50: Forest

368 25 13
                                    

Vrindel berdiri di depan lukisan Dzarine, menatap sendu dan sedikit gusar. Ia menyentuh lukisan itu dengan lembut. "Jika memang ramalan itu benar... aku tidak sabar menantinya...," ucap Vrindel menatap mata di lukisan milik Dzarine sepersekian detik, lalu ia pun berbalik dan berjalan mengarah ke belakang kastil.

Di halaman belakang kastil, Vrindel menyaksikan para penyihir remaja yang sedang berlatih kekuatannya masing-masing. Ia menghampiri seorang remaja laki-laki yang masih belum baik mengontrol kekuatannya. 

"Kau harus rasakan kekuatan itu dari pikiran lalu mengalir ke sekujur tubuhmu, buat tubuhmu nyaman menerima kekuatan itu, lalu keluarkan secara perlahan." Vrindel memejamkan matanya, anak itu pun mengikutinya. "Rasakan aliran kekuatan itu, kau yang harus mengontrol kekuatan itu di tubuhmu. Jangan biarkan kekuatan itu mengontrol tubuhmu," bisik Vrindel sembari membuka matanya.

Remaja berambut kecoklatan itu pun menarik nafas dalam dan dihembuskan perlahan, lalu membuka matanya dan menatap tajam ke tumpukan jerami, dalam sedetik jerami itu langsung hangus terbakar. Anak itu tersenyum gembira, ia bisa mengontrol kekuatan apinya sehingga tidak merembet kemana-mana.

Bersamaan dengan Vrindel tersenyum, ada yang memanggilnya di belakangnya. Vrindel menghampiri dan penyihir itu menyampaikan berita bahwa Alyssa telah hilang dari istana Akalie. "Zarea sudah bergerak, kita harus menemukan Alyssa sebelum dia dihabiskan oleh Clarzea Witch."

Oh, astaga, Vrindel harap Alyssa baik-baik saja. Ya, Vrindel tahu Alyssa perempuan pintar dan tidak semudah itu percaya orang lain, namun, terkadang sifatnya yang polos itu dapat dimanfaatkan oleh orang lain. Satu harapan Vrindel..., ia berharap Alyssa dapat bertahan dengan mengandalkan tubuhnya sendiri dan Vrindel harap, Alyssa dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.  Itu saja, ya itu saja.

* * *

Hentakkan suara kaki kuda meramaikan suara hutan yang tenang, melewati lembah hutan yang rimbun, lalu melewati desa, namun pelayan itu tidak ketemu juga. Tidak-tidak, masih banyak tempat yang harus Zephran datangi, pangeran itu pasti akan menemukan pelayannya itu.

Mata tajam Zephran menatap ke depan, fokus memacu kudanya di jalan setapak hutan. Suara hentakkan kaki kuda Zephran berpadu dengan hentakkan kuda yang lain—kuda yang dibawa oleh para pasukannya. Zephran memacu kudanya melesat dengan cepat, pikirannya hanya tertuju kepada pelayannya itu. Ya, dirinya tahu masih banyak pelayan lain, namun pelayannya kali ini sangat menghibur dirinya yang senang melihat orang lain kesusahan karena dirinya, dan pelayannya itu sangat memenuhi kriteria untuk menjadi bahan bulanan ia tiap hari.

Wanita berbadan kecil berambut panjang hitam legam dengan kulit putih dan lembut seperti salju..., wanita itu, wanita yang sangat ia nikmati jika membuat wanita itu kesal, suatu hiburan bagi bangsawan seperti dirinya melihat orang lain tersiksa karenanya.

Ya, itulah pikiran Zephran selama ini tentang pelayannya itu, tapi tidak ada yang tahu bagaimana isi hatinya, bukan?

Kuda paling depan dari pasukannya berhenti tiba-tiba menandakan ada yang menghalangi jalan yang hendak kuda itu lewati. Zephran pun ikut menghentikan kudanya.

Seorang pria bertubuh sedang dengan kulit sawo matang berdiri di depan kuda pasukan Zephran, menghalangi jalan yang hendak mereka lewati. Pria itu menyeringai, memberi tatapan tajam ke arah Zephran.

"Minggir kau, biarkan kami lewat," titah kapten dari pasukan Zephran, memerintah untuk segera pergi agar tidak menghalangi jalan.

Pria itu tidak menggubris masih dengan seringai menyeramkan terpatri di wajahnya. Pasukan Zephran mengeluarkan pedangnya memberi ancaman agar pria itu segera minggir. Pedang itu hendak di arahkan ke kepala pria tersebut, namun tiba-tiba pria itu sudah berpindah tempat di belakang anak buah Zephran tersebut dan mematahkan kepala pria yang sudah mengancamnya dengan pedang.

Oh, pria itu adalah seorang penyihir dengan kekuatan teleportasi, tentu saja Zephran bersama pasukannya harus berhati-hati. Zephran mengangkat pedangnya, siap menghunus kepala penyihir jahat itu, namun itu tidaklah mudah. Penyihir itu selalu menghilang dan muncul di belakang mereka.

Para pasukan membangun formasi saling mendekatkan punggung dan mengitari sekeliling mereka, sehingga tidak ada cela penyihir itu untuk berada di belakang tubuh mereka.

"Ha-ha, itu saja kemampuan kalian? tidakkah kalian ingin menjadi sepertiku saja? memiliki kekuatan yang tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga, ho-ho," berang penyihir jahat itu, memamerkan kekuatannya kepada para manusia yang dia anggap lemah.

Zephran meludah, "Cuih, penyihir seperti kau adalah seorang pengecut." Zephran menurunkan pedangnya, "Hanya seorang pengecut yang menggunakan sihir, di saat lawannya tidak memiliki sihir sama sekali."

Penyihir lelaki itu murka dan menggeram, "Kalian adalah para ciptaan yang terlahir secara hina, terlahir lemah tidak ada daya apa-apa!" Penyihir itu membesarkan matanya, "Dan kau...,"  tunjuknya ke Zephran. "Beraninya kau mengatakan aku pengecut!"

Penyihir itu mendekat ke arah Zephran, pasukan Zephran menyiapkan pedangnya, Zephran masih menatap dengan tatapan menantang ke penyihir tersebut. Tangan terjulur dari seorang penyihir tersebut meragakan seperti ingin mematahkan leher Zephran.

Sak!

Penyihir itu langsung terjatuh tidak berdaya.

Kaki Zephran menginjak dada penyihir tersebut yang sudah berlumuran darah. "Selain pengecut ternyata kau bodoh juga," kekehnya, lalu meludahi wajah penyihir yang sudah tidak bernyawa.

Penyihir itu tidak sadar bahwa Kapten dari pasukan Zephran menghilang di saat Zephran memancing emosi dengan mengatakannya seorang pengecut tadi. Semata-mata untuk mengecoh agar kapten dapat mengambil posisi di belakang penyihir, lalu menghunuskan pedangnya tepat di dada. Sungguh kerjasama yang cepat.

Mereka melanjutkan perjalanannya lagi, mencari Alyssa yang hilang....

• • •

a/n:

halo halo, cek ombak dlu. pemanasan dluu ygy.

buat kamuu, cerita ini alurnya cukup lambat, jadi kalo kamu yang gabisa baca cerita yang alur lambat mending skip, wkwk. krna aku membuat cerita ini dengan alur lambat.

yg kemaren kena prank maapin ya, salah publish chapter, hehe.

yuk yuk vote dan komen banyak2.

*pura2 gainget kalo udh ga upd 2tahun*

regards,

. mosya caramello.

29/Mei/24

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DzaldzaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang