35: Frontier Castle

5.6K 619 12
                                    

Setelah ia sampai ditempat wanita tua itu berjalan, wanita tua itu sudah tidak ada lagi....

      Zephran yakin, ia benar-benar melihat seorang wanita yang berjalan di tengah hutan, sendirian. Lalu dengan tanpa jejak wanita tua itu hilang entah kemana. Zephran mencoba mengedarkan pandangannya di sekitar, mungkin saja wanita itu bersembunyi, tapi hanya rumput liar lah yang Zephran temukan. Dengan yakin Zephran merasa wanita tua itu pasti salah satu penyihir jahat Clarzea. Dengan cepat, Zephran memutar kudanya dan kembali menuju kastil perbatasan.

* *

      Kuda yang Alyssa tunggangi bersama Ru, akhirnya sampai juga di kastil perbatasan. Alyssa turun, dan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Ru. Kalau tidak ada Ru, mana mungkin Alyssa bisa menyusul ke perbatasan.

     Alyssa berjalan menuju kastil di depannya, yang tidak sebesar kastil istana kerajaan Akalie. Bahkan, kastil kecil ini dindingnya sudah banyak yang retak dan cat yang kusam. Orang-orang di halaman sibuk akan kegiatannya masing-masing. Sampai ada sesama pelayan menghampiri Alyssa.

     "Darimana saja, kau?" tanyanya dengan berbisik. "Kau tahu, pangeran mencari mu!" lanjutnya, lalu pergi melanjutkan kegiatannya. Alyssa tersenyum masam, habislah dia, sudah pasti pangeran itu akan memberinya hukuman kembali. Toh, dirinya juga sudah mulai terbiasa dengan hukuman yang diberikan oleh pangeran jahat itu!

     Alyssa menatap Pasia di kakinya. "Kau dengar itu, Pasia?" Pangeran mencariku, sudah pasti nanti ia akan memberiku hukuman, karena selalu tidak tepat waktu," curahan hati Alyssa kepada Pasia.

     "Pasti sangat melelahkan bukan, menjadi pelayan pribadinya?" tanya Pasia dengan agak iba, yang membuat Alyssa terkekeh, "Apakah kau sedang iba kepadaku, Pasia?" Dengan cepat Pasia menjawab, "Tidak!"

     Alyssa tersenyum. "Baiklah, terserah dirimu. Ayo, kita lihat kamar kita," lanjutnya dengan nada semangat.

"Ingat Lys, ini bukan liburan!"

Mereka pun masuk ke kastil, kastil kecil itu tampak membosankan, tetapi tidak menyurutkan akan semangat Alyssa.

"Di mana kamarku?" tanyanya kepada wanita pelayan setelah berpapasan.

     "Kamarmu? Maksudmu, kamar kita. Karena kamar khusus pelayan di sini hanya satu ruang dengan jejeran kasur," ucap pelayan itu menjelaskan. Walaupun begitu, Alyssa tetap tersenyum riang. "Tidak masalah, pasti itu akan seru sekali!"

"Tapi aku tidak ingin anjing itu ikut masuk!"

Alyssa cemberut, "Oh, ayolah! Walaupun terlihat lusuh tapi anjingku ini bersih dan harum, kau boleh mengendusnya."

"Hei, aku tidak lusuh!" gonggong Pasia tidak terima dengan ucapan Alyssa.

"Kau dengar, bahkan anjingku saja menggonggong, tanda bahwa dia setuju akan ucapan ku," ujar Alyssa kembali, tidak menghiraukan Pasia.

Pelayan itu mengangguk, "Baiklah."

Alyssa pun melanjutkan langkahnya kembali, ke arah lorong belakang, menuju kamar para pelayan.

"Stop, Lyssa!" teriak Pasia. Alyssa yang selangkah lebih depan dari Pasia berhenti, dan menghadap Pasia, siap mendengarkan apa yang akan Pasia ucapkan. "Kita harus meluruskan ini," gonggong Pasia dengan serius.

"Pertama, aku tidak lusuh," jelas Pasia, masih tidak terima dikatakan lusuh oleh Alyssa. Alyssa memutar bola matanya, dan melanjutkan langkahnya kembali, tidak menghiraukan Pasia.

Pasia kesal, namun ikut mengekor sembari menggerutu, "Dasar perempuan gila!"

"Aku mendengarnya, Pasia," ucap Alyssa dengan santai masih sembari berjalan.

• • •

A/N:

Hai, ada yang belum tidur?

Aku bawa part lagi nih, walaupun gak ada adegan pentingnya, tapi seenggaknya bisa nutupin kangennya aku sama bacotannya Pasia sama Lyssa, hehe.

Btw, di sini lagi hujan, buat ide ikut mengalir bersama derasnya hujan😆

Jangan lupa tinggalkan jejak dan beri kritik serta saran ya buat aku:D

Thx semuanya.

Regards,

.Mosya Caramello.

12/3/20

DzaldzaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang