebih baik kau bergegas merapikan barang-barang mu." Dia pun berlalu meninggalkanku.

Aku mendengus sembari menutup pintu kamar, "Barang-barang apa. Aku saja tidak membawa apa-apa!"

Benar. Aku hanya membawa tas rajut dari ibu Rose yang diisi koin oleh ibu Rose. Kata ibu Rose uang ini untuk kebutuhanku, kalau-kalau aku ingin membeli sesuatu. Sebenarnya, aku tidak yakin kalau uang ini akan terpakai.

Aku mengedarkan pandangan di kamar ini. Tidak terlalu besar tapi cukup untuk ditempati dua orang. Terdapat dua kasur berada di sisi kanan dan kiri. Sebelah kiri menurutku sudah di tempatkan oleh pasangan kamarku, karena seprainya sudah dipasang, dan terdapat barang-barangnya di atas nakas.

Aku berjalan ke arah kasurku, dan mendudukinya. Cukup empuk. Karena kasurku belum dipakaikan seprai, aku mendekati almari yang berada dekat kamar mandi. Untunglah di bagian atas almari ada satu seprai berwarna putih bersih. Aku mengambilnya dan memasangkan ke tempat tidurku.

Aku menghampiri jendela, dan membukanya, di balik jendela kamarku ternyata menampakkan taman belakang istana yang sangat luas. Astaga, aku jadi teringat bahwa Zephran memberiku waktu setengah jam untuk mempersiapkan diri.

Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling. Sial, tidak ada jam satupun! Bagaimana aku ingin tahu ini pukul berapa!?

• • •

A/N:

Liat matahari dong Lys! Dasar anak kota wqwq.

makasii yang udah baca sampe sini, hope you like it<3

jangan lupa tekan 🌟 dan komen yaa!

regards,

. Mosya Caramello .

26/Juli/2019

DzaldzaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang