#26 (CCTV)

7 2 0
                                    

Park Yu Jin POV

"Anak ini benar-benar!" Aku mendengus begitu melihat pesan Hyo Jin. Dia pasti sedang bersama L.Joe. Aku tahu anak satu itu memang tidak bisa dipercaya.


Aku berusaha mengabaikan pesannya, tapi tidak bisa. Jadi saat ini L.Joe sedang meresmikan restorannya, ya? Tapi kenapa James tidak datang? Aku refleks menoleh ke ruangan sebelah, dan yang kudapati hanyalah pantulan bayanganku sendiri. Aku tahu mereka memang tidak terlalu dekat, tapi kurasa ini agak keterlaluan. Bagaimanapun mereka adalah saudara. Kalau Hyo Jin sampai mengirimiku pesan 'bunuh diri' begini, pasti ada sesuatu yang terjadi.


Aku pun berdiri dan bergegas menuju ruangan James. Setelah terdiam cukup lama di depan pintu ruangannya, akhirnya tanganku mulai bergerak untuk mengetuk, dua kali, tiga kali, tetap tak ada jawaban. Dengan segala keberanian yang ada, aku membuka pintu itu perlahan-lahan.


"Siapa yang memperbolehkanmu masuk?" sambut James dingin, tanpa mengalihkan tatapannya sama sekali dari kertas.


Aku membungkuk meminta maaf dan hendak menutup pintunya lagi. Namun urung begitu teringat pesan Hyo Jin tadi. Gadis itu menulis 'kau boleh mengurungku seumur hidup', aku tahu Hyo Jin memang gemar melebih-lebihkan segalanya, tapi sepertinya ini memang keadaan gawat.


James mengangkat kepalanya begitu aku berhenti di depan mejanya.


"Apa maumu?"

"Datanglah ke peresmian restoran L.Joe."

"Sejak kapan kau merasa berhak untuk mengaturku?"

"Dia adikmu."

"Aku sedang sibuk."

"Tapi dia adikmu." Aku melirik kertas-kertas di mejanya dan mengernyit. "Lagi pula tidak seharusnya kau mengerjakan itu. Itu semua pekerjaanku. Tanggung jawabku." James meletakkan penanya dengan keras, lalu menatapku tajam.


"Oh? Jadi kau sudah mengerti tanggung jawab sekarang?"

"Maaf?" tanyaku sambil mengernyit tidak terima. Apa maksudnya itu.

"Kau bahkan tak tahu jadwalku."

"Tunggu dulu! Kau marah karena itu? Aku hanya lupa, James. Hari ini aku benar-benar tidak dalam kondisi baik, semua orang membenciku gara-gara postingan itu. Dan.. "


"Dan itu artinya kau tidak profesional," sela James.

"Okay, aku minta maaf," balasku menyerah.

"Keluar dari ruanganku!"

"Tidak sebelum kau juga keluar dari sini dan menghadiri acara L.Joe," ujarku sengit. Mengagumkan. Aku bicara begini pada salah satu orang paling kaya di Korea Selatan.


Sesaat kemudian James berdiri sambil menyambar jasnya.


"Oke," katanya.


Aku terbelalak karena tak menyangka membujuknya pergi ternyata semudah ini.


"Tapi kau tak boleh keluar dari sini. Jam berapa pun aku kembali, kau harus masih ada di sini!"

Let Love LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang