Danilo mengajakku mengelilingi desa, seperti yang ia ucapkan di pasar tadi, akan bertemu denganku saat mulai senja.
Dan sekarang di sinilah aku, berada di kafe yang desainnya masih sangat kuno. Seperti di film-film Cowboys yang sering aku tonton.
Danilo berkata, aku harus menenangkan emosiku. Dengan ajakannya tadi aku menurut, mungkin memang benar, aku harus meredakan amarahku dengan mencari angin.
"Jangan terlalu dipikirkan, Alyssa. Aku akan membantu mu besok. Tapi, aku mohon hari ini jangan selalu bergelung dengan pikiranmu. Dan tersenyumlah." Danilo tersenyum menatapku. Beruntunglah aku bertemu dengan Danilo di pasar tadi.
Ia sangat baik, sampai-sampai menutup dagangannya demi mengantarkan aku pulang tadi.
Aku tersenyum. "Baiklah, Danilo."
Aku menatap ke sekelilingku. Dominan lelaki di kafe ini–perempuan hanya beberapa. Tapi yang membuatku heran, beberapa lelaki di sini menatapku terang-terangan. Apakah ada yang salah denganku?
Aku memajukan wajah, lalu berbisik pelan di depan Danilo. "Apakah ada yang salah denganku, Danilo? Mengapa mereka menatapku tidak berkedip?" Aku melirik orang-orang yang menatap.
Danilo ikut melirik orang-orang yang aku lirik, ia terkekeh, "Karena kau sangat cantik, Alyssa. Bahkan kecantikanmu berbeda dengan para anggota kerajaan."
Wajahku memerah. Lalu menunduk tersipu. Di duniaku, biasanya aku hanya merespon pujian teman-temanku dengan wajah datar. Tapi entah mengapa di dunia ini–mereka yang memujiku cantik, membuatku senang. Apalagi Danilo berkata kecantikanku berbeda dari anggota kerajaan. Ah, pujian ini membuatku besar kepala saja.
Mengingat ini membuatku tiba-tiba terpikir keadaan rumah di duniaku. Apakah ibuku mencariku? haha, mana mungkin Alyssa. Wanita itu pasti senang kau menghilang tiba-tiba. Itu yang selama ini yang wanita itu mau, bukan, pikiranku menjawab pertanyaanku sendiri.
"Hey, Alyssa. Kau baik-baik saja?" Danilo melambaikan tangannya di depan wajahku dengan menatapku cemas.
Danilo berucap kembali, "Jika kau tidak betah di sini. Kita bisa mencari tempat lain."
Aku kembali tersadar, dan menatap Danilo sembari tersenyum. "Tidak, aku suka tempat ini."
"Kau membuatku khawatir, karena wajahmu tiba-tiba menampakkan wajah sedih. Apa kau teringat Rose?" desah Danilo.
Aku menggeleng. "Sebenarnya ... ada yang ingin aku ceritakan kepadamu, Danilo." Mungkin ini jalan yang terbaik, dengan aku menceritakan tempat aku berasal, yang berasal dari dunia berbeda dengan dunia mereka.
Karena saat ini, yang dapat menolongku hanyalah Danilo, untuk menyelamatkan ibu Rose. Aku harus terbuka dengannya.
• • •
A/N:
Eh, Lyssa, mau buka²an apaan dulu, nih? /plak
Komentarnya untuk part ini?
Jangan lupa tekan 🌟!kecup manja dari,
.Mosyacaramello.
29/April/2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Dzaldzara
FantasíaPernah menginjak rank #1 Fantasy, #1 Kerajaan on 2021 dan rank #1 Romantis on 2022. Disarankan follow sebelum baca, biar nyaman bacanya. ••• Tanganku...