#7 (Pertemuan Lainnya)

12 1 0
                                    

Park Yu Jin POV

Sejauh ini, hari keduaku berlangsung normal. Aku belum menabrak tiang atau mempermalukan diri di depan CEO itu. Tapi untuk berjaga-jaga, aku tetap berdoa sungguh-sunguh dalam hati agar semua kelancaran ini bertahan sampai nanti sore. Aku tidak mau melakukan hal konyol setiap berada di gedung mewah yang sekarang sudah menjadi kantorku ini, J'S.


Setelah mengecek isi clear holder biru yang kubawa dari rumah, aku berdiri dari meja kerjaku dan berjalan menuju ruangan James. Entah ini kabar baik atau buruk, tapi meja kerjaku berada di lantai yang sama dengan ruangannya. Lantai empat. Walaupun awalnya lantai ini membuatku sangat tertekan, namun lama-lama aku mulai terbiasa dengan uniknya penempatan tiang di sini. Aku menganggap keterbiasaan itu sebagai kemajuan. Bagaimana tidak? Sejujurnya aku mulai ragu antara harus kagum atau marah pada arsitek gedung ini. Aku yakin dia sedang ada masalah pribadi saat membangun J'S.


Tok Tok Tok


Setelah terdengar teriakan 'masuk' dari James, aku baru mendorong pintunya perlahan.


"Aku membawa desain logo yang kau minta," ucapku.

"Duduklah!" Aku menutup pintunya kembali dan duduk di hadapan James. Pria itu menyingkirkan semua dokumennya ke pinggir, lantas menerima clear holder yang kusodorkan dengan wajah takjub.


"Semuanya sudah selesai? Ini dua hari lebih awal dari kesepakatan kita."

"Bahkan sebelum kita membuat kesepakatan itu, aku sudah menyelesaikan semuanya." James melirikku sekilas kemudian kembali memerhatikan beberapa macam logo restoran daging yang kubuat ulang. Semuanya baru dan orisinil.


"Bagaimanapun itu salahku, dan aku harus tanggung jawab," lanjutku. James tersenyum tipis tanpa mengalihkan objek pandangnya. Ini benar-benar konyol, tapi melihat senyum tipis itu, seketika aku merasa seperti sedang menonton CEO muda yang hanya ada dalam drama. Aku baru sadar kalau ternyata ia bisa lebih tampan dari James yang biasa. Dan hei... kenapa dia harus tersenyum pada desainku? Kenapa tidak padaku saja? Aku benar-benar penasaran bagaimana rasanya.


"Saya menyukai semuanya."

"Termasuk pembuatnya?" Aku mendesis sangat pelan dan terkikik geli, berpikir dia tak mungkin bisa mendengarku.


"Saya menyukai semua desain Anda." James mengangkat kepala dan berucap dengan nada menegaskan. Sekejap senyumku menghilang. Ya Tuhan dia tidak mendengar ucapanku, kan? Aku merasa seperti sedang ditangkap basah. Aku bersumpah akan membenturkan kepalaku ke semua tiang di lantai empat jika dia sungguh mendengarku.


"Oh, terima kasih." Aku setengah meringis.

"Dari dulu kau memang tak pernah mengecewakanku." Kali ini dia yang bicara sangat pelan.

"Apa?" Ini pertama kalinya aku mendengar ia bicara banmal, dan yang lebih mengejutkannya lagi adalah dia bilang sejak dulu aku tak pernah mengecewakannya. Sejak dulu kapan? Memangnya kita pernah kenal?


"Tidak. Bukan apa-apa."

"Tadi kau bilang..."

"Saya tak bisa memilih satu dari ini," selanya cepat.

"Kenapa? Katanya kau suka semua?"

"Bukan masalah itu. Adik saya yang akan mengerjakan proyek restoran ini. Jadi dia yang akan memilih logonya," jelas James sembari membuka flip case ponselnya dengan jempol. "Sebentar." Detik berikutnya layar sentuh ponsel tersebut sudah menempel di telinganya.

Let Love LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang