#20 (A Day With Mr. CEO)

9 1 0
                                    

Park Yu Jin POV

Kami memang berjodoh. Tepat saat aku keluar ruanganku, James memasuki ruangannya. Aku segera berlari dan menahan pintu itu sebelum tertutup, lalu ikut masuk bersamanya. James yang baru berbalik—untuk duduk di kursi—tersentak melihatku tiba-tiba berada di hadapannya, sedang bertolak pinggang.


"Kau tak bisa mengetuk pintu?"

"Aku tak perlu mengetuk kalau pintunya terbuka."

"Oke, ada apa?"

"Adikmu menculik adikku."

"Apa?" James melotot kaget.

"Sekarang cepat telepon adikmu!"

"Hei, tunggu! Apa buktinya jika adikku yang melakukannya?"

"Kubilang cepat telepon dia!!"

"Tidak, sebelum kau memberiku bukt—"

"JAMES CEPAT!!!"

"OKE OKE KUTELEPON!"


James mengangkat ponselnya dengan kesal, lalu sesaat kemudian... "Tidak aktif."


"Ponsel Hyo Jin juga tidak aktif. Cih, ke mana kira-kira anak itu membawa adikku?"

"Mana aku tahu!"

"Kau kakaknya!"

"Lalu bagaimana bisa kau membiarkan adikmu dibawa kabur? Kau kakaknya! Terlebih kau tinggal serumah dengannya!"


"Aku tak membiarkan dia kabur! Anak itu kabur sendiri."

"Berarti kau yang bermasalah. Dia tak akan kabur kalau—"

"JAMES!!! Ini bukan momen yang tepat untuk bertengkar! Adik kita hilang! Teleponlah seseorang! Lakukan sesuatu seperti kau memata-mataiku dulu! Kukira kau orang canggih."


Pria itu mendengus. "Aku akan menelepon tukang bersih-bersih di apartemennya." James mengangkat teleponnya lagi.


"Kalian berdua tinggal sendiri-sendiri?"

"Kami hanya bertemu enam bulan sekali, atau setahun sekali, saat natal." James masih menunggu nada sambung. "Atau biasanya dia datang lebih sering jika aku menghentikan transferan bulanannya." Pria itu masih sempat-sempatnya terkekeh. Dan detik berikutnya teleponnya diangkat.


Aku menunggu dengan tidak sabar, bersedekap sambil mengentak-entakkan kaki.


"Dia tak pulang semalaman." James menurunkan ponselnya.

"Bagus." Aku langsung mengusap muka. Bisakah sehari saja Hyo Jin berhenti membuatku frustrasi? "Lalu ke mana? Apa anak itu punya apartemen lain? Atau villa?"


"Terakhir yang aku tahu, dia punya lebih dari enam villa. Dan informasi itu belum diperbarui sejak delapan bulan."


"Benar-benar gila! Keluarga macam apa kalian?"

"Itu yang kupertanyakan sejak dulu!"

"Telepon seseorang!" Aku berteriak.

"Aku sedang melakukannya!" James balas berteriak. Dia memang sedang mengangkat ponsel, dan aku malah berteriak 'telepon seseorang' seolah pria itu hanya duduk diam saja. Jangan salahkan aku. Aku hanya panik.

Let Love LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang