#4 (Misi Rahasia)

13 1 0
                                    

Park Hyo Jin POV

Jejeran merek dan jenis produk skin food di salah satu lorong pusat perbelanjaan sukses membuat langkahku terhenti. Aku mengambil salah satu body butter, membuka tutupnya dan mencium aroma cokelat yang menguar dari sana sambil tersenyum. Niatku untuk membelinya sudah mencapai 80%, namun saat melihat nominal '25.000 won' tercetak kaku di samping barcode, tanganku secara natural meletakkan benda itu kembali. Troliku sudah hampir penuh dan uang satu juta won yang kumenangkan kemarin lusa tinggal tersisa 300.000 ribu saja.


"Ah, aku sudah mencobanya dan itu tidak bagus," ujarku tiba-tiba. Wanita yang sejak tadi berdiri di sebelahku tersenyum heran dan mengangguk-angguk. Aku bicara begini bukan tanpa alasan. Bagaimana kalau dalam hati ia menganggapku sebagai anak muda yang pelit? Dipergoki sedang mengembalikan barang setelah melihat harga merupakan hal gawat bagi wanita.


Tak mau semakin pusing, aku segera berbalik dan bersiap mendorong troli kembali. Namun, gerakanku tertahan karena suara potongan lagu irresistible milik One Direction mengalun kencang dari dalam troliku. Aku segera mengambil tas yang tertumpuk di antara barang belanjaanku itu dan mencari-cari handphone sambil ikut bersenandung.


"Yaa! Angkat ponselmu! Berisik!" seru seorang wanita yang tampak sebaya denganku. Aku mendelik ke arahnya dan sengaja bernyanyi lebih kencang lagi. Enak saja mengaturku! Wanita itu meletakkan toner yang sedang ia pegang dengan kesal lalu pergi sambil menyumpahiku.


"Bagus! Pergilah yang jauh! Dasar makhluk goa! Tak pernah dengar lagu, ya?" cecarku tak mau kalah. Saat gadis itu sudah berbelok, aku baru menggeser kursor jawab di bawah nama 'Jill' dan menempelkan layarnya di telinga.


"Hallo?"

[Hey, Hyo Jin apa kabar?]

"Ini siapa, ya? Aku tahu namamu Jill. Maksudku kita kenal di mana?" tanyaku tanpa basa-basi.

[Kita satu SMA, loh! Kau tak ingat? Kita pernah sekelas dua kali."

"Begitu, ya? Ada urusan apa?" Aku menyandarkan tangan kiri di troli dan mendorongnya pelan.

[Boleh aku minta bantuan?]

"Apa keuntungan yang kudapat jika aku membantumu?" Aku masih memasang ekspresi tanpa minat. Kalau imbalannya tidak wah, jangan berharap aku berkata 'Ya'.


[Aku akan membayarmu.]

"Berapa?"

[300 ribu won.]

"500 ribu."

[A-apa? Jangan, dong! Turunkan sedikit. Aku kan masih kuliah.]

"Oke, oke, bagaimana jika 300.000 ditambah paket skin food komplit, termasuk body butter, body lotion, body mist dan BB cream."


[Ya Tuhan!] gumamnya dari ujung telepon. Aku melihat layar ponselku kembali untuk memastikan ia tidak langsung mematikannya.


"Kalau tidak mau, cari orang lain sa—"

[YAA Park Hyo Jin! Kau bahkan belum tahu aku minta bantuan apa! Dasar!]

"Oh iya, ya! Hahaha. Memangnya soal apa? Tapi tunggu dulu, imbalannya sudah deal, kan?"

[Iya, iya. Begini aku—]

Let Love LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang